Haul Habib Abu Bakar Assegaf 2024
Biografi Al Quth Habib Abu Bakar As-segaf, Ulama' Kharismatik di Gresik yang Sangat Dihormati
Biografi Al-Habib Abu Bakar Assegaf dari Gresik dalam mensyiarkan agama Islam di Jawa.
TRIBUNMATARAMAN.COM - Begini sepak terjang Al-Habib Abu Bakar Assegaf dalam mensyiarkan agama Islam di Jawa.
Diketahui Abu Bakar bin Muhammad as-Segaf, atau yang lebih dikenal sebagai Habib Abu Bakar Gresik, adalah seorang ulama yang mengabdikan masa dakwahnya di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Meskipun namanya dikaitkan dengan Gresik, Habib Abu Bakar sebenarnya dilahirkan di Besuki, Situbondo, pada 16 Dzulhijjah 1285 H atau 30 Maret 1869 M.
Ayahnya, Habib Muhammad bin Umar as-Segaf, adalah seorang ulama yang hijrah dari kampung asalnya di Hadramaut ke Besuki, Situbondo.
Baca juga: Jadwal Terbaru Haul Habib Abubakar Assegaf Gresik Lengkap dengan Prosesi Rangkaian Acara
Ketika Habib Abu Bakar masih kecil, ayahnya memutuskan untuk memindahkan keluarganya ke Gresik, tempat di mana ia kemudian meninggal.
Setelah mendengar kabar kematian ayahnya, nenek Habib Abu Bakar, Hubabah Fatimah binti Abdullah 'Allan, yang tinggal di Hadramaut, meminta agar cucunya tersebut berhijrah ke tanah leluhur mereka di Hadramaut. Pada tahun 1293 H, saat Habib Abu Bakar berusia 8 tahun, ia meninggalkan Gresik menuju Hadramaut dengan ditemani seorang kenalan keluarga bernama Syeikh Muhammad Bazemul.
Setibanya di Seiwun, Hadramaut, Habib Abu Bakar tinggal bersama pamannya, Habib Syeikh bin Umar as-Segaf, seorang ulama terkemuka yang menjadi rujukan masyarakat setempat. Di bawah bimbingan pamannya, Habib Abu Bakar mendalami ilmu fikih dan tasawuf serta membentuk kebiasaan beribadah yang mendalam.
Selain dari pamannya, Habib Abu Bakar juga berguru pada ulama-ulama terkenal lainnya di kota Seiwun, diantaranya:
1. Al-Habib Al-Quthb Ali bin Muhammad Alhabsyi
2. Al-Habib Muhammad bin Ali Assegaf
3. Al-Habib Idrus bin Umar Alhabsyi
4. Al-Habib Ahmad bin Hasan Alatas
5. Al-Habib Al-Imam Abdurrahman bin Muhammad Almasyhur (Mufti Hadramaut saat itu).
6. Al-Habib Syeikh bin Idrus Alaydrus
Kembali ke Indonesia
Setelah 9 tahun menimba ilmu di Hadramaut, Habib Abu Bakar yang kala itu berusia 17 tahun memutuskan untuk kembali ke tanah Jawa yakni pada tahun 1302 H atau 1885 M.
Ditemani Habib Alwi bin Segaf as-Segaf, Habib Abu Bakar menuju kota kelahirannya Besuki, Situbondo dan melakukan aktifitas dakwah di sana selama 3 tahun, setelah itu ia pindah ke Gresik dalam keadaan usia masih 20 tahun.
Meski telah kembali, Habib Abu Bakar tidak berhenti berguru, ia tetap belajar kepada ulama-ulama lain di Jawa seperti:
1. Habib Abdullah Bin Muhsin al-Atas (Habib Empang Bogor)
2. Habib Abdullah bin Ali al-Haddad (wafat di Jombang)
3. Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Atas (Pekalongan)
4. Habib Al-Quthb Abubakar bin Umar Bin Yahya (Surabaya)
5. Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Surabaya)
6. Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdhor (wafat di Surabaya)
Saat usianya baru menginjak 20 tahun, Habib Abu Bakar muda mendapat panggilan spiritual untuk melakukan uzlah/khalwat atau aktivitas menyepi, inspirasi spiritual ini ia dapat ketika sedang khusyuk menyimak khutbah Jumat. Ia absen dari aktivitas duniawi dan hanya beribadah dalam khalwat selama hampir 15 tahun.
Adalah gurunya, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi yang kemudian memerintahkannya untuk menyudahi masa khalwat, mengajaknya berkeliling mengunjungi ulama-ulama lain dan membawa Habib Abu Bakar ke kediamannya di Surabaya. Sepulangnya dari Surabaya, Habib Abu Bakar mulai membuka pengajian yang ditujukan kepada masyarakat umum di rumahnya.
Pengajian atau taklim yang dilakukannya itu dengan melakukan pembacaan kitab-kitab karya ulama salaf. Pengajian ini setidaknya telah mengkhatamkan Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali sebanyak 40 kali dan kitab-kitab lainnya. Setiap mengkhatamkan kitab, Habib Abu Bakar selalu mengadakan jamuan makan kepada masyarakat
Masjid Jami' Gresik, di kompleks pemakaman yang berada di samping masjid inilah Habib Abu Bakar dimakamkan.
Wafat
Setelah menghabiskan sisa usianya untuk menyebar ilmu, Habib Abu Bakar wafat di Gresik pada 17 Dzulhijjah 1376 atau 15 Juli 1957 dalam usia 88 tahun atau beberapa sumber lain mengatakan 91 tahun, dimakamkan di kompleks pemakaman Masjid Jami' Gresik. Sebelum wafat, ia sempat menunaikan puasa selama 15 hari.
Untuk mengenang perjuangannya sebagai seorang ulama, tradisi haul untuk memperingati hari kewafatannya selalu diadakan setiap tahun yang biasanya bertepatan pada tanggal 17 Dzulhijjah. Pusat acara di fokuskan di kediamannya di Jalan KH. Zubair dan Masjid Jami' Gresik depan alun-alun.[5] Acara ini selalu menjadi magnet bagi ribuan peziarah yang datang dari banyak penjuru negeri khususnya masyarakat Jawa Timur maupun para tokoh-tokoh politik.
Nasab
Bila diurut melalui jalur ayah, Habib Abu Bakar as-Segaf adalah keturunan ke-36, nasabnya adalah:
Abu Bakar bin Muhammad bin Umar bin Abu Bakar bin al-Imam Wadi al-Ahqaf Umar bin Segaf bin Muhammad bin Umar bin Toha bin Umar bin Toha bin Umar ash-Shafi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah SAW.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.