Berita Tulungagung

Antisipasi Wabah PMK, Pemkab Tulungagung Wajibkan Surat Keterangan Sehat Untuk Hewan Kurban

Pemkab Tulungagung mewajibkan, hewan kurban yang diperdagangkan harus sudah melewati pemeriksana kesehatan dan memiliki surat keterangan sehat.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Sapi yang diperdagangkan di Pasar Hewan Ngunut sebelum ditutup untuk mengantisipasi PMK. 

TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung merancang langkah antisipasi merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Sebab daerah sekitar Kabupaten Tulungagung telah terdampak PMK.

Karena itu Pemkab berupaya penyakit ini tidak menyebar ke wilayah Tulungagung.

"Data di Provinsi Jawa Timur, dari 38 Kabupaten/Kota, 22 di antaranya sudah kena PMK. Kita harus mengantisipasi," terang Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Tulungagung, Ahmad Mugiyono, Senin (30/5/2022).

Salah satu upaya pencegahan PMK adalah isolasi daerah.

Diharapkan tidak ada mobilitas hewan ternak pembawa PMK yang masuk ke Tulungagung.

Pasar hewan juga ditutup untuk mengantisipasi transaksi ternak dari luar kota.

"Yang harus diantisipasi adalah jalur tikus. Karena jalur resminya sudah ditutup," sambung Mamad, panggilan akrabnya.

Sebelumnya Pemkab Tulungagung sudah menggandeng TNI dan Polri.

Personel dari dua institusi ini diharapkan memantau pergerakan hewan ternak di setiap kecamatan.

Tujuannya mengantisipasi transaksi jual bel hewan ternak, yang dilakukan langsung di kandang peternak.

"Hindari transaksi hewan ternak antar daerah dulu. Makanya jalur-jalur tikus perlu diwaspadai," tegas Mamad.

Khusus untuk idul adha kelak, Pemkab Tulungagung sudah melakukan antisipasi.

Nantinya proses penjaringan hewan ternak yang akan dikorbankan melibatkan dokter hewan.

Hewan korban yang diperjualbelikan harus mengantongi surat keterangan sehat dari dokter hewan.

"Nantinya tidak ada hewan korban yang bisa dijual, sebelum ada surat keterangan sehat dari dokter hewan. Jadi hewan yang terindikasi sakit tidak bisa diperdagangkan," tutur Mamad.

Selain itu hanya hewan ternak asal Tulungagung yang bisa dijual untuk hewan ternak.

Seluruh hewan ternak dari luar Tulungagung dilarang sepenuhnya masuk Tulungagung.

Kebijakan ini diyakini tidak akan mengganggu ketersediaan hewan korban, karena selama ini Tulungagung surplus sapi dan kambing.

Saat ini  populasi sapi potong di Tulungagung sejumlah 140.000 ekor.

Sementara sapi perah sebanyak 25.000, dan kambing 207.000 ekor.

Dengan stok populasi yang melimpah, Tulungagung mencukupi kebutuhan daging dari hewan ternak lokal.

Tulungagung bahkan mengirim hewan ternak ke berbagai daerah. (David Yohanes) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved