Imlek 2022
Perayaan Imlek di Klenteng Tjoe Tik Kiong Sepi, Umat Datang Silih Berganti Menghindari Kerumunan
Suasana sepi meliputi perayaan Tahun Baru Imlek 2573 di Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Selasa (1/2/2022).
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Suasana sepi meliputi perayaan Tahun Baru Imlek 2573 di Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Selasa (1/2/2022).
Suasana sepi ini karena adanya pembatasan peribadatan karena suasana pandemi Covid-19.
Gerbang depan sengaja ditutup dan digembok, sehingga sekilas seperti tidak ada kegiatan di dalam klenteng.
Umat yang akan beribadah masuk lewat pintu samping yang biasa dipakai akses ke Gedung Tri Dharma.
Menjelang siang, banyak warga yang berdatangan ke klenteng.
Mayoritas mereka mengira akan ada pentunjungan barongsai dan leang-leong saat Imlek ini.
"Imlek tahun lalu masih ada barangsai dan leang-leong. Tapi tahun ini tidak ada sama sekali," ungkap Bio Ma Klenteng Tjo Tik Kiong, Tjio Jinjin.
Peribadatan warga sudah dimulai pukul 04.30 WIB.
Sebelumnya pihak klenteng telah mengumumkan tidak ada persembahyangan bersama.
Karena itu umat yang datang beribadat mengatur waktu agar tidak datang bersamaan.
"Jadi terus datang satu per satu atau bersama keluarga. Tidak sampai bergerombol di dalam klenteng," sambung Jinjin.
Persembahyangan dilakukan hingga menjelang malam, untuk memberi waktu umat.
Selain dari wilayah Tulungagung, ada pula umat Tri Dharma dari Malang dan Blitar.
Mereka sebelumnya bersilaturahmi sekaligus sembahyang di Klenteng Tjoe Tik Kiong.
"Masing-masing orang memang cari sepinya, berusaha tidak datang bersamaan dengan keluarga lain. Karena semua sadar suasana masih pendemi," tutur Jinjin.
Pihak klenteng juga tidak memasang ratusan lampion di halaman samping, di depan Gedung Tri Dharma.
Biasanya deretan lampion yang menggantung, memenuhi halaman ini menjadi daya tarik warga.
Setiap malam ratusan lampion saat Imlek ini menjadi tempat swafoto warga.
Namun Imlek tahun ini lampion tersebut ditiadakan karena dikhawatirkan menjadi memicu kerumunan. (David Yohanes)