Kehidupan Munir Guru yang Nekat Bakar Sekolah Ternyata Pilu, Akhirnya Honor 2 Tahun Mengajar Dibayar
Kehidupan Munir Alamsyah (53), sosok guru yang nekat membakar sekolah ternyata memilukan. Langsung sujud syukur setelah 24 tahun perjuangkan haknya.
Penulis: Alif Nur Fitri P | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Kehidupan Munir Alamsyah (53), sosok guru yang nekat membakar sekolah ternyata memilukan.
Diwartakan, Munir nekat membakar SMPN 1 Cikelet Garut karena kesal honor mengajarnya selama 2 tahun (1996-1998) tak kunjung dibayar.
Munir telah 24 tahun bolak-balik menagih haknya, namun ia selalu mendapat penolakan dari pihak sekolah.
Baca juga: Aksi Dramatis Polres Jember Kejar-kejaran dengan Maling Sapi Hingga Mobil Pelaku Diterjang Peluru
Hingga akhirnya pada Jumat (14/1/2022), mantan guru Fisika tersebut membakar tempatnya mengajar itu dengan membabi buta.
Pascakejadian, Munir diamankan pihak kepolisian. Kasus Munir yang dipenjara lantaran membakar sekolah itu sontak jadi atensi nasional.
Lantas pada Jumat (28/1/2022), Munir resmi dibebaskan pihak kepolisian melalui jalur restorative justice.
Akhirnya bebas dari penjara, Munir lega. Beban berat di punggungnya seketika terangkat.
Tubuhnya seketika lunglai saat mendengar keputusan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
Pasalnya, impiannya untuk mendapat honor mengajar selama 2 tahun sebesar Rp6 juta akhirnya terlaksana.
Tak kuasa menahan haru, Munir langsung sujud syukur di depan awak media dan beberapa guru pada Jumat (29/1/2022).
"Perasaanya seperti diangkat dari masa-masa hina dan pahit, saya sangat bersyukur, terima kasih Pak Polisi dan pihak sekolah semuanya," ujar Munir dilansir dari Kompas.com.
"Saya membakar sekolah tersebut karena kesal, saya memohon maaf atas perbuatan itu," ucap Munir.
Honornya Dibayar
Kepala Dinas Pendidikan Garut, Ade Manadin berujar bahwa pihaknya akan bertanggung jawab membayarkan gaji Munir.
"Kami Disdik Garut bersama Kabid SMP, dan SMPN 1 Cikelet, sekarang akan mengganti honor yang enam juta yang belum dibayarkan,
mudah-mudahan ini menjadi sebuah obat luka yang ada di hati Pak Munir," kata Ade Manadin.
Lebih lanjut, Ade menjelaskan pihaknya memiliki tanggung jawab moral dan sosial kepada Munir yang dikenal seorang guru yang cerdas.
Tidak diberikannya honor selama dua tahun tersebut menurut Ade merupakan kontrol yang tidak peka dari lingkungan sekolah pada saat itu sehingga terjadi kejadian pembakaran tersebut.
Baca juga: Perbandingan Kekayaan Raffi Ahmad & Nagita Slavina Disebut Bak Bumi dan Langit, Siapa Lebih Banyak?
Hidup Munir Pilu Selama 24 Tahun
Mimpi dan terkabulnya harapan tampaknya membuat Munir bisa tersenyum semringah.
Sebab selama 24 tahun, hidup Munir tak karuan, sebagaimana diungkap oleh kerabat Munir, Iip Syarif.
Diungkap Iip, selama bertahun-tahun hidup Munir memprihatinkan.
Belum menikah dan tak punya anak, Munir tidak memiliki tempat tinggal.
Selama ini Munir hanya tinggal di kamar kecil sebuah masjid.
Selama ini, Munir bekerja sebagai marbot masjid.
Munir juga kerap kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari Munir dan hanya berharap pemberian dari kerabat dekat.
Kadang menurut Iip, Munir terpaksa mencuri ikan di kolam depan masjid milik saudaranya.
"Masak sendiri, kadang mencuri ikan saudaranya di kolam depan masjid," ungkap Iip Syarif.
Iip juga menyebut Munir adalah sosok pria yang cerdas dan memiliki kemampuan berpikir di atas rata-rata.
Munir adalah lulusan SMA 1 Garut yang saat ini menjadi sekolah favorit di Garut dan mencetak lulusan terbaik.
"Dia orangnya cerdas, sangat cerdas dulu lulusan SMA 1 Garut. Kita tahu pada masa itu sekolahnya merupakan sekolah terbaik," imbuh Iip Syarif dikutip dari Tribun Jabar.
Setelah lulus Munir diketahui melanjutkan kuliah di IKIP Bandung tahun 1988 Prodi Matematika.
Sekedar informasi, IKIP Bandung sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.
Munir drop out (DO) di semester dua lantaran saat itu ia tidak mampu membiayai hidup dan biaya kuliah.
"Munir ditinggal mati oleh ibunya, kemudian ayahnya menikah lagi, bisa dibayangkan bagaimana kondisinya saat itu," ucap Iip.
Setelah sang ibunya meninggal dunia, beberapa tahun kemudian ayahnya pun meninggal dunia.
Sejak saat itu kehidupan Munir tak menentu dan ia diketahui lebih sering menyendiri.
"Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, hidupnya banyak yang berubah mungkin tekanan mental dialaminya sejak saat itu," kenang Iip.
Iip mengatakan Munir kemudian mengajar di SMPN 1 Cikelet Garut pada tahun 1996 hingga 1998 sebagai guru fisika.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Honor Jadi Guru Akhirnya Dibayar Usai Nekat Bakar Sekolah, Hidup Munir Selama 24 Tahun Ternyata Pilu,
Baca juga: Bhayangkara FC Pemuncak Klasemen Liga 1 Terjungkal Oleh Persik Kediri, Javier Roca Belum Puas