8 CJH Asal Kabupaten Blitar Masih Tertunda Berangkat ke Mekkah

TRIBUNMATARAMAN.COM - Delapan calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Blitar masih tertunda berangkat ke tanah suci Mekkah hingga Selasa (4/6/2024).

Para CJH yang tertunda berangkat itu sempat mengalami sakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit sehingga tidak bisa berangkat sesuai jadwal bersama rombongan kloter-nya.

Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, Hamim Thohari mengatakan sampai sekarang masih ada delapan CJH asal Kabupaten Blitar yang tertunda berangkat ke Mekkah karena sempat mengalami sakit.

Sesuai jadwal, delapan CJH asal Kabupaten Blitar tersebut berangkat bersama rombongan kloter 68, kloter 69 dan kloter 70 ke Mekkah pada 30 Mei 2024.

"Delapan CJH yang tertunda berangkat itu enam di antaranya sakit dan dua lainnya pendamping jemaah yang sakit," kata Hamim.

Dikatakannya, saat ini, tinggal satu CJH yang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Haji.

Sedangkan jemaah lainnya sudah keluar dari rumah sakit dan dalam proses pemulihan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Menurutnya, para CJH yang pemberangkatannya tertunda akan diberangkatkan bersama kloter daerah lain.

Namun, Kemenag Kabupaten Blitar masih menunggu informasi dari Kanwil Kemenag Jatim.

"Sebelum diberangkatkan bersama kloter daerah lain, mereka harus mendapat surat layak terbang dari rumah sakit. Nanti akan dilakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan kepada para CJH," ujarnya.

Seperti diketahui, sebanyak 951 CJH dan petugas haji daerah asal Kabupaten Blitar berangkat ke Asrama Haji Sukolilo Kota Surabaya, Rabu (29/5/2024).

Sebanyak 951 CJH Kabupaten Blitar, itu terbagi menjadi tiga kloter, yaitu kloter 68, kloter 69 dan kloter 70.

Para CJH yang tergabung dalam kloter 68 sudah diberangkatkan ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Rabu (29/5/2024) dini hari.

Sedang para CJH yang tergabung dalam kloter 69 dan kloter 70 diberangkatkan ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Rabu (29/5/2024) sore. 

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer