Berita Kediri

Kota Kediri Memiliki 86.316 Merchant Bisa Transaksi Dengan QRIS

Mulai tahun 2018, Pemerintah Kota Kediri menggunakan cara pembayaran non tunai termasuk dalam sisi pendapatan asli daerah.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Anas Miftakhudin
TribunMataraman.com/Didik Mashudi
Lunching Kediri Town Square sebagai mall Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), Jumat (8/7/2022). 

TRIBUNMATARAMAN.COM I KEDIRI -
Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kediri Moch Choirur Rofiq bersama Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melaunching Kediri Town Square sebagai mall Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), Jumat (8/7/2022).

Di Kota Kediri saat ini telah memiliki merchant sebanyak 86.318 yang bisa bertransaksi dengan QRIS.

Diharapkan penggunaan QRIS semakin meluas.

Peluncuran ini bersamaan dengan pre-event Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) yang diselenggarakan KPwBI Kediri.

Kepala KPwBI Kediri, Moch Choirur Rofiq mengatakan, dengan banyaknya jumlah merchant di Kota Kediri menunjukkan kegiatan ekonominya cukup luar biasa.

Banyaknya merchant yang sudah menggunakan QRIS diharapkan partisipasi masyarakat semakin bertambah lagi.

"Kita lihat saat pandemi kegiatan ekonomi banyak ditunjang oleh digital. Pola pembayaran masyarakat juga berubah menjadi non tunai. Ini perlu kita sambut bahwa kegiatan ekonomi dengan transaksi non tunai menunjukkan perekonomian kita sangat efisien," ujarnya.

Pre-event FEKDI merupakan bagian dari event puncak FEKDI yang akan diselenggarakan di Bali. FEKDI merupakan side event dari G20.

Pada pre-event FEKDI di Kota Kediri juga diisi lomba mewarnai, latte art competition dan sosialisasi QRIS, cinta bangga paham rupiah, serta talk show investasi pintar.

Sementara Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan, perubahan adalah keniscayaan.

"Dulu orang nyaman pegang uang sekarang nyamannya dengan uang digital. Cukup membawa hand phone kita scan QRIS sudah bisa melakukan transaksi," ujarnya.

Diungkapkan, penggunaan QRIS memang efektif dan efisien. Sehingga penggunaan non tunai di Kota Kediri juga mengalami peningkatan.

Mulai tahun 2018, Pemerintah Kota Kediri menggunakan cara pembayaran non tunai termasuk dalam sisi pendapatan asli daerah.

Di awal program ini pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) secara non tunai masih 29 persen. Di tahun 2022 yang masih berjalan sudah mencapai 45,68 persen.

"Alhamdulillah semakin banyak masyarakat yang teredukasi. Terima kasih kepada Bank Indonesia dan perbankan lainnya telah meyediakan banyak merchant di Kota Kediri. Bagi pemungut pajak seperti pemda sangat diuntungkan dengan QRIS. Uang tidak menumpuk di kantor tapi langsung di bank," ungkapnya.

Pemkot Kediri dan KPwBI Kediri juga mendorong UMKM di Kota Kediri untuk menggunakan QRIS agar lebih bankable dan mengenal berbagai macam sistem pembayaran.

Apalagi sekarang UMKM didorong untuk go digital.

"Kemajuan teknologi ini semakin memudahkan masyarakat. Meski perekonomian di Kota Kediri belum seperti sedia kala. Saya minta semua pihak turut mendorong perekonomian yang ada di Kota Kediri," ungkapnya.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved