Berita Lumajang

Perjuangan Nenek Usia 106 Tahun di Lumajang Lolos dari Kepungan Banjir yang Merendam Rumahnya

Editor: Anas Miftakhudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbah Satroh usia 106 tahun asal Dusun Wonorejo Kecamatan Kedungjajang terjebak banjir. Banjir ini disebabkan karena debit air Sungai Krassk meluap.

TRIBUNMATARAMAN.COM | Lumajang - Sepanjang hidupnya, pada Senin (14/3) malam merupakan perjuangan terberat sekaligus pengalaman yang sulit dilupakan oleh Mbah Satroh.

Nenek berusia 106 tahun asal Dusun Wonorejo Kecamatan Kedungjajang, Lumajang itu harus berjuang menghadapi kepungan banjir.

Air dari Sungai Krasak tiba-tiba meluap hingga merendam separuh ranjang tidurnya.

Ditemui di rumahnya, Mbah Satroh tampak lemas. Dia berbaring di ranjang. Sambil dipijat cucu-cucunya, Mbah Satroh terus mengeluh sakit di bagian persendian.. 

"Tadi malam diungsikan ke rumahku. Tapi begitu tahu airnya sudah surut, Mbah minta balik ke rumahnya sendiri," Kata Supiyana, cucu Mbah Satroh.

Sehari-hari Mbah Satroh tinggal di rumah sederhana ukuran 8x6 meter bersama Satiyah.

Satiyah usianya 80 tahun adalah anak pertama Mbah Satroh.

Usianya yang sepuh membuat mereka tak bisa berbuat banyak ketika melihat air masuk melalui sela-sela pintu.

Satiyah malam itu teriak sekencang-kencangnya minta bantuan  tetangganya agar segera mengevakuasi Mbah Satroh.

"Sama orang sini mereka digendong diungsikan di rumah ku," ujarnya.

Satiyah menceritakan, Desa Wonorejo baru pertama kali ini dilanda banjir, meskipun di sekitar pemukiman tersebut terdapat Sungai Krasak.

Menurutnya, lebar sungai cukup menampung luapan air. 

Arus Sungai Krasak pun juga terbilang cukup stabil. Saking tenangnya air, tidak sedikit warga gemar mandi di sungai, termasuk Mbah Satroh.

Namun tak disangka, sungai yang setiap hari disinggahi Mbah Satroh untuk mandi, tiba-tiba kemarin meluap hingga di bawah tempat tidurnya. Seolah-olah air yang gantian mendatangi dirinya. 

Mahrus salah seorang warga lain mengatakan, banjir yang terjadi kemarin malam disebabkan tumpukan tanah di mulut pembuangan air dari rawa ke Sungai Bondoyudo. Ketika debit air Sungai Krasak naik, luapannya meluber hingga ke permukiman warga. (Tony Hermawan)