Wabah Penyakit Mulut dan Kuku
Cegah Penyebaran PMK, Pemkab Kediri Akan Tutup Sementara Pasar Hewan Sampai 25 Januari 2025
Pasar Hewan di wilayah Kabupaten Kediri akan ditutup sementara untuk mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Pasar Hewan di wilayah Kabupaten Kediri akan ditutup sementara untuk mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Penutupan akan dilakukan mulai 14 Januari 2025 hingga 25 Januari 2025.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menjelaskan bahwa keputusan ini dilakukan sesuai dengan arahan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
Tutik menegaskan pentingnya langkah ini sebagai respons terhadap peningkatan kasus PMK di beberapa daerah.
"Penutupan pasar hewan ini mengikuti langkah yang sudah dilakukan oleh kabupaten dan kota di sekitar Kediri. Secara epidemiologi, jika tidak segera ditekan, penyebaran PMK bisa semakin meluas. Ini juga tantangan bagi perekonomian, terutama peternak sapi potong," jelas Tutik, Jumat (10/1/2025).
Sebagai alternatif, DKPP akan mendorong peternak untuk menjual sapi melalui kelompok peternak yang sudah terdaftar di DKPP.
"Bagi yang membutuhkan sapi potong, kami sarankan langsung menghubungi kelompok peternak terdaftar. Mereka telah siap dengan produk yang sehat dan layak jual," tambahnya.
DKPP juga mengupayakan solusi digital bagi para peternak dengan memanfaatkan penjualan online. Tutik menyebut bahwa beberapa peternak telah mulai menggunakan metode ini untuk menjangkau pembeli tanpa harus berinteraksi langsung di pasar.
Sebelum penutupan, DKPP akan melakukan sosialisasi kepada para pedagang.
"Kami akan mengumpulkan pedagang pasar pada Minggu (12/1/2025) di Pasar Hewan Tertek, Pare, untuk memberikan pemahaman terkait kebijakan ini. Harapannya, mereka dapat memanfaatkan penutupan ini untuk mempersiapkan diri, baik dari sisi kebersihan maupun kesehatan ternak," bebernya.
Sementara itu, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menekankan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk melindungi para peternak dan masyarakat secara umum. Dalam Rapat Koordinasi terkait PMK, Mas Dhito menyampaikan bahwa seluruh elemen masyarakat harus terlibat aktif dalam mengendalikan wabah ini.
"Kita harus bergerak bersama. Pemerintah, peternak, dan masyarakat harus solid. Kebijakan ini tidak hanya soal menutup pasar, tetapi juga bagaimana kita memastikan langkah preventif berjalan efektif, termasuk vaksinasi dan edukasi kepada peternak," tegasnya.
Selama masa penutupan, pemerintah juga akan memaksimalkan penyemprotan disinfektan di pasar hewan dan melakukan vaksinasi ternak. Langkah ini dilakukan untuk mempersiapkan kondisi yang lebih baik menjelang musim panen ternak, terutama menjelang Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha.
"Penutupan pasar hewan ini bukan hal baru. Bedanya, kali ini inisiatif datang dari peternak sendiri yang khawatir ternaknya tertular PMK. Kami akan terus mendukung dengan kebijakan yang terbaik untuk semua pihak," pungkas Bupati Dhito.
(isya anshori/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Komisi B DPRD Tulungagung Pastikan Produksi Susu Tidak Terpengaruh PMK |
![]() |
---|
Stok Vaksin Melimpah, Sasaran Vaksinasi PMK Trenggalek Diperluas hingga Kambing dan Domba |
![]() |
---|
Trenggalek Dapat 21.750 Dosis Vaksin PMK, Kambing dan Domba Juga Jadi Sasaran Vaksinasi |
![]() |
---|
Pasar Hewan Terpadu di Tulungagung Kembali Beroperasi Setelah Serangan PMK |
![]() |
---|
Wabah PMK di Kota Kediri Mulai Melandai, Vaksinasi Ditargetkan Rampung Sebelum April 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.