Berita Tulungagung
Penghasilan Manusia Silver di Tulungagung Cukup Menggiurkan, Kini Dikeluhkan Masyarakat
Penghasilan manusia silver di Tulungagung cukup menggiurkan. Namun, keberadaan mereka kini cukup meresahkan masyarakat. Ini alasannya
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Satpol PP menangkap dua manusia silver di Simpang Empat Kemuning, Rabu (4/11/2021).
Satu di antaranya terduga pelaku pelecehan seksual, memainkan alat kelaminnya di hadapan seorang perempuan.
Sejumlah simpang empat selama ini di wilayah kota Tulungagung menjadi langganan manusia silver, seperti Tamanan, Gleduk, Plandaan dan BTA.
Baca juga: Satpol PP Tulungagung Tangkap 2 Manusia Silver, Salah Satunya Diadukan Karena Pelecehan Seksual
Hasil penyidikan Satpol PP, ternyata orang-orang yang rela mengecat tubuhnya dengan cat perak ini mempunyai penghasilan yang menggiurkan.
Hanya dalam waktu tiga jam, mereka bisa menghasilkan Rp 100.000 per orang.
“Mereka tidak bekerja seharian. Paling hanya tiga jam, dan dapatnya paling rendah Rp 75.000 sampai Rp 100.000,” terang Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Tulungagung, Yulius Rama Isworo.
Keberadaan manusia silver mulai marak di Tulungagung sejak awal 2021.
Mereka meminta uang saat lampu lalu lintas menyala merah, terutama kepada pengendara mobil.
Dengan pendapatan harian sebesar itu, per orang bisa mengantongi Rp 3.000.000 per bulan.
"Mereka biasanya beraksi dua orang. Kalau di satu titik ada kelompok lain, yang baru datang akan pergi," ungkap Yulius.
Dalam satu kelompok biasanya ada enam orang anggota.
Mereka mengatur sendiri jadwal mangkal secara bergiliran.
Ada yang pindah-pindah lokasi, ada pula yang menetap di satu simpang empat.
"Misalnya pagi di Simpang Empat Gleduk, sore pindah ke Tamanan," ungkap Yulius.
Keberadaan manusia silver ini terus berkembang.