TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Kepala Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Sugeng Asmoro mengungkapkan 6 orang korban tanah longsor yang hilang merupakan satu keluarga.
Menurut Sugeng, keluarga tersebut sudah bertahun-tahun tinggal di RT 16.
Terdapat 8 anggota keluarga yang tinggal di 3 rumah yang berbeda.
Delapan orang tersebut antara adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi, Torik, Suminto, dan Khoiri.
Dari 8 orang tersebut yang selamat hanya Suminto, dan Khoiri.
"Yang selamat (saat tanah longsor) ada kegiatan di luar, Pak Suminto bekerja, lalu Khoiri sedang ke tetangga," kata Sugeng, Rabu (21/5/2025).
Sugeng mengakui banyak titik di Desa Depok yang rawan longsor karena kontur dan topografi yang berada di wilayah pegunungan Wilis.
Begitu juga di lokasi kejadian, yang sebelumnya pernah ada reruntuhan material dengan skala kecil.
"Pak Suminto pernah membersihkan tapi skalanya kecil, jadi tanah longsor ini tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan," jelasnya.
Selain tiga rumah di atas, ada dua rumah lagi yang hilang di RT 15. Kedua penghuni rumah tersebut berhasil melarikan diri sebelum rumahnya benar-benar tertimbun longsor.
"Dapurnya awalnya roboh, lalu menyelamatkan ibunya akhirnya tak berapa lama tertimbun total," tambahnya.
Pemkab Trenggalek melalui BPBD Trenggalek telah mendirikan posko korban tanah longsor di pendopo desa depan BUMDES Depok.
"Ada 32 orang yang mengungsi di posko, selain itu banyak yang mengungsi di rumah tetangganya," pungkasnya.
(TribunMataraman/Sofyan Arif Candra)
editor; eben haezer