Berita Terbaru Kabupaten Kediri
Pelaku UMKM di Kediri Sulap Produksi Opak Gapit Jadi Super Efisien Tanpa Tinggalkan Rasa Tradisional
Pelaku UMKM di Kediri Sulap Produksi Opak Gapit Jadi Super Efisien Tanpa Tinggalkan Rasa Tradisional
Penulis: Isya Anshori | Editor: faridmukarrom
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Ahmad Effendi pelaku UMKM asal Desa Tambakrejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri menciptakan inovasi baru dalam dunia produksi makanan tradisional. Dia merancang sendiri alat cetak opak gapit modern yang mampu memproduksi antara 500 hingga 1.000 biji opak per hari.
Alat tersebut jauh melampaui metode manual yang selama ini digunakan. Inovasi ini menjadi angin segar bagi industri opak gapit lokal yang dikenal memiliki proses produksi lambat karena masih mengandalkan sistem cetak satu per satu.
Dengan alat baru ini, pria yang akrab disapa Effendi mengklaim proses cetak bisa berlangsung lebih cepat, efisien, dan tetap mempertahankan cita rasa tradisional khas opak gapit Kediri.
Baca juga: Tampilkan Sosok Dewi Sekartaji, Kota Kediri Raih Performa Terbaik Non-Rangking Light Culture Parade
"Alat ini terdiri dari enam sisi cetakan yang melingkar, jadi bisa mencetak beberapa opak sekaligus dalam satu waktu. Di bagian atas juga kami lengkapi dengan wadah adonan yang bisa diatur sesuai kebutuhan oleh operatornya," jelas Effendi Minggu (10/5/2025).
Usaha opak gapit milik Effendi sebenarnya telah dirintis sejak 2011. Namun ia mengaku perkembangan signifikan mulai terasa sejak 2014 ketika pemasaran mulai stabil dan perizinan usaha mulai tertata.
"Awalnya masih produksi manual, waktu itu cetak satu-satu, jadi kalau ramai pesanan seperti Ramadan dan Lebaran pasti keteteran," terangnya.
Dengan inovasi alat ini, Effendi tidak hanya bisa mengimbangi lonjakan permintaan saat permintaan pasar meningkat, tetapi juga membuka peluang perluasan distribusi ke luar daerah. Saat ini, opak gapit produksinya telah dipasarkan ke lebih dari 100 outlet di Kabupaten dan Kota Kediri hingga Nganjuk.
Setiap kemasan opak gapit 200 gram dijual dengan harga kisaran Rp 13.000 hingga Rp 14.000. Kemasan itu berisi sekitar 54 - 56 biji.
Meski sudah berkembang, Effendi tetap mempertahankan cita rasa tradisional dalam produknya.
"Kita tetap tidak pakai bahan pengawet, tidak ada tambahan pewarna atau rasa buatan. Semua serba alami," tegasnya.
Effendi juga mengandalkan jaringan sales keliling untuk memasarkan produknya. Setiap ada momen besar seperti Natal, Tahun Baru, lebaran hingga hajatan masyarakat, dia dan tim siap menerima pesanan dalam jumlah besar.
"Kami terbuka untuk siapa saja yang ingin menjual ulang, termasuk untuk kebutuhan oleh-oleh atau acara keluarga," ucapnya.
Polres Kediri Gencarkan Patroli Skala Besar, Jamin Kondusivitas Pasca Kerusuhan |
![]() |
---|
Tanggapi Soal Kasus Kekerasan WBP, Kalapas Kediri Sebut Pelaku Langsung Dipindahkan |
![]() |
---|
Gempar, Pria di Gampengrejo Kediri Ambruk dan Meninggal Usai Seruput Kopi di Kafe |
![]() |
---|
Nasib Pilu Napi Muda di Lapas Kediri, Diduga Jadi Korban Kekerasan Sesama Tahanan |
![]() |
---|
Pemkab Kediri Kebut Perbaikan 78 Ruas Jalan, Target 89 Persen Jalan Mulus di 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.