Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Tantangan Mengentaskan Kawasan Blank Spot di Trenggalek: Pemdes Tak Mau Pakai Anggaran Dana Desa

Penulis: Sofyan Arif Chandra
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) SDN 2 Dompyong Trenggalek Digelar di Hutan Pinus karena listri di sekolah padam dan sinyal internet susah

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sejumlah kendala dihadapi Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Trenggalek untuk mengentaskan dusun blank spot atau tak terjangkau internet. 

Salah satunya adalah pola pikir pemerintah desa yang masih konvensional. Mereka menganggap pembangunan hanyalah yang bisa terlihat dengan mata.

Kades Kominfo Kabupaten Trenggalek, Edif Hayunan Siswanto mengatakan pada dasarnya dana desa (DD) bisa digunakan untuk pengadaan atau belanja internet.

Baca juga: 17 Dusun di Trenggalek Jatim Belum Tersentuh Internet Karena Tak Menguntungkan Provider

"Hanya saja mindsetnya pemerintah desa, kalau tidak belanja hal yang tidak kasat mata itu namanya tidak membangun," kata Edif, Jumat (15/12/2023).

Diskominfo sendiri sudah menawarkan sejumlah skema ke pemerintah desa untuk mengatasi blank spot di dusunnya, namun hanya sedikit pemerintah desa yang menerima tawaran tersebut.

Tantangan kedepan, Edif akan mencoba untuk memacu kolaborasi penyedia ISP (Internet Service Provider) lokal dengan pemerintah desa.

"Kalau kepala desa terbuka dengan digitalisasi, Bumdesnya bisa dimanfaatkan dengan memberikan penyertaan modal kemudian kerjasama dengan ISP untuk mengantasi blank spot," lanjutnya.

Selain memberikan akses komunikasi yang lebih mudah untuk warganya, skema tersebut menurut Edif sebenarnya bisa menjadi peluang pemerintah desa untuk menambah penghasilan desa.

Upaya lain, Edif telah mencari solusi ke Kementerian Kominfo. Hasilnya ia mendapatkan jawaban saat ini Kementerian Kominfo tengah fokus pada penggunaan internet satelit.

"Saat ini sudah diterbangkan Satelit Satria 1 (Satelit Republik Indonesia) di atas Kepulauan Jayapura. Harapannya ini benar-benar bisa menjadikan solusi untuk memberikan akses internet ke seluruh wilayah termasuk pegunungan," ujar Edif.

Di Trenggalek sendiri, saat ini tinggal 17 dusun yang masih masuk kategori blank spot. Dusun-dusun tersebut mayoritas berada di pegunungan atau di lembah pegunungan sehingga pancaran sinyal dari BTS (Base Transceiver Station) sulit untuk penetrasi ke kawasan tersebut.

"Selama ini cara kita untuk memberikan akses internet ya dengan ISP karena kalau harus membangun BTS dari pihak provider belum tentu mau, dengan pertimbangan dari segi bisnis dan akses listrik yang tak stabil di dusun tersebut," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer