Sekolah Rakyat Trenggalek
Sekolah Rakyat Trenggalek Mulai Beroperasi, MPLS Fokus Bikin Siswa Kerasan
Sekolah Rakyat Terintegrasi 50 Kabupaten Trenggalek di Jalan Kapiten Pattimura, Kelurahan Ngantru, mulai beroperasi
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Sri Wahyuni
TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Sekolah Rakyat Terintegrasi 50 Kabupaten Trenggalek di Jalan Kapiten Pattimura, Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, mulai beroperasi, Selasa (30/9/2025).
Sebanyak 69 siswa mengisi 3 rombongan belajar (Rombel) yaitu 2 Rombel Sekolah Dasar (SD) dan 1 Rombel Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Plt. Kepala Dinas Sosial PPPA Kabupaten Trenggalek, Christina Ambarwati, mengatakan idealnya 1 rombel berisi 25 anak, namun beberapa siswa belum bisa hadir karena memerlukan konfirmasi ulang serta beberapa alasan lain baik secara pribadi, maupun orang tua.
"Kalau untuk tenaga pendidikannya ada 16 orang, 1 kepala sekolah, 2 guru agama, 2 guru SD dan 11 guru SMP," kata Christina, Selasa (30/9/2025).
Begitu sampai di lokasi Sekolah Rakyat (SR), siswa akan menjalani MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), khusus hari pertama diperbolehkan untuk adanya pendampingan dari orang tua.
"Teman-teman puskesmas akan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis kepada mereka. Kemudian langsung masuk asrama, insyaAllah mulai besok mereka akan mulai MPLS," lanjutnya.
Baca juga: Bupati Mas Ipin Resmikan Sekolah Rakyat Terintegrasi 50 Kabupaten Trenggalek
Pada masa MPLS ini siswa tidak akan diberikan materi-materi akademik. Melainkan program - program yang membuat suasana senang demi meminimalisasi homesick atau rindu rumah.
"Pada tahap-tahap awal ini pokoknya mereka disetingsupaya anak-anak krasan dulu. Termasuk ada konseling awal dari teman-teman konselor. Baik konseling kepada anak maupun konseling kepada orang tua, untuk memastikan seperti apa latar belakang situasi masing-masing anak," jelasnya.
Christina menjelaskan, sarana dan prasarana yang disediakan dalam sekolah rakyat ini cukup lengkap, mulai dari laboratorium, ruang makan, asrama, ruang kelas yang seluruhnya dirancang dengan pendekatan teknologi.
"Tetapi insya Allah efektif semua barang-barang itu masih akan kita terima pada awal Oktober nanti," tegasnya.
Sementara itu, seorang wali murid, Sukarti mengaku senang keponakannya bisa masuk SR.
Apalagi keponakannya yang sebelumnya duduk di bangku kelas 3 SD Kayen, Kecamatan Karangan tersebut sudah terbiasa hidup mandiri karena orangtuanya merantau.
"Anaknya sendiri yang bilang kalau senang, tambah teman baru katanya. Di keluarga saya juga sudah terbiasa berpisah dari kecil karena masuk pondok pesantren," kata Sukarti.
Sementara itu, salah satu siswa Sekolah Rakyat, Dea Nanda Sari dari SMP 3 Munjungan menyampaikan kesannya hari pertama masuk Sekolah Rakyat. Menurutnya
"Suasananya berbeda, terus mengenal banyak teman, senang," katanya.
(Sofyan Arif Candra/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.