Berita Terbaru Kabupaten Bondowoso

Kue Cucur Kopi Kuliner Khas Curahdami Bondowoso, Ternyata Ada Makna Filosofisnya

Kue cucur kopi yang dijual di Warung Joglo Curahdami, Bondowoso menjadi salah satu terobosan kuliner dengan campuran olahan kopi yang unik.

|
Editor: eben haezer
ist
Seorang warga tengah mengikuti wisata memasak ala tempoe doelu di Warung Joglo. Saat itu, ia mencoba membuat Cucur Kopi. Sementara, pemilik Warung Joglo terlihat memberikan penjelasan tentang Cucur Kopi. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | BONDOWOSO -  Kopi pada umumnya dapat dinikmati dengan cara diseduh sebagai minuman.

Namun, di tangan warga Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, kopi bisa disulap menjadi hidangan kue nusantara yaitu kue cucur. 

Jika anda penasaran dengan kue cucur kopi ini, anda dapat mendatangi Warung Joglo yang terletak di Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso.

Di Warung Joglo tersebut, anda bisa menikmati kuliner kue cucur kopi sekaligus juga belajar cara pembuatan kue tersebut.

Pemilik Warung Joglo, Rika Mimik Handayani telah membuat sejumlah variasi produk makanan dari kopi.

Salah satunya yang laris dipesan adalah kue cucur kopi ini.

Rika mengaku terinspirasi untuk membuat kue cucur kopi ini karena ingin ikut serta dalam membranding Bondowoso sebagai Republik Kopi (BRK). 

Selain itu, Warung Joglo miliknya juga berada di dekat kaki Gunung Raung yang juga merupakan tempat perkebunan kopi Robusta.

"Sebagai salah satu bentuk dukungan kami ke BRK adalah mendukung dari hulu ke hilir dengan mengemas menjadi makanan ringan," ujarnya pada Tribun Jatim, pada Selasa (22/10/2024).

Menurut wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Pokdarwis Dewi Rengganis itu, kue cucur kopi buatannya memiliki bahan dasar sama seperti cucur pada umumnya, yakni campuran tepung dan gula.

Namun, yang membedakan dari kue cucur lainnya adalah tambahan kopi Arabika dan Robusta dalam adonan tersebut.

Untuk rasanya, Rika menyebut, terasa seperti kopi cappucino karena diberi sedikit campuran susu.

"Kami ambil kopi Robusta dan juga Java Ijennya itu Arabika. Setelah itu, kita blend jadi satu," terangnya.

Rika juga mengatakan bahwa sebenarnya pembuatan cucur kopi ini tak hanya sekedar membuat kue khas Nusantara, melainkan ada filosofi nasihat dari sesepuh pada zaman dahulu.

Pada zaman dahulu di wilayahnya, para wanita akan dites oleh calon mertuanya untuk membuat kue cucur.

Jika kue cucur buatannya berhasil ada pusaran di tengahnya, maka wanita tersebut berhasil diterima menjadi menantu.

Menurut Rika, jika melihat hal itu sebenarnya ada pesan tersirat dari para orang zaman dulu. Yakni, agar harus telaten, dan perempuan harus bisa masak.

Menurut Rika, terdapat pesan tersirat dari nasihat para sesepuh zaman dahulu, yakni agar perempuan harus telaten dalam melakukan sesuatu, khususnya perempuan harus bisa memasak.

"Jadi ini merupakan turunan dari nenek moyang yang harus terus dilestarikan," ungkapnya.

Oleh karena itu, setiap ada wisatawan yang datang ke Kecamatan Curahdami ini akan diajak untuk belajar membuat kue cucur kopi. 

Mulai dari pembuatan adonan awal, hingga menggoreng, dan disuguhkan di meja untuk dikonsumsi bersama-sama. 

"Untuk cucur kopi ini kami jual hanya Rp 2 ribu saja," tuturnya.

Rika sendiri mengaku sangat senang karena kue cucur yang dulunya sebagai makanan ringan rakyat biasa, kini dapat dinikmati di angkringan, di tengah sawah, atau di pinggir jalan, serta ditengah keramaian pasar rakyat.

Hingga kini, melalui kreasi di Warung Joglo miliknya, makanan ringan ini akhirnya dapat disajikan di acara-acara penting desa, bahkan tersaji di cafe-cafe modern dengan tetap mempertahankan cita rasa yang khas.

"Jadi meskipun beda generasi, makanan khas ini sangat digemari mulai generasi terdahulu sampai sekarang, dengan varian terbaru rasa kopi ini," pungkasnya.

(Sinca Ari Pangistu/tribunmataraman.com)

Editor: Intan Nur Azizah

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved