Berita Tulungagung
Dishub Tulungagung Sebut Early Warning System Tak Cukup Untuk Cegah Kecelakaan di Perlintasan KA
Dishub Tulungagung menilai early warning system saja tak cukup untuk mencegah kecelakaan di perlintasan kereta api. Kesadaran masyarakat terpenting
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tulungagung akan menerima hibah 18 early warning system (EWS) dari Dishub Provinsi Jawa Timur.
Meski demikian Dishub Tulungagung secara bertahap tetap akan memasang palang pintu perlintasan.
Salah satu penyebabnya, tingkat kedisiplinan masyarakat masih rendah.
"Jangankan EWS, palang pintu kereta yang sudah tertutup saja diterobos," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung, Galih Nusantoro.
Galih menambahkan, sebenarnya keberadaan EWS itu sangat membantu mengamankan perjalanan kereta api.
Permasalahan secara teknis, 18 EWS di 18 perlintasan sebidang tidak ada satu pun yang berfungsi sempurna.
Karena itu Galih akan menerima hibah dari Dishub Provinsi, dengan syarat semua EWS berfungsi dengan baik.
"Asal berfungsi dengan baik, nanti kami terima dan akan kami rawat supaya selalu berfungsi," tegasnya.
Meski demikian, Dishub tetap akan membangun palang pintu perlintasan.
Pembangunan ini sesuai rekomendasi Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, pascakecelakaan Bus Harapan Jaya dengan Kereta Api Rapih Dhoho di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru Minggu (278/2/2022) lalu.
Sebab selama masyarakat tidak disiplin berlalu lintas, maka kemungkinan temperan dengan kereta api akan selalu terbuka.
"Jadi memang tergantung kultur masyarakat kita. Kalau masyarakat kita sudah disiplin, EWS saja sudah memadai," ucap Galih.
Untuk tahap pertama, palang pintu dipasang di lokasi perlintasan sebidang Desa Ketanon dan di belakang Kampus UIN Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru.
Diakui Galih, pengadaan tenaga penjaga perlintasan akan menjadi beban Dishub.
Nantinya setiap dua perlintasan akan dijaga oleh 7 orang.