Kelangkaan Kedelai
Sidoarjo-Surabaya-Pasuruan dan Sekitarnya Langka Tahu&Tempe Setelah Produsen Kompak Mogok Produksi
Produsen tahu dan tempe di Sidoarjo merupakan penyuplai kebutuhan tahu-tempe di berbagai wilayah termasuk Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan dan sekitarnya.
Aksi mogok produksi oleh para pelaku usaha di bidang pembuatan tahu dan tempe ini bukan kali pertama.
Sebelumnya, tahun 2010 dan 2020 mereka juga melakukan aksi yang sama ketika harga kedelai melambung tingi.
Sukari menyebut, tren harga kedelai terus mengalami kenaikan karena pemerintah tidak bisa mengendalikan mekanisme pasar kedelai.
Apalagi lebih dari 99 persen kedelai di pasar Indonesia merupakan kedelai impor dari luar negeri.
"Kebutuhan kedelai di Indonesia itu mencapai kisaran tiga juta ton per tahun. Sedangkan petani dalam negeri hanya mampu memenuhi 300-500 ton per tahun. Kondisi itu diserahkan ke pedagang swasta dan bergantung pada mekanisme pasar," jelasnya.
Karenanya, dia bersama para produsen tahu tempe di Sidoarjo mendorong agar pemerintah bisa melakukan intervensi terhadap harga jual kedelai.
Sehingga harga kedelai bisa dikendalikan, tidak terus melambung tinggi seperti sekarang ini.
"Menurut kami, pemerintah harus mengambil kebijakan strategis. Supaya kedelai bisa turun harganya. Harus di bawah Rp 10.000 perkilogram, supaya produsen tahu dan tempe tidak merugi," urainya.
Sukari juga berharap, agar pemerintah memberikan subsidi sebagai alternatif solusi. Karena untuk menurunkan harga kedelai sampai di bawah Rp 10.000 perkilo dalam waktu dekat juga dirasa cukup sulit.
Subsidi yang dibutuhkan agar produsen tetap bisa bertahan paling tidak diberikan dalam kurun waktu 3-4 bulan ke depan.
Sebab, kedelai impor dari Amerika, Brazil, dan lainnya butuh waktu untuk bisa dipasok ke Indonesia.
"Proses dan teknis prngucuran subsidinya bagaimana, tentu pemerintah lebih paham. Namun yang jelas, subsidi bisa membantu kami melewati masa-masa sulit ini," kata dia.
Sukari juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berkali-kali audiensi dengan pemerintah, namun tetap saja harga kedelai naik terus. Karena memang mayoritas kedelai di pasaran merupakan impor, jadi bergantung harga komoditas di negara asalnya.(M Taufik)