Pembunuhan Bu Bidan dan Anaknya
Akal Bulus Nakes Sadis Usai Bunuh Bu Bidan Cantik dan Anak, Pura-pura Lapor ke Polda Jateng
Akal bulus Dony Christiawan Eko Wahyudi, tenaga kesehatan (Nakes) di Jateng untuk cuci tangan terhadap pembunuhan sadis terhadap Bu Bidan dan anaknya.
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM - Akal bulus Dony Christiawan Eko Wahyudi, tenaga kesehatan (Nakes) di Jateng untuk cuci tangan terhadap pembunuhan sadis terhadap Bidan Sweetha Kusuma Gatra Subardiya dan anaknya MFA usia 5 tahun tidak berjalan mulus.
Padahal drama yang dirancang Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) untuk menghilangkan nyawa dua korban tidak ada orang yang mengetahui.
Jarak pembunuhan dengan penemuan rentangnya cukup lama, hampir sebulan.
MFA dihabisi Minggu (20/2/2022) dan ditemukan sudah tinggal kerangka, Rabu (23/2/2022).
Sementara Bu Bidan cantik dihabisi di kamar hotel di kawasan Jl Dr Wahidin, Senin (7/3/2022).
Jasad wanita cantik itu ditemukan di kolong
jembatan Tol Semarang-Bawen KM 425 Susukan Kelurahan Pudakpayung Kota Semarang, Minggu (20/3/2022).
Kesadisan tersangka itu terungkap saat pura-pura melaporkan orang hilang ke Polda Jateng.
Di tengah polisi gencar mencari informasi siapa pembunuh Bu Bidan dan anaknya, justru berada di kantor polisi.
Memang dalam kasus dramatis itu, polisi menduga ada keterlibatan orang dekat.
Dari beberapa bukti yang sudah dipegang polisi seperti cincin korban dan barang lainnya, tersangka diamankan.
"Maksud Doni menghilangkan alibi yakni melaporkan kehilangan orang dan yang bersangkutan mau ikut melaporkan kehilangan orang, pacar dan anaknya," ujar Direskrimum Polda Jateng Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro.
Kronologi Pengungkapan
Dilansir daari Tribun Jateng, pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak itu berkat media sosial.
Ketika menangani kasus ini, polisi sempat menemui jalan buntu.
Akhirnya polisi menyebar barang bukti milik korban berupa pakaian dan cincin di media sosial TikTok dan Instagram @jatanrasjatengid.
Ketika mengunggah barang bukti milik Bu Bidan, polisi juga minta bantuan kepada akun dengan followers ratusan ribu untuk me-repost postingan tersebut.
Rupanya hal tersebut membuahkan hasil.
Itu bermula saat akun bernama Henri P Karisma menghubungi admin Instagram @jatanrasjatengid, Selasa (15/3/2022).
Properti korban yang diunggah ada kemiripan dengan pakaian dari salah satu keluarga netizen yang hilang.
Dari keterangan saksi itu, polisi menggali data tentang korban hingga menyisir dan pencarian ulang di tempat penemuan jasad korban.
Hasilnya, polisi menemukan jasad anak korban SK yang berjarak sekira 50 meter dari temuan mayat pertama.
"Semua bukti mengarah ke orang terdekat korban atau pacar korban yakni Dony, kemudian kami segera melakukan penangkapan," terangnya.
Pelaku Ditangkap di Depan Polda Jateng
Diberitakan Kompas.com, polisi menangkap Dony pada Rabu (16/3/2022).
Dony ditangkap di depan Markas Polda Jateng.
Saat itu, Dony berpura-pura hendak melaporkan kehilangan orang ke Mapolda Jateng.
Motif Kekejaman Dony
Selang beberapa hari setelah MFA tewas, korban SK mendesak Dony agar mempertemukan dengan anaknya.
Pelaku pun panik kemudian meminta korban datang ke Kota Semarang.
Mereka bertemu di exit tol Sukun, Banyumanik.
Dari Terminal Sukun, mereka berdua pergi ke sebuah hotel di Jalan Dr Wahidin.
Saat di hotel, korban melambaikan tangan kepada seorang pria.
Pelaku pun sempat menanyakan kepada korban siapa pria tersebut.
Rahardjo menyebut, ada dua motif pelaku membunuh SK.
Pertama, cemburu karena tersangka dibandingkan dengan teman laki-laki lain dari korban.
Kedua, pelaku ketakutan karena didesak korban ingin bertemu dengan anak korban yang telah dibunuh.

Bu Bidan Dihabisi di Kamar Hotel
Di dalam hotel tersebut, pelaku mencekik leher korban hingga lemas dan tak bergerak.
Pelaku kemudian menjerat leher korban menggunakan kerudung hingga meninggal dunia.
Doni lalu membungkus jasad korban dengan sarung dimasukkan ke mobilnya, Mitsubishi Lancer warna hijau lemon dengan pelat nomor K 1322 BD.
Jasad korban diletakkan di jok belakang kemudian dibuang di bawah jembatan jalan Tol Semarang-Ungaran, KM 425 pada Senin (7/3/2022).
Proses pembuangan korban SK sama persis dengan pembuangan korban MFA.
"Pelaku memilih membuang di tempat yang sama karena merasa aman."
"Tempat pembuangan korban MFA dan SK atau ibu dan anak itu hanya berjarak 50 meter," ungkap Djuhandani.
Kasus Dramatis
Pembataian ibu dan anak yang tergolong sadis dan dramatis mengundang iba petinggi Polda Jateng saat menceritakan kronologinya.
Direskrimum Polda Jateng Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro yang memimpin jumpa pers bicaranya sampai terbata-bata saat menerangkan kebiadaban pelaku.
Pasalnya, untuk membunuh MFA, bocah 5 tahun caranya sangat sadis.
Korban MFA, anak Bu Bidan, Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (33) sangat sadis hingga mengetuk hati petinggi kepolisian.
MFA disekap dalam kamar hingga korban mati lemas.
Setelah itu jasad MFA dalam kondisi tak mengenakan busana dubuang ke kolong jembatan Tol Semarang-Bawen KM 425 Susukan Kelurahan Pudakpayung Kota Semarang, Minggu (20/2/2022).
Untuk membuang anak tak berdoso itu, dilempar dari ketinggian 50 meter ke semak-semak.
Ketika jumpa pers berlangsung, Kombes Djuhandani terlihat 2 kali menitikkan air mata.
"Kasus ini memang cukup dramatis," ujar Kombes Djuhandani saat di Polda Jateng.
Dalam gelar ungkap kasus itu Kombes Djuhandani sebanyak dua kali menahan tangis.
Ia menitikkan air mata saat menjelaskan kondisi korban MFA yang masih berusia 5 tahun.
Jasad
"Mohon maaf kita berduka terhadap korban. Kita punya anak tentu melihat kasus itu sangat dramatis," katanya sembari menahan air mata yang jatuh.
Lebih tragis lagi, jasad kedua korban dibuang Dony dari ketinggian 50 meter. Jasad bocah MFA saat dibuang tanpa mengenakan busana.
Sementara jasad bu bidan dibungkus sarung dengan kondisi sudah membusuk.
Diwartakan sebelumnya, pelaku di balik pembunuhan ibu dan anak itu adalah Dony Christiawan Eko Wahyudi (31), kekasih korban.
Mulanya, jasad bu bidan yang diketahui bernama Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (33) ditemukan di bawah jembatan Tol KM 425 Susukan, Kelurahan Pudakpayung, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (13/3/2022).
Ada luka di bagian leher yang ditutup kain serta kedua kakinya terikat.
Tiga hari kemudian, pada Rabu (16/3/2022), polisi menemukan kerangka anak kecil berjarak 50 meter dari jasad ibunya.
Kerangka anak kecil tersebut ternyata adalah anak Sweetha, MFA (5).
Sosok Sweetha Kusuma Gatra Subardiah
Sosok Sweetha Kusuma Gatra Subardiah (33) diduga korban pembunuhan yang dibuang di jembatan tol Semarang dikenal sebagai pribadi yang ceria.
Ia merupakan anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Sleman Tengah.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Sleman Tengah Dwi Rahmawati, mengenang sosok korban.
Dikutip dari Kompas.com Kamis (18/03/2022) malam, Sweeta semasa hidupnya, dikenal sebagai pribadi yang ceria dan mudah bergaul.
Dwi menyampaikan, korban bergabung ke IBI Sleman Tengah sejak Oktober 2021. Korban bekerja di Rumah Sakit Mitra Sehat Gamping Sleman.
Pada 24 Februari 2022 lalu menjadi pertemuan terakhir Dwi dengankorban.
Saat itu korban masuk dalam tim vaksinator dalam kegiatan vaksinasi massal.
"Memang sebenarnya itu orangnya humble, ceria, dia itu sebenarnya orangnya supel, jadi enggak tahu kalau ternyata ada masalah di balik itu kita juga enggak tahu," beber dia.
Sepengetahuan Dwi, korban memiliki dua orang anak. Korban merupakan single parents.
Cinlok saat Vaksinasi
Hubungan Dony dan Sweetha terjalin sejak mereka mengenal satu sama lain saat bertugas menjadi vaksinator pada Oktober 2021 lalu.
Sweetha yang merupakan janda, Dony ternyata memiliki istri sah dan seorang anak.
Meski sudah memiliki istri sah dan anak, Dony nekat mendatangi keluarga Sweetha untuk melamar korban.
"Iya, pelaku sempat melamar korban ke pihak keluarganya," papar Direskrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandani Rahardjo Puro, saat rilis kasus Jumat (18/3/2022).
"(Tapi) pelaku masih terikat perkawinan dan punya satu anak dari istri sah," tambahnya, dilansir dari Kompas.com.
Kronologi
Awalnya, Dony membunuh anak Sweetha, MFA yang masih berusia 5 tahun karena dinilai nakal.
Aksi kejamnya ini bermula saat Sweetha menitipkan MFA pada Dony karena sudah merasa percaya.
Dilansir dari TribunJateng.com, cara Dony memperlakukan korban sangat kejam, yakni disiksa dan tak diberi makan hingga kelaparan.
Tak hanya itu, Dony juga menyekap MFA di dalam kamar hingga korban mati lemas.
Setelahnya, ia membuang jasad MFA dalam keadaan tanpa busana ke kolong jembatan Tol Semarang-Bawen KM 425 Susukan, Kelurahan Pudakpayung, Kota Semarang, Minggu (20/2/2022).
Beberapa hari kemudian, Sweetha meminta agar Dony mempertemukan dirinya dengan sang anak.
Merasa panik, Dony lalu mengajak Sweetha bertemu di exit Tol Sukun, Banyumanik, Kota Semarang.
Dari sana, keduanya menuju sebuah hotel di Jalan Dr Wahidin, Kota Semarang.
Saat di hotel tersebut, Sweetha kebetulan melambaikan tangan dengan seorang pria.
Dony pun menanyakan pada Sweetha siapa sosok pria tersebut, yang kemudian menjadi alibi pelaku menghabisi korban.
Di dalam hotel, ia mencekik korban hingga tewas lalu membungkusnya menggunakan sarung dan dibuang ke tempat yang sama seperti MFA.
"Pelaku memilih membuang di tempat yang sama karena merasa aman,"
"Tempat pembuangan korban MFA dan Sweetha atau ibu dan anak itu hanya berjarak 50 meter," kata Djuhandani.
Jasad MFA ditemukan tinggal kerangka setelah tiga hari kemudian, Rabu (23/2/2022).
Direskrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandani Rahardjo Puro, menyebut ada dua motif Dony membunuh Sweetha.
Dalam kasus ini, tersangka Dony mengaku nekat membunuh kedua korban ada beberapa alasan.
Pertama, cemburu karena dibandingkan dengan teman laki-laki korban.
Kedua, panik lantaran Sweetha ingin bertemu anaknya.
Akibat perbuatannya, Dony terancam hukuman penjara 15 tahun.
Ia dijerat pasal berlapis, meliputi PAsal 338 KUHP dan Pasal 80 juncto 76c tentang Perlindungan Anak.