Penangkapan Anak Kyai Cabul Jombang

Viral Aksi Heroik Kapolres Jombang Tenangkan Simpatisan Cegah Pertumpahan Darah Saat Amankan MSAT

Viral di media sosial aksi yang dilakukan oleh Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat yang berupaya menenangkan simpatisan MSAT di Pondok Pesantren

Editor: faridmukarrom
Istimewa
Viral aksi Kapolres Jombang AKBP Moh Nur Hidayat tenangkan Simpatisan MSAT 

TRIBUNMATARAMAN.com | JOMBANG - Viral di media sosial aksi yang dilakukan oleh Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat yang berupaya menenangkan simpatisan MSAT di Ponpes Siddiqiyah Jombang.

Diketahui MSAT pelaku pencabulan santriwati akhirnya bisa dibekuk dan ditahan oleh penyidik Polda Jatim.

Penangkapan MSAT juga tak mudah, mengingat pelaku merupakan anak kiai MM Pimpinan Pondok Pesantren Siddiqiyah Jombang.

Bahkan beberapa kali polisi kesulitan karena MSAT punya masa yang berupaya melindungi dari penangkapan polisi.

Tak terkecuali saat ratusan anggota Brimob Polda Jatim dan Polres Jombang yang mengepung Pondok Pesantren Siddiqiyah Jombang.

Ternyata saat pengepungan Pondok Pesantren, juga dibarengi perlawanan dari simpatisan MSAT yang punya masa hingga ratusan orang.

Tak ingin adanya perpecahan atau pertumpahan darah antara petugas kepolisian dan simpatisan. Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat nampak berupaya menenangkan warga.

Aksi AKBP Moh Nurhidayat bahkan sempat terekam oleh ponsel warga dan viral di media sosial.

Dalam video itu nampak Kapolres Jombang berkali-kali menyampaikan agar para simpatisan tetap tetang dan duduk.

"Saya berjanji petugas saya akan menahan diri, untuk bapak-bapak ibu semuanya lenggah (bahasa jawa halus artinya duduk). Mbah Yai sudah matur ke saya. Percaya sama Kapolres Jombang. Semuanya istirahat tenang. Saya baru saja ketemu mbah Kyai. Semuanya duduk istirahat ikuti dawuh mbah kyai"  ujar AKBP Muh Nur Hidayat.

Penampakan Wajah MSAT Saat Digelandang ke Rutan Medaeng 

Inilah penampakan wajah MSAT atau Mas Bechi tersangka kasus pencabulan santriwati di Pondok Pesantren Jombang.

Diketahui sudah 15 jam polisi melakukan pengepungan untuk tangkap MSAT yang dikenal 'licin' melarikan diri dari petugas.

Bahkan saat polisi datangi Pondok Pesantren, juga mendapat perlawanan dari simpatisan yang membela MSAT agar tak dibawa polisi.

Kini MSAT akhirnya bisa dibawa oleh jajaran Polda Jatim yang dipimpin langsung oleh Kapolda Irjen Pol Nico Alfinta.

Selanjutnya MSAT kemudian dititipkan oleh penyidik Polda Jatim ke Rutan Kelas 1 Surabaya, Medaeng, Kab Sidoarjo.

Asisten Pidana Umum (Aspidum) Kejati Jatim Sofyan, dalam jumpa pers penyerahan tersangka dari pihak penyidik kepolisian ke pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU). 

Wajah MSAT saat hendak dibawa ke Ruangan Isolasi Rutan Medaeng dan kanan MSAT saat dijemput di Pondok Pesantren Siddiqiyah Jombang
Wajah MSAT saat hendak dibawa ke Ruangan Isolasi Rutan Medaeng dan kanan MSAT saat dijemput di Pondok Pesantren Siddiqiyah Jombang (Kolase Luhur Pambudi dan Foto Istimewa)


 
Tersangka bakal didakwa, Pasal 285 KUHP Tentang Pemerkosaan dan Pencabulan terhadap Anak Dibawah Umur, Junto Pasal 65 KUHP, ancamannya pidana 12 tahun penjara. Atau Pasal 289 Junto Pasal 65 KUHP ancaman sembilan tahun penjara. Atau Pasal 294 KUHP Jo Pasal 65 KUHP pidana tujuh tahun penjara. 

Baca juga: MSAT Pelaku Pencabulan Santriwati Langsung Dijebloskan ke Ruangan Tahanan Isolasi Rutan Medaeng

Baca juga: Anak Kiai di Jombang yang Lakukan Kekerasan Seksual ke Santriwati Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

"Dengan kesempatan pertama ini, kami akan segera limpahkan ke PN Surabaya, dan tindaklanjuti persidangan," katanya di Aula Lantai 2 Gedung Rutan Kelas I Surabaya, di Medaeng, Sidoarjo, Jumat (8/7/2022). 

Dalam waktu dekat tersangka bakal segera disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, atau tidak disidangkan sesuai dengan locus delicti insiden kejadian di Kabupaten Jombang. 

Baca juga: Berita Populer Hari Ini: Siapa Sosok Dalang Disebut oleh Ayah MSAT yang Menjerat Anaknya?

Mengapa demikian, Kajari Jombang Tengku Firdaus mengungkapkan, keputusan tersebut, didasarkan pertimbangan aspek kondusivitas keamanan tempat persidangan. 

Upaya tersebut; memindahkan lokasi persidangan terhadap MSAT, sudah dilakukan oleh pihak Kejari Jombang dengan mengajukan surat ke Ketua Mahkamah Agung (MA) RI. 

"Kali ini didasarkan ketentuan pasal 85 KUHP. Atas dasar pertimbangan tersebut, Ketua MA RI menetapkan dengan keputusan nomor 170/KMA/SK/V/2022 tertanggal 31 Mei  2022, tentang penunjukan PN Surabaya untuk memeriksa dan memutus perkara pidana atas nama MSAT atau M Subchi," ungkap Firdaus. 

Sementara itu, Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Totok Suharyanto menegaskan, pelimpahan tersangka sebagai bentuk proses tahap ke-2, setelah berkas dinyatakan P-21, atas kasus MSAT, secara resmi telah dilakukan pada pukul 08.30 WIB, Jumat (8/7/2022). 


"Secara administrasi kita telah menyerahkan tahap ke-2, tersangka dan barang bukti. Kemudian diterima langsung oleh JPU sekaligus disaksikan dengan Pak Aspidum, dan Kajari Jombang. Mendasari pasal 8 ayat 3, tahap kita telah melaksanakan kewajiban sebagai penyidik untuk menyerahkan tersangka dan BB," ujar Kombes Pol Totok. 

MSAT tampak mengenakan kaus polo berkerah warna hitam. Kepalanya tertunduk seperti sangaja menghindari sorotan lensa kamera awak media. Sedangkan kedua pergelangan tangannya terbonggol. 

Sayang, ia memakai masker medis warna biru. Sehingga ekspresi wajahnya, tak begitu jelas tampak. Namun selama digelandang petugas Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, MSAT tampak lemas melangkahkan kakinya. 

Sekadar diketahui, perjalanan kasus dugaan kekerasan seksual yang menyeret MSAT, putra kiai kondang di Ploso, Jombang, terkesan timbul tenggelam, sejak dilaporkan pertama kali pada akhir tahun 2019, atau jauh sebelum adanya Pandemi Covid-19. 


Upaya paksa yang dilakukan polisi untuk menangkap tersangka, beberapa bulan terakhir, hingga Kamis (7/7/2022), karena berkas kasus tersebut sudah dinyatakan lengkap atau P-21 oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim, sejak Selasa (4/1/2022). 


Oleh karena itu, Kejati Jatim menunggu penyidik polisi menyerahkan berkas perkara sekaligus tersangka MSAT untuk segera disidangkan.


Hanya saja, sampai saat ini tersangka tak kunjung memenuhi panggilan kepolisian untuk menjalani tahapan penyidikan. Apalagi menyerahkan, diri. 


Sebenarnya, temuan dugaan kekerasan seksual dengan modus transfer ilmu terhadap santriwati yang menjerat nama MSAT pertama kali, dilaporkan korban yang berinisial NA salah seorang santri perempuan asal Jateng, ke SPKT Mapolres Jombang, pada Selasa (29/10/2019). 


Lalu, Selasa (12/11/2019), Polres Jombang mengeluarkan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP).


Hasil gelar perkara penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Jombang, MSAT dijerat dengan pasal berlapis yakni tentang pemerkosaan dan perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur atau Pasal 285 dan Pasal 294 KUHP.


Kemudian, pada Rabu (15/1/2020), Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim mengambil alih kasus tersebut. Namun MSAT tetap mangkir dalam setiap tahapan agenda pemeriksaan. 


Penyidik saat itu, bahkan gagal menemui MSAT saat akan melakukan penyidikan yang bertempat di lingkungan lembaga pendidikan tempat tinggalnya, di komplek ponpes, Jalan Raya Ploso, Jombang


Lama tak kunjung ada hasil penyidikan yang signifikan. kasus seperti tenggelam begitu saja, kurun waktu dua tahun. 


Namun, kasus tersebut, tiba-tiba menyita perhatian, tatkala MSAT mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri (PN) Surabaya untuk meminta kepastian status kasus hukumnya yang sudah dua tahun tanpa kejelasan.


Dalam permohonan praperadilan itu, termohon adalah Polda Jatim dan turut termohon adalah Kejati Jatim.


Dengan dalih, sebagaimana yang disampaikan Kuasa hukum MSAT, Setijo Boesono, saat itu, bahwa berkas kasus kliennya sudah beberapa kali ditolak oleh pihak kejaksaan, namun sampai saat ini belum jelas kepastian proses hukum berlanjut.


Namun pada Kamis (16/12/2021), pihak Hakim PN Surabaya menolak permohonan praperadilan MSAT. Alasannya, karena kurangnya pihak termohon, dalam hal ini Polres Jombang


Karena, proses penyelidikan dan penyidikan kasus ini hingga penetapan tersangka dilakukan oleh Polres Jombang. Polda Jatim dalam kasus ini hanya meneruskan proses hukum saja. 


Pihak MSAT masih mengajukan upaya hukum mengajukan gugatan praperadilan atas status tersangkanya ke PN Jombang pada Kamis (6/1/2022), dengan pihak termohon sama, yakni Kapolda Jatim, Kapolres Jombang, Kajati Jatim, dan Kajari Jombang. Namun, hasilnya tetap, yakni ditolak. 


Ditolaknya gugatan praperadilan MSAT sebanyak dua kali. Menegaskan proses penindakan hukum atas kasus tersebut, harus dilanjutkan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku yakni penangkapan paksa dengan menerbitkan DPO atas profil identitas MSAT, pada Kamis (13/1/2022).


Tak pelak, upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik kepolisian dan hasilnya berbuah penolakan, seperti video viral pada Jumat (14/1/2022). 


Kemudian, berlanjut pada pengejaran mobil MSAT yang kabur dalam penyergapan, pada Minggu (3/7/2022). Hingga Kamis (7/7/2022), Polda Jatim mengerahkan banyak pasukan melakukan penjemputan paksa. 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved