TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Nur Kholis, Ketua RT 41 RW 12 Dusun Bangunmulyo Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur memastikan Rianto dan keluarganya tidak pernah terjadi keributan.
Namun begitu terjadi geger geden, Rianto tiba-tiba kalap menghabisi tiga nyawa.
Tak pelak, peristiwa berdarah itu langsung menyebar ke seluruh desa.
Ketika ditemui di Polsek Wates, Nur Kholis mengatakan sosok tersangka tidak pernah ada masalah dengan masyarakat.
Pria berusia 54 tahun ini mengungkapkan Rianto adalah sosok yang alim dan religius.
"Dia anaknya pendiam, saya sendiri belum pernah mendengar ada informasi ribut dengan keluarga atau adiknya," ujar Nur Kholis.
Nur Kholis juga mengatakan, Rianto tidak pernah punya riwayat gangguan jiwa. Pun termasuk dendam dengan seseorang atau tetangga.
"Wong anaknya diam kok, mau dendam bagaimana," jelasnya.
Diakui Nur Kholis saat kejadian, ia masih beruntung bisa selamat dari amukan Rianto yang juga masih punya hubungan keluarga dengan dirinya.
"Saat itu dia datang ke rumah, saya tanyai mau cari apa dan kemana. Dia gak ngomong apa - apa, lalu semakin mendekat ke saya. Otomatis saya takut, dan istri saya bilang. Mas Lari o, lalu saya lari," ungkapnya.
Rianto lalu mengejar Nur Kholis hingga masuk ke sebuah gudang di dekat rumahnya.
"Dia ngejar terus sampai saya masuk gudang dan pintu saya kunci dengan apa adanya. Tetapi Rianto berusaha mendobrak terus pintu gudang," jelas Nur Kholis.
Hingga akhirnya istri dari Nur Kholis meminta bantuan Siswo yang merupakan ayah dari Rianto.
"Setelah diamankan ayahnya saya kemudian lari dan gak tahu setelah itu apa yang terjadi," terangnya.
Nur Kholis membenarkan pelaku sudah menikah sejak 2 tahun lalu. Dan istrinya biasanya dibawa ke rumah orang tuanya di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur.
"Setahu saya masih belum punya anak. Biasanya memang sama istrinya di sini," tuturnya.