Penyebab Ritual di Pantai Payangan Jember Tewaskan 11 Orang, Terungkap Firasat Korban bak Pertanda
Tak ada yang menyangka ritual di Pantai Payangan Jember, Minggu (13/2/2022) bakal berujung duka. Ternyata sudah diingatkan juru kunci.
Penulis: Alif Nur Fitri P | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Tak ada yang menyangka ritual di Pantai Payangan Jember bakal berujung duka, Minggu (13/2/2022).
Ritual mensucikan diri yang bertujuan untuk mensucikan diri dan menyelesaikan masalah itu justru menewaskan 11 orang.
Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo dan Kapolsek Ambulu, AKP Ma'ruf mengungkap kronologi dan penyebab ritual di Pantai Payangan Jember menelan korban jiwa.
Baca juga: Sebelum Bungkus Jasad Pacar bak Paket, Pelaku Tidur 3 Hari dengan Jenazah Korban, Ini Fakta Baru
Diketahui, peserta ritual merupakan anggota Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara.
Berikut sejumlah fakta terkait kejadian
1. Tujuan Ritual untuk Mensucikan Diri
AKBP Hery Purnomo mengungkap sejumlah tujuan ritual tersebut digelar.
Selain untuk mensucikan diri, tujuan lainnya yakni untuk menyelesaikan masalah keluarga, melancarkan usaha, hingga untuk memudahkan mendapat pekerjaan.
“Kata guru spiritual mereka, masalah-masalah itu bisa diselesaikan secara ritual di Pantai Payangan,” ujarnya dilansir dari Kompas.com.
“Di sana mereka membaca doa-doa. Ada kegiatan ritual menyucikan diri mandi di air laut,” ucapnya.
Saat melakukan ritual itu, ombak besar tiba-tiba menghantam mereka.
“Menurut korban selamat, mereka tidak melihat ombak yang dari arah kanan, tiba-tiba datang menerjang. Di sana ada tebing yang halangi pandangan,” tuturnya.
2. Kronologi Lengkap
Keseluruhan ada 23 orang yang mengikuti ritual. Satu orang merupakan sopir yang mengantar anggota kelompok tersebut.
Ke-23 orang itu berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Jember, seperti Sukorambi, Patrang, Ajung, juga Rambipuji.
Mereka berangkat dengan dipimpin oleh ketua kelompok itu, Nh (Nurhasan), warga Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi.
Menurut Kapolsek Ambulu, AKP Ma'ruf, dari keterangan saksi yang sudah diperiksa terlebih dahulu, ada 20 orang anggota kelompok itu yang turun di tepi pantai.
Ke-20 orang itu berdiri dengan siku saling digandengkan.
"Sedangkan yang empat menunggu di atas," imbuhnya.
Empat itu, satu orang sopir yang memang tidak ikut ritual, dan tiga orang petinggi kelompok yang berada kawasan pasir yang lebih atas.
"Saat masih berdiri itulah, ombak besar datang. Waktu kejadian sekitar pukul 00.30 - 01.00 WIB, dini hari tadi," lanjutnya.
Baca juga: Bayi 1,5 Tahun Ditemukan Meninggal di Kolam Ikan Koi Setelah Sejam Lebih Dicari Orangtuanya
3. Sudah Diingatkan Juru Kunci
Padahal Saladin, juru kunci makam Bukit Semboja, sudah mengingatkan mereka.
Saladin menuturkan, kelompok itu sudah bilang kepadanya, meminta izin melakukan ritual.
"Mereka sudah beberapa kali memang. Tadi malam izin juga, saya pesan supaya tidak turun ke dekat laut, karena ombak sedang tinggi," ujar Saladin kepada Surya.
Saladin pun memilih tidur. Kelompok itu tiba di lokasi sekitar pukul 23.00 Wib, Sabtu (12/2/2022), sekira pukul 00.00, mereka memulai ritual.
Saladin yang tidur terkaget mendengar kegaduhan dari arah pantai. Dia pun langsung berlari ke pantai, sambil membawa pelampung. Dia akhirnya terjun ke laut, dan berhasil menyelamatkan lima orang.
"Dua orang meninggal dunia, dan tiga orang hidup," katanya.
Saladin bersama warga dan SAR Rimba Laut langsung berjibaku menolong korban. Polisi, TNI, Basarnas, dan relawan, kemudain berdatangan juga melakukan pencarian.
Pencarian selesai pukul 11.50 Wib. 11 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 12 orang selamat. Satu orang sopir juga selamat.
4. Firasat Korban bak Pertanda
Dua dari 11 korban tewas adalah Bahri dan Sri Wahyuni Komariyah.
Painah, mertua Sri Wahyuni tak menyangka anak dan menantunya akan ikut jadi korban ritual tersebut.
Painah sontak teringat percakapannya dengan sang menantu, sehari sebelumnya yang seakan menjadi pertanda.
"Kemarin dia kan bersih-bersih rumah, saya tanya, kok bersih-bersih rumah kenapa. Dia menjawab kalau akan ada banyak tamu ke rumahnya.
Katanya, teman-temannya mau ngaji di rumah," ujar Painah kepada Surya saat ditemui di rumah duka di Dusun Krajan Desa/Kecamatan Ajung, Minggu (13/2/2022).
Selain itu, Sri juga menceritakan perihal mimpinya kepada Painah.
Dalam mimpinya, Sri mengaku melihat orang membawa keranda mayat atau keranda jenazah di samping rumahnya.
"Mungkin itu jadi firasat menantu saya. Ternyata kejadiannya begini," kata Painah.
Painah dan sang suami, Maid, tidak pernah tahu keterlibatan Syaiful dalam Kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Sebab, keduanya tidak pernah bercerita tentang kegiatan pengajian di kelompok tersebut.
Daftar Korban Tragedi Ritual Berujung Maut di Pantai Payangan Jember
Berikut data nama korban meninggal dunia dari data Basarnas, relawan, serta keluarga:
1. Ida, warga Kecamatan Rambipuji
2. Pingkan, warga Kecamatan Rambipuji
3. Bu Sulastri, warga Jl Kacapiring Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang
4. Sofia warga Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi
5. Arisko (21) warga Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi
6. Febri (28) Kabupaten Bondowoso. Terdata sebagai anggota Polres Bondowoso
7. Musni warga Kecamatan Kaliwates
8. Yuli warga Kecamatan Panti
9. Kholifah, warga Desa Gugut Kecamtan Rambipuji
10. Sri Wahyuni Komariyah, warga Dusun Krajan Desa/Kecamatan Ajung
11. Syaiful Bahri, warga Dusun Krajan Desa/Kecamatan Ajung
Seluruh jenazah dibawa ke Puskesmas Ambulu untuk identifikasi awal. Setelahnya, jenazah dikirim ke Kamar Mayat RSD dr Soebandi Jember. Keluarga mengambil jenazah di tempat tersebut.
Baca juga: Anggota Polsek Pujer Bondowoso Turut Jadi Korban Meninggal Dalam Tragedi Ritual Maut Pantai Payangan