Berita Probolinggo

Janda 64 Tahun Jadi Pekerja Seks Karena Kebutuhan Ekonomi, Baru Beroperasi Diciduk Satpol PP

Satpol PP Kota Probolinggo melakukan operasi masyarakat selama Ramadhan. Seorang janda 64 tahun turut ditangkap karena jadi pekerja seks.

Editor: eben haezer
ist
Dua pekerja seks yang turut diamankan petugas Satpol PP Kota Probolinggo dalam operasi Penyakit Masyarakat, Senin (11/4/2022) 

Reporter: Danendra Kusumawardana

TRIBUNMATARAMAN.com | PROBOLINGGO - Satpol PP Kota Probolinggo melaksanakan operasi penyakit masyarakat (pekat) di beberapa lokasi saat Ramadan. 

Sejumlah PSK dan pemuda yang tengah asyik pesta miras turut diamankan. 

Kepala Satpol PP Kota Probolinggo, Aman Suryaman mengatakan, dalam operasi pekat kali ini, pihaknya menyasar enam lokasi. 

Di antaranya sekitaran rel kereta api kelurahan Mangunharjo dan rel kereta api kelurahan Kebonsari Wetan, pintu air Kelurahan Wiroborang, dan Stadion Bayuangga. 

Petugas mengamankan sembilan PSK yang sedang mangkal dan enam pemuda pesta miras. 

"Razia yang kami gelar tujuannya agar di bulan ramadhan ini, Kota Probolinggo tertib penyakit masyarakat. Rupanya masih saja ditemui praktik prostitusi di bulan Ramadan," katanya dikonfirmasi, Senin (11/4/2022). 

Usai diamankan, belasan pelanggar itu, dibawa ke kantor Satpol PP setempat untuk dilakukan pendataan dan pembinaan. 

Di samping itu, bagi pemuda yang berpesta miras, orang tuanya diminta untuk menjemput sekaligus membawa kartu keluarga (KK). 

"Kegiatan ini akan terus kami lakukan selama bulan suci Ramadan. Ini dilakukan sebagai upaya penegakan Perda No 6 Tahun 2021 TentangPenyelenggaraan Ketertiban Umum Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat," paparnya. 

Mirisnya, dari 9 PSK yang diamankan, salah satu ada yang berusia 64 tahun. Dia adalah N. 

N mengaku baru 1,5 bulan menjadi PSK. Ia terpaksa terjun di dunia itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebab, dia berstatus seorang janda. 

Saat petugas menggelar operasi pekat, para PSK masih berjajar di dekat rel kereta api menunggu pria hidung belang datang. 

"Saya memasang tarif Rp 30 ribu. Saya melakukan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tandasnya. (nen) 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved