Waspadai Wabah PMK
20 Sapi dari Pasuruan Lolos Pengawasan Karantina Akses Suramadu, Disnak Bangkalan Panik
Sebanyak 20 ekor sapi masuk ke Bangkalan tanpa melalui pos pengawasan di jembatan Suramadu. Dinas Peternakan Bangkalan panik.
Reporter: Ahmad Faisol
TRIBUNMATARAMAN.com | BANGKALAN – Tim Dokter Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan bergegas menuju Desa Duwek Buter, Kecamatan Kwanyar, kabupaten Bangkalan, menjelang petang, Selasa (17/5/2022).
Mereka bergegas ke sana setelah mendengar adanya 20 ekor sapi yang lolos dari pengawasan operasi gabungan di akses Jembatan Suramadu pada 4 hari yang lalu.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Ahmat Hafid mengungkapkan, sebanyak 20 ekor sapi kiriman dari Pasuruan itu beberapa di antaranya telah terjual ke Pasar Kepo, Kabupaten Pamekasan.
“Sapi cross dari Pasuruan seperti yang disampaikan peserta rapat Husairi di Gedung DPRD kemarin. Saya langsung perintahkan tim bergerak ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap sisa 12 ekor sapi. Alhamdulillah aman dari PMK,” ungkap Hafid kepada Surya, Rabu (17/5/2022).
Husairi, pedagang sapi asal Desa Duwek Buter, Kecamatan Kwanyar memang hadir bersama perwakilan para peternak dan pedagang sapi se Kabupaten Bangkalan dalam kesempatan rapat bersama Komisi B DPRD yang dipimpin Ketua Wakil DPRD Bangkalan, H Fatkhurrahman.
Hadir pula Wakil Bupati, Mohni ; Ketua Komisi B DPRD, Rokib ; Kepala UPT Balai Karantina, Agus Mugiyanto ; Kasatpol PP, Rudiyanto ; dan Kepala Dinas Kominfo Bangkalan, Agus Sugianto Zain.
Pada kesempatan tersebut, Hafid menyampaikan langsung bahwa sejumlah 5 sapi dinyatakan positif terkonfirmasi PMK berdasarkan hasil uji laboratorium. Pengambilan sampel darah dilakukan terhadap 37 ekor sapi dari total sejumlah 141 ekor sapi yang tertahan di kandang UPT Balai Karantina, Pelabuhan Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, mulai 6 Mei 2022.
Hafid menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan kepada pihak Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur bahwa sapi-sapi Madura secara fisik lebih kuat dari paparan penyakit. Hal itu dipastikan berdasarkan hasil tracing Tim Dokter Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan.
“Pembawa wabah PMK ini ternyata sapi dari luar. Apabila virus sudah masuk, sekuat apapun sapi Madura bisa tumbang karena tertular. Sapi dari luar dijual ke Pasar Kepo, Pamekasan,” jelas Hafid.
Sekedar diketahui, Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos Indicus atau Sapi Zebu. Secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.
Karakteristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan. Tetapi pada bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih, bertanduk khas, dan jantannya bergumba.
Dengan dukungan lahan pengembangan dan luas pakan ternak, populasi sapi di Bangkalan terus meningkat setiap tahunnya. Hingga 2021, populasi sapi Bangkalan berdasarkan data yang dihimpun Surya dari Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan mencapai 276.000 ekor.
D tahun 2019, populasi sapi Bangkalan masih berada di kisaran 266.897 ekor. Sedangkan pada tahun 2018 terdata sejumlah 206.000. Kontribusi populasi sapi Bangkalan terhadap Jawa Timur menyentuh angka 4,89 persen di tahun 2019 dari total 4.637.905 populasi sapi di Jawa Timur.
Selain itu, kualitas daging sapi Madura termasuk Bangkalan yang terbaik di Jawa Timur. Secara nasional, hanya kalah dari daging sapi Bali. Daging sapi Madura berwarna merah cerah, empuk, berserat halus, dan rendah lemak.
Keunggulan lainnya, karkas (berat daging sapi tanpa kepala, kaki, jeroan, dan kulit) sapi Madura mencapai 48 persen dari berat tubuhnya. Karkas sapi Bali mencapai 51 persen dari berat tubuhnya. Sementara sapi dari daerah lain di Pulau Jawa, berat karkasnya hanya 45 persen. Produksi daging sapi Bangkalan di tahun 2019 mencapai 15.809 ton.
Hafid menambahkan, Bangkalan menjadi kabupaten keempat terbanyak populasi sapi di Jawa Timur. Dengan status positif terkonfirmasi PMK pada sapi-sapi dari luar, artinya kabupaten lain di Madura juga akan terpengaruh.
“Kalau Bangkalan telah dinyatakan positif akan berpengaruh ke kabupaten lain di Madura. Kami berharap sapi-sapi positif PMK di kandang Balai Karantina dipisah, dijauhkan agar tidak tertular karena percepatan penularan sangat tinggi,” pungkas Hafid.
Pernyataan kritis disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, drh Ali Makki. Menurutnya, sebesar apapun langkah melalui pengobatan yang dilakukan Pemkab Bangkalan akan percuma.
“Sama juga bohong jika pintu masuk (Pos Karantina di akses Suramadu) terbuka lebar. Jika tetap lolos terus, kita menjadi babak belur,” tegasnya.
Meski kini Bangkalan berstatus positif PKM, lanjutnya, namun beruntung kelima sapi terisolir di kandang UPT Balai Karantina. Sedangkan sapi-sapi Bangkalan yang berada di luar karantina hingga saat ini masih aman dari paparan virus PMK.
“Sebelum hasil laborat diketahui, kami telah melakukan protap pengawasan dan pengobatan seolah-seolah sudah positif. Alhamdulillah sapi positif dan beberapa lainnya yang terindikasi suspect sudah tertangani dan berangsur membaik. Masyarakat tidak perlu panik,” pungkasnya.
Sementara Kepala UPT Balai Karantina Bangkalan, Agus Mugiyanto mengakui bahwa ada keterbatasan sumber daya manusia atau personel yang harus menjangkau tujuh wilayah kerja di empat kabupaten di Pulau Madura bahkan hingga ke Pulau Sapudi.
“Jadi mohon maaf kepada para pedagang tentujya, mungkin kita tidak mengharapkan seperti ini. Kami sendiri sudah capek, tersita dan fokus kegiatan menjaga PMK tapi di sisi lain kami juga harus keliling di empat kabupaten,” tuturnya.
Ia menambahkan, sudah menjadi kewajiban pihaknya bersama instansi terkait untuk bagaimana caranya agar wabah penyakit PMK terhadap hewan berkuku belah tidak menyebar hingga lebih meluas di pulau Madura.
Sebelumnya, tim gabungan petugas karantina dan TNI/Polri berhasil mengembalikan pengiriman 20 ekor kambing asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan 4 ekor sapi dari Surabaya pada Kamis (12/5/2022).
Pikap dan truk pengakut hewan berkuku belah itu menggunakan ‘jalur tikur’ akses Suramadu sisi Bangkalan untuk mengelabui petugas sekitar pukul 20.00 WIB. Malam sebelumnya, tindakan serupa dilakukan terhadap dua truk pengangkut belasan ekor sapi. (edo/ahmad faisol)