Lipsus Koperasi Merah Putih

LIPUTAN KHUSUS Optimisme KDMP Karangsoko Trenggalek Gerakkan Ekonomi Warga dari Potensi Lokal

Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Karangsoko di Desa Karangsoko, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, resmi mulai beroperasi

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Prokopim Pemkab Trenggalek
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin meluncurkan 157 Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih di Halaman Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kelurahan Surodakan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (12/7/2025). Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no 49 tahun 2025, Koperasi merah putih mendapatkan pinjaman modal dari Himpunan Bank Milik Negara hingga Rp 3 Miliar. 

Harapannya, terjadi siklus perdagangan yang menguntungkan petani lokal.

Keputusan memilih jenis usaha jual beli sembako bukan tanpa pertimbangan.

Menurut Asmungi, Desa Karangsoko memiliki potensi pertanian dan peternakan cukup besar.

Dengan adanya koperasi, hasil panen petani dapat terserap dengan harga pantas dan dipasarkan kembali kepada warga.

"Dari masyarakat yang punya penghasilan pertanian dan peternakan bisa dijual di koperasi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani," ucapnya.

Lebih jauh, koperasi menarget menjadi pemasok utama tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di Desa Karangsoko

Kehadiran suplai kebutuhan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengoptimalkan hasil pertanian lokal dinilai mendukung program nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto di bidang penguatan gizi masyarakat dan ketahanan pangan.

Baca juga: Optimalkan Rehabilitasi Jalan Trenggalek, Komisi III DPRD Dukung Pembentukan Empat UPTD PUPR

Untuk mewujudkan hal tersebut, KDMP Karangsoko mulai menyusun rencana usaha sekaligus menyiapkan proposal untuk mengajukan pinjaman melalui Himpunan Bank Negara (Himbara).

Di Kabupaten Trenggalek, perbankan yang ditunjuk sebagai penyalur akses permodalan ini ialah BRI.

"Kami punya niatan memanfaatkan fasilitas akses permodalan di Himbara yang modalnya sampai Rp 3 miliar. Jelas kami tidak mampu jika tidak pinjam modal. Untuk beli LPG saja modalnya sangat besar, apalagi (LPG) yang non-subsidi," tambah Asmungi.

Menurutnya, komunikasi dengan bank penyalur dan pemerintah desa akan menjadi kunci agar pengajuan akses permodalan disetujui dan rencana bisnis berjalan sesuai target.

Asmungi menambahkan, satu-satunya kekhawatiran adalah minimnya kemampuan teknis pengurus yang dikhawatirkan dapat memunculkan kesalahan dalam tata kelola. Untuk itu, pengurus menyambut baik adanya pelatihan dan bimtek yang telah dilakukan oleh Pemkab Trenggalek.

"Kalau dari sisi pengurus sebenarnya kalau dikatakan mumpuni ya masih kurang. Tapi yang penting kita mau berusaha untuk mencoba dan belajar. Nantinya sambil berjalan akan ada pelatihan, sosialisasi, hingga bimbingan teknis secara simultan," kata Asmungi.

Saat ini, koperasi dikelola oleh lima orang pengurus yang berasal dari seluruh dusun di Desa Karangsoko agar representasi dan pembinaan ekonomi dapat menjangkau seluruh wilayah.

Meski saat ini masih dalam tahap pengenalan, Asmungi optimistis KDMP Karangsoko dapat berkembang seiring berjalannya waktu. Letaknya yang berada di perbatasan Desa Karangsoko dan Kelurahan Kelutan menjadikan akses pembeli semakin luas.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved