Berita Malang Raya
Tak Terbayang Pria Asal Malang dengan Berat Badan 275 Kg Jatuh Bersama Lift, Ini yang Terjadi
Kondisi badan korban yang cukup besar dan berat, naik turun antar lantai rumah harus menggunakan lift.
TRIBUNMATARAMAN.COM, MALANG - Nasib tragis menimpa Dwi Ariesta Wardhana (38). Pria yang memiliki berat badan 275 kg itu terjatuh bersama lift di dalam rumahnya.
Kejadian memilukan itu terjadi di Perumahan Puri Kartika Asri Blok Q, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
Peristiwa tragis itu berlangsung saat korban Dwi Ariesta Wardhana (38) hendak turun dari lantai dua rumahnya dengan lift barang yang di modifikasi.
Karena kondisi badan korban yang cukup besar dan berat, naik turun antar lantai rumah harus menggunakan lift.
Baca juga: Nikahi Polwan Cantik untuk Tameng Perselingkuhan Suami dengan ASN Bersuami hingga Beranak Satu
Baca juga: Geger Geden di Magetan Pengantian Wanita Ditinggal Kabur Calon Suami, Duduk Sendiri di Pelaminan
Baca juga: Pejabat Ini Mengaku Bujang Saat Nikahi Polwan, Sudah Beranak Satu Hasil Selingkuh dengan Istri Orang
Ketika turun itulah, tiba-tiba tali sling atau kawat penghubung mesin dan lift yang dinaiki korban putus dan jatuh dari ketinggian sekitar tiga meter.
Korban yang terjebak dalam lift mengalami patah tulang di bagian kedua kakinya.
Untuk mengevakuasi korban yang terjebak dalam lift mengerahkan 12 orang. Korban berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Dalam perawatan, korban ditangani oleh dr Agung Riyanto Budi Santoso, Sp. OT (K).
Baca juga: Skandal Polwan dengan Pendeta, Berduaan di Pastori Digerebek Suami dan Teman Polisi Lain
Baca juga: Detik-detik Penyelamatan Wanita Cantik 19 Tahun Asal Garut yang Dijual ke Sopir Truk Rp 300.000
Baca juga: Masih Ingat Video Vina Garut yang Viral, Dipenjara Kok Bisa Hamil dan Gendong Anak di Luar
"Saat pertama kali datang ke RSSA Malang, terdapat patah tulang terbuka di bagian engkel kaki kiri pasien. Setelah itu, kami lakukan operasi emergency selama 2,5 jam pada bagian tersebut. Jadi, pada bagian tersebut, kami lakukan tindakan eksternal fiksasi," ujarnya, Rabu (11/5/2022).
Usai operasi emergency, pasien dimasukkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) untuk observasi. Dan setelah dilakukan tindakan operasi emergency, kondisi pasien berangsur membaik.
Baca juga: Ini Pengakuan Maling Ganjen di Gresik yang Bobol Rumah Janda Cantik Hingga Berubah Rudapaksa
Baca juga: Bumi Wali Heboh Remaja di Tuban Pamer Kemesraan di Parkiran Pasar Montong, Videonya Viral
Baca juga: Video Bergoyang di Bumi Wali Bikin Geleng Kepala, Polisi Langsung Bergerak Cari Sosok Pemerannya
Baca juga: Sosok Pemeran Video Bergoyang di Bumi Wali Sudah di Tangan Polisi, Usianya Masih Bau Kencur
"Setelah dari ICU, pada Senin (9/5/2022), pasien kami pindahkan ke Ruang Galunggung untuk menjalani rawat inap. Saat ini, kondisi pasien stabil dan tekanan darahnya juga normal," ungkap dokter yang juga menjabat sebagai staff medis di Bagian Orthopedi dan Traumatologi RSSA Malang.
Dokter Agung Riyanto Budi Santoso, mengungkapkan saat pasien menjalani observasi di ICU, ternyata
bagian patah tulang yang dialami pasien cukup banyak.
Baca juga: Apa Penyebab Ratusan Sapi Limousin dan Sejenisnya di Mojokerto Mendadak Sakit Massal?
Baca juga: Sapi di Lumajang Diserang Pagebluk? Waspada Bagian yang Disarankan Tidak Dikonsumsi
Baca juga: Masih Bocil Sudah Ganjen, Pamer Alat Kelamin ke Wanita Cantik Saat Jogging di GOR
Baca juga: Bobol Rumah Janda Cantik, Maling di Gresik Berubah Haluan Rudapaksa Korban Berakhir Antiklimaks
"Untuk patah tulang terbuka, ada pada bagian engkel kaki kiri. Sedangkan untuk patah tulang tertutup, ada pada bagian engkel kaki kanan, lutut kanan, serta sendi pada bagian telapak kaki kanan,"
"Saat diobservasi, selain memiliki berat badan berlebih, pasien juga terindikasi memiliki diabetes dan fungsi ginjalnya mengalami penurunan," bebernya.
Oleh sebab itu, pihaknya masih belum dapat melakukan operasi pada patah tulang tertutup. Dan masih berkonsultasi dengan bagian penyakit dalam dan instalasi gizi.
"Saat ini, pasien sudah kita konsultasikan ke bagian penyakit dalam dan instalasi gizi. Apabila mereka telah memberikan persetujuan untuk tindakan operasi, maka kita lakukan tindakan operatif definitif kepada pasien pada minggu depan," tandasnya. (Kukuh Kurniawan)