Berita Madiun

Tarif Rumah Sakit Jadi Pemicu Tertinggi Inflasi di Kota Madiun

Terjadinya inflasi di Kota Madiun dipicu karena adanya kenaikan harga terutama pada kelompok kesehatan sebesar 7,55 persen.

Editor: Anas Miftakhudin
Tribun/Dany Permana
Ilustrasi : Rumah sakit darurat Wisma Atlet yang digunakan untuk menangani pasien COVID-19 

TRIBUNMATARAMAN.COM I MADIUN - Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,03 persen pada bulan Februari 2022 dengan indeks harga konsumen (IHK) 106,94. 

Dari delapan kabupaten/kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, lima daerah mengalami inflasi dan tiga lainnya deflasi. 

"Kota Madiun mengalami inflasi. Namun terendah dari empat kabupaten/kota lainnya. Sebesar 0,03 persen dengan IHK (indeks harga konsumen) 106,94," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Dwi Yuhenny, Jumat (4/3/2022).

Terjadinya inflasi di Kota Madiun dipicu karena adanya kenaikan harga terutama pada kelompok kesehatan sebesar 7,55 persen.

Menurut Dwi, tarif rumah sakit (RS) di Kota Madiun, terutama ruang very important person (VIP) RS swasta mengalami kenaikan.

Kenaikan tarif tersebut dipicu karena bertambahnya biaya operasional hingga biaya penambahan ruang perawatan. Selain itu permintaan perawatan di ruang VIP juga sangat tinggi.

Selain karena masa Pandemi Covid-19, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga makin tinggi.

Jika dilihat kelompok kesehatan menyumbang andil inflasi paling tinggi sebesar 0,29 persen.

"Kami mengambil data seluruh rumah sakit. RS yang dikelola pemerintah tidak mengalami kenaikan tarif," lanjutnya.

Lebih lanjut, kenaikan masih dinilai tergolong wajar. Karena jika dilihat dari data tingkat kepuasan, kualitas dan fasilitas pelayanan RS masih sesuai.

Selain itu RS juga sangat jarang menjadi pemicu inflasi di beberapa bulan bahkan beberapa tahun terakhir. 

Dalam kesempatan itu, Dwi juga menyebutkan beberapa komoditas penekan inflasi atau mengalami deflasi. 

Di antaranya, minyak goreng -0,14 persen; telur -0,13 persen; tarif KA -0,12 persen serta daging ayam ras -0,09 persen. 

"Angka tertinggi minyak goreng ya. Salah satu penyebabnya karena gencarnya operasi pasar yang dilakukan pemerintah," terang Dwi. (Sofyan Arif Candra)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved