Kelangkaan Minyak Goreng

Pada Pedagang Antre Minyak Goreng Murah Sejak Subuh, Pembelian Dibatasi 2 Karton atau Satu Jeriken

Penulis: David Yohanes
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pedagang bersiap pulang setelah mendapat minyak murah.

TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Para pedagang dan pelaku usaha kuliner antre minyak goreng di Toko Sahabat, jl Ceplok Piring, Tulungagung, Kamis (24/2/2022).

Kendaraan mereka berjajar antre panjang di sepanjang trotoar di sekitar toko.

Mereka juga harus antre berjam-jam sejak selepas subuh agar bisa mendapatkan minyak goreng program pemerintah.

Menurut pemilik toko, Buntoro, setiap hari tokonya mendapat pasokan 4000 liter.

Jumlah itu langsung habis dibeli para pedagang maupun konsumen akhir.

"Stoknya memang terbatas, bukan langka," ujar Buntoro saat diajak berbincang di sela kegiatannya melayani pembeli.

Lanjutnya, minyak yang dijual ini adalah minyak domestic market obligation (DMO), atau kewajiban menjual ke pasar domestik.

Dimana pemerintah telah mewajibkan produsen minyak sawit untuk menjual 20 persen produknya, sebagai syarat mereka bisa ekspor.

Minyak ini yang dipakai pemerintah untuk stabilisasi harga.

"Karena itu penjualannya tetap dibatasi. Setiap orang hanya dua karton atau satu jeriken," tutur Buntoro.

Untuk minyak kemasan jeriken 20 liter  dijual Rp 270.000.

Jika dirata-rata minyak ini seharga Rp 13.500 per liter.

Sedangkan untuk kemasan karton dijual Rp 12.300 per kemasan 900 mililiter.

"Untuk yang jeriken memang ditujukan untuk konsumen akhir. Kalau untuk dijual lagi kami sarankan untuk yang kemasan," sambung Buntoro.

Diakui Buntoro, pihaknya tidak tahu berapa para pedagang akan menjual minyak kembali.

Buntoro hanya memastikan tokonya menjual minyak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Namun sebenarnya ada  pakta integritas yang mewajibkan para pedagang menjual minyak Rp 14.000 per liter.

"Lepas dari sini kami tidak tahu dijual berapa. Yang pasti kami menjual sesuai ketentuan," tegas Buntoro.

Sebelumnya memang sempat terjadi kekurangan suplai.

Kondisi ini yang membuat masyarakat berusaha beli dengan volume lebih.

Kini pasokan berangsur normal sehingga masyarakat diminta tidak panik.

"Kalau program pemerintah jalan, minggu depan sudah normal," ucapnya.

Ny Aris Sutini asal Desa Gesikan, Kecamatan Pakel adalah salah satu pedagang yang mengantre.

Ia mengaku mulai antre pukul 07.30 WIB dan baru dilayani pukul 10.00 WIB.

Aris mendapatkan dua karton minyak, dengan setiap karton berisi 12 botol.

"Rencananya akan saya jual lagi dan dipakai sendiri. Karena cari minyak masih susah," ujarnya.

Dari setiap botol yang dijual, pihak toko memberikan selisih keuntungan Rp 1000.

Aris mengaku cukup lega, karena sebelumnya pasokan minyak sangat terbatas.

Kini meski belum pulih seperti sediakala, setidaknya Aris bisa kembali berjualan. (David Yohanes)