Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Berkat Petunjuk Emas Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mulai Terkuak, Pelakunya Lebih Tiga Orang
Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas.
TRIBUNMATARAMAN.COM - Kinerja Tim Forensik yang dipimpin langsung oleh ahli forensik Kombes Pol dr Hastry Sumy Purwanti akhirnya mampu menguak kasus kematian ibu dan anak (Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu) di Subang, Jawa Barat.
Pengungkapan peristiwa tragis itu berkat petunjuk emas yang diperoleh setelah mengautopsi ulang jasad almarhumah Tuti dan Amalia.
"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," kata dr Hastry, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tribunnews, Selasa (19/10/2021).
Menurut dr Hastry, saat autopsi pertama jasad Tuti dan Amalia, pada 18 Agustus 2021, ia tidak terlibat lantaran sedang bertugas di Jawa Tengah.
Meski begitu, dr Hastry sudah mengantongi hasil autopsi.

Hasil autopsi ini akan menguak waktu, cara, mekanisme, dan penyebab kematian dari Tuti dan Amalia.
"Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan. Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik."
"Saya hanya melengkapi saja dan memastikan juga, kalau dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," papar dr Hastry.
Hasil autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, kata dr Hastry, lantas dicocokkan dengan beberapa bukti pemeriksaan lain secara menyeluruh.
"Pengambilan tubuh jenazah itu kita periksa lagi ke ahli DNA forensik. Kalau memang butuh pemeriksaan sidik jari ke ahli fingerprint forensik. Kalau dia diracun kita ke toksikologi forensik," ujar dr Hastry.
Setelah memeriksa sidik jari, dr Hastry mencurigai adanya bukti jejak pelaku pada kuku korban Amalia.
Bukti pada kuku Amalia ini menunjukkan dugaan kalau korban sempat melakukan perlawanan kepada pelaku pembunuhan sebelum dihabisi.
"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya.
Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ucap dr Hastry.
"Jari-jarinya sekalian diambil untuk diperiksa DNA-nya. Itu kita periksa lengkap," tambahnya.
Selain itu, dr Hastry pun mencocokkan pemeriksaan primer dan sekunder terkait jasad Amalia dan Tuti.
Untuk pemeriksaan sekunder, keluarga korban turut dicecar polisi untuk memastikan data pada tubuh Tuti dan Amalia.
"Karena identifikasi itu ada 2, primer dan sekunder. Primer itu dari gigi, sidik jari dan DNA.
Kalau sekunder itu dari data medis yang saya periksa semuanya. Ada tanda tato kah, bekas operasi, tanda lahir. Itu kita cocokkan dari keterangan keluarganya," kata dr Hastry.
Kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, hingga kini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Polisi masih terus berupaya memburu pelaku perampasan nyawa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23).

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Erdi A Chaniago, mengatakan kasus pembunuhan terhadap ibu dan anak di Subang telah dilimpahkan ke Polda Jawa Barat sejak Senin (15/11/2021) lalu.
"Pelimpahan kasus tersebut dilakukan agar alat bukti dan petunjuk dapat dikaitkan dengan alat digital yang ada di Polda, dan penanganannya agar lebih obyektif dan efisien," kata Kombes Erdi A Chaniago kepada Tribun Jabar di Mapolres Sumedang, Senin (22/11/2021).
Erdi menyebut, hingga kini, penyidik masih memeriksa intensif terhadap sejumlah saksi.
Dari pemeriksaan tersebut, kata Erdi, telah mengerucut pada sejumlah saksi yang mungkin bakal jadi tersangka.
"Setiap hari mengerucut sesuai petunjuk yang ada. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa secepatnya mengumumkan siapa pelakunya," kata Erdi A Chaniago.
Erdi menambahkan, dalam mengusut kasus tersebut, penyidik tidak mempunyai kendala.
"Tidak ada kendala, hanya butuh waktu saja dan kehati-hatian karena ini menyangkut kemanusiaan," ujarnya.
Ahli forensik, Kombes Pol dr Hastry Sumy Purwanti, mengatakan kasus Subang pasti terungkap.
Sebagai petugas yang terlibat menangani kasus Subang itu, dr Hastry kasus Subang prediksi kasus itu bisa diungkap sebelum 100 hari dari penemuan mayat korban.

Hal ini disampaikan dr Hastry saat berbincang dengan Denny Darko di kanal Youtube-nya, dikutip Tribunjabar.id (21/11/2021).
“Saya prediksinya kan selalu kalau nggak tanggal 8, tanggal 18 (November, red), ini udah lewat,” ungkap dr Hasry.
Mendengar prediksi dr Hastry tersebut, ternyata Denny Darko mengaku memiliki prediksi yang hampir sama.
Dengan menggunakan kartu tarotnya, Denny Darko mengaku kasus Subang sudah bisa diungkap seminggu kemarin.
Ia menjelaskan tak ada korelasi atau saling kerja sama antara dirinya dengan ahli forensik tersebut.
Hanya saja Denny Darko menjelaskan, prediksi dr Hastry berdasarkan segi kasus yang dipecahkan.
Ia pun mengingatkan kembali bahwa tebakannya seminggu lalu.
Saat itu ia menyebut bahwa dalam seminggu akan terjadi satu hal yang penting.
Setelah mendengar prediksi dr Hastry itu, Denny Darko yakin momen penting itu terjadi.
Ia merasa kemungkinan hal penting tersebut belum waktunya dibagikan polisi dan penyidik untuk publik.
Tak sampai di sana, perbincangan Denny Darko dengan ahli forensik Kombes Pol dr Hastry Sumy Purwanti masih berlanjut.
Dalam kesempatan itu, penonton Denny Darko dipersilakan melontarkan pertanyaan kepada dr Hastry.
Hingga akhirnya ada penonton yang menanyakan berapa jumlah pelaku pembunuhan ibu dan anak dalam kasus Subang.
Alih-alih meminta dr Hastry tak usah menjawabnya, Denny Darko menebaknya.
Ia meminta dr Hastry hanya tersenyum bila tebakannya benar.
Denny Darko pun langsung melontarkan tebakannya bahwa pelaku pembunuhan Tuti dan Amali itu lebih dari satu orang.
Ahli forensik itu pun tersenyum dan akhirnya tegas membenarkannya. “Betul,” ujarnya sembari tersenyum.
Kemudian, Denny Darko melanjutkan kembali tebakannya bahwa jumlah tersangka lebih dari tiga orang.
Mendengar tebakan itu, dr Hastry buka suara namun hanya tersenyum.
“Kalau saya bilang, pelakunya ini tiga plus sekian lah, intinya seperti itu,” kata Denny Darko. (Tribun Jabar)