Kisah Wanita Malam

Kisah Mamah Muda Terpaksa Jadi Wanita Malam Setelah Cerai, Demi Anak Bisa Sekolah

"Saya seperti ini, karena bingung harus bagaimana? Sedangkan sebentar lagi anak saya mau masuk sekolah," ujar Retno.

Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
Tribunnews
Ilustrasi 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Usianya masih muda, baru menginjak 22 tahun. Namun Mamah muda berparas cantik ini harus berjibaku sendiri setelah menyandang status janda.

Terlebih, dia harus menghidupi anak seorang diri. Usia anaknya kini sudah menapaki 6 tahun dan sebentar lagi masuk ke bangku sekolah.

Lantas apa pekerjaan yang kini tengah dilakoni janda cantik ini.

Berikut pengakuan wanita cantik berperawakan tinggi semampai, sebut saja namanya Retno (nama samaran) secara blak-blakan.

Retno berasal dari Kota Banjar. Dia tak pernah berpikir atau terbayanf sampai hidup di dunia malam.

Apalagi sampai menemani pria yang selalu berganti-ganti. Dia dulu berprinsip hanya mendampingi suami dan keluarganya saja.

Namun bahtera rumah tangga yang mendera, wanita cantik ini harus banting setir.

Retno yang dulu tak pernah merasakan rokok, kini justru jemari lentiknya memegang rokok.

Bahkan dandanannya jauh berbeda dengan Retno yang dulu. Sekarang terlhat menor ditambah pengharus tubuh untuk memikat pria yang suka berkelana.

Dia terpaksa menjadi wanita malam di sebuah tempat hiburan malam di Pangandaran.

Pekerjaan yang kerap dicaci dan dipandang sebelah mata itu terpaksa dilakoni. Tujuannya hanya untuk membiayai anaknya agar bisa sekolah.

Ilustrasi
Ilustrasi (Ilustrasi)

Pascaperceraian, Retno harus menanggung anaknya seorang diri.

Di tengah kebingungan bagaimana menafkahi anaknya seorang diri. Apalagi dalam waktu dekat anaknya masuk bangku sekolah.

"Saya seperti ini, karena bingung harus bagaimana? Sedangkan sebentar lagi anak saya mau masuk sekolah," ujar Retno, saat ditemui wartawan di tempat kerjanya di Pangandaran.

Di sisi lain, dia tidak ingin membebani orang tuanya yang sudah sepuh.

"Saya harus bisa hidup mandiri, apapun akan saya lakukan demi anak. Sebisa mungkin, gak mau membebani orangtua," katanya.

Kota Banjar meeupakan kota kecil di ujung timur Jabar. Daerah itu berbatasan dengan Jawa Tengah dan menjadi perlintasan wisatawan yang hendak wisata ke Pangandaran.

Retno ke Pangandaran, tak ada yang tahu apa pekerjaannya. Baik itu tetangga atau temannya.

"Orangtua enggak tahu saya kerja seperti ini," ucapnya.

"Saya baru sebulan disini (tempat kerjanya). Sebenarnya, Saya juga nggak mau hidup seperti ini, Saya juga ingin hidup bahagia seperti orang lain," akunya.

Ia mengaku, ingin hidup normal, membesarkan dan menyekolahkan anaknya hingga sarjana.

"Tapi, nasib berkata lain kang. Bikin pusing lah," kata Bunga.

Selama bekerja sebagai kupu-kupu malam, satu hal yang ia khawatirkan, saat anaknya tumbuh besar.

"Saya takut lama kelamaan anak saya tahu, ternyata bekerja seperti ini. Kalau misalnya, ada pekerjaan lain selain ini saya siap. Ya, syukur-syukur ada lelaki yang mau dan bertanggung jawab mau menikahi saya dengan kondisi seperti ini," ucapnya manja. (Tribun Jakarta)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved