Drama Perselingkuhan Polwan Polda Jatim
Kronologi Perselingkuhan Polwan Polda Jatim Dengan Perwira Satu Angkatan, Suami Sampai Menangis
Berikut kronologi drama perselingkuhan Polwan Polda Jatim dengan sesama polisi yang satu angkatan saat pendidikan perwira. Suami sampai menangis
TRIBUNMATARAMAN.COM - Ipda MA, anggota Polresta Sidoarjo menagih komitmen Polda Jatim untuk menindak anggota Ditreskrimsus Polda Jatim, Ipda ADSY yang dia tuduh berselingkuh dengan istrinya, polwan Ipda DS.
Ditemui di Polda Jatim, Ipda MA pun membeber kronologi perselingkuhan istrinya dengan teman satu leting saat pendidikan perwira.
Kata dia, perselingkuhan Polwan Ipda DS dengan Ipda ADSY terbongkar perlahan-lahan.
Baca juga: Bermula Dari Pendidikan Perwira, Polwan Polda Jatim Selingkuh Dengan Sesama Polisi
Mulanya dia curiga pada perubahan perilaku sang istri setelah menjalani pendidikan perwira pada November 2021 silam.
Setelah pulang dari pendidikan perwira itu, sang istri mulai enggan tidur sekamar dengannya dan memilih tidur bersama anaknya.
Perubahan lainnya, sang istri mulai mengganti kode kunci pada ponselnya dan merahasiakannya dari sang suami.
Selain itu, sang istri juga mulai enggan untuk diajak berhubungan ranjang.
Hampir setiap hari sang istri pulang ke rumah sekitar pukul 21.00 atau 22.00 WIB. Setibanya di rumah, sang istri cenderung memilih untuk langsung tidur.
"Sempat saya tanya ke istri. Kenapa kamu seperti ini. Dia diam aja," katanya.
Keanehan demi keanehan sikap dan perilaku sang istri, semula diabaikan oleh Ipda MA.
Ia menganggap, perubahan yang terjadi pada sang istri murni disebabkan karena beban kerja selama seharian di markas.
Lagipula, di matanya, sang istri tampil sebagai sosok solehah.
Istrinya juga dianggapnya menjadi figur yang baik untuk empat anak mereka.
"Untuk sentuhan anak, biasa-biasa aja. Sangat harmonis keluarga kita. Cuma semenjak dia jadi perwira, tingkah lakunya berkurang, tidak sebelum dia jadi perwira," ungkapnya.
Perselingkuhan Terkuak
Suatu hari di bulan November 2021, ia mendapati informasi sang istri berduaan bersama seseorang pria di dalam mobil Toyota HRV warna hitam yang sedang terparkir di area parkir umum dekat Mapolda Jatim.
Namun saat itu, dia mencoba tak curiga dan mengklarifikasinya kepada sang istri. Dan ternyata sang istri membantahnya.
"Pernah saya pergoki mereka di mobil di dalam mobil HRV waktu itu November 2021 berpelat mobil (menyebutkan pelat nopol). Saya telpon istri saya; siapa itu dalam mobil. Enggak gak ada siapa-siapa, jawabnya," terangnya.
Ipda MA mengaku beberapa kali mendapatkan informasi mengenai kelakuan sang istri yang kedapatan main serong dengan sosok Ipda ADSY.
Namun, ia selalu menampiknya dengan mencoba berpikir positif terhadap sang istri. Ipda MA selalu teringat bahwa sosok istrinya, merupakan pribadi yang lugu dan baik, mustahil berperilaku serong semacam itu.
"Ada yang mengasih tahu setahun sebelumnya; Hati-hati sama dia (terlapor), karena kemana-mana istri saya sama dia. Saya enggak percaya. Karena istri saya kuat imannya, dan orangnya baik. Anak saya sudah 4 anak. Dan saya cukup perhatian," ulasnya.
Terlalu sering mendapatkan informasi serupa, membuat Ipda MA gerah juga. Ia mulai mencoba mencari tahu sendiri kebenaran informasi tersebut.
Pada 1 Juni 2023, kebetulan hari itu, adalah tanggal merah peringatan Hari Lahir Pancasila, sang istri berpamitan kepadanya agar tetap masuk berdinas di markas, untuk melaksanakan upacara.
Namun, setelah menyelesaikan upacara, sang istri meminta izin kepada Ipda MA untuk bepergian sejenak melakukan takziah. Hanya saja, istrinya tak memberitahu siapa yang meninggal.
Hampir seharian tak ada kabar. Ipda MA mulai berupaya menghubungi melalui pesan singkat WhatsApp (WA) dan telepon seluler kepada sang istri sekitar pukul 15.00 WIB. Namun, hingga pukul 19.00 WIB, sang istri tak kunjung merespon pesan dan sambungan teleponnya.
Merasa kelakuan sang istri makin tak wajar. Ipda MA tak ingin duduk berpangku tangan, pasrah begitu saja.
IKali ini ia ingin menggunakan nalar penyidik ala anggota reserse untuk mencari tahu keberadaan sang istri.
Menggunakan perangkat pendeteksi lokasi keberadaan nomor ponsel milik sang istri berbasis aplikasi ponsel Android dalam ponselnya, Ipda MA mendapati lokasi ponsel sang istri berada di kawasan Tretes, Prigen, Kabupaten Pasuruan, sekitar pukul 20.00 WIB.
Sejam kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB. Ipda MA mulai bergegas mencari keberadaan sang istri berbekal petunjuk lokasi hasil pelacakan nomor ponsel sang istri.
Ternyata, ia mendapati beberapa area yang diduga kuat menjadi lokasi keberadaan sang istri. Namun, anehnya lokasi tersebut berpindah-pindah.
Hingga akhirnya, ia sempat mendapati adanya sebuah mobil Toyota Fortuner warna hitam yang terdapat keanehan pada susunan huruf dan angka pada pelat nopolnya.
Ipda MA merasa, susunan pelat nopol tersebut identik dengan nama angkatan pendidikan perwira.
Dia pun menyimpulkan bahwa sang istri sedang main serong dengan seorang teman oknum sesama anggota kepolisian dari satu angkatan pendidikan sekolah Perwira.
"Saya akhirnya menemukan mobil Fortuner warna hitam bernopol (sebut nopol). Dari situ saya pertama tanya bahwa jadi hari itu adalah acara leting (angkatan)," ujar anggota Satreskrim Polresta Sidoarjo itu.
Tak ingin gegabah, Ipda MA menyudahi proses pengintaiannya, sekitar pukul 00.30 WIB. Ia mulai kembali pulang ke arah Sidoarjo.
Di tengah perjalanan, sekitar pukul 01.00 WIB, seseorang menghubunginya melalui sambungan telepon.
Sosok tersebut mengaku kepadanya berinisial Ipda AF, anggota Ditlantas Polda Jatim, atau teman Ipda DS.
Maksud Ipda AF menelepon Ipda MA hanya sebatas memberikan kabar bahwa sang istri; Ipda DS, baru saja pulang dari takziah, dan pada tengah malam itu bakal segera pulang.
Di ujung telepon, Ipda MA menjawabnya secara datar. Padahal rentetan tanda tanya membanjiri benaknya; mengapa sang istri enggan memberikan kabar itu secara langsung kepadanya, dengan menghubunginya balik.
Mengingat waktu telah terlanjur larut atau sudah memasuki dini hari. Setibanya di rumah, Ipda MA tak ingin membahas permasalahan tersebut. Namun ia memilih menunggu keesokan harinya.
"Jadinya saya makin curiga," gumamnya.
Keesokan harinya, Ipda MA berupaya menegur kelakuan sang istri yang mulai aneh. Bahkan ia juga memberikan wejangan agar bersyukur selama belasan tahun hidup berumah tangga, masih dapat rezeki yang cukup untuk menghidupi keempat anak-anaknya.
Namun setelah hari itu, istrinya masih berperilaku aneh seperti sebelumnya. Bahkan, masih tetap menelepon sosok Ipda ADSY selama berjam-jam, tatkala berada di rumah.
"Tanggal 2-3 Juni, saya ingatkan ke istri; dek gak semua polwan dan polisi enak naik mobil, AC, anakmu udah banyak, rejeki udah ada. Dia jawab; iya mas. Begitu gelagatnya saya lihat masih telepon teleponan dengan dia. Sampai makan siang aja diperhatikan," keluhnya.
Lantaran nasehatnya tak digubris, Ipda MA lantas mulai memverifikasi kebenaran semua dugaan skandal perselingkuhan dengan sosok Ipda ADSY, dengan menghubungi sang istri melalui WA pada Jumat (9/7/2023).
Sang istri pun mengakui memiliki hubungan spesial dengan sosok Ipda ADSY, di belakangnya selama ini.
Hubungan tersebut terjalin sejak keduanya lulus sekolah Perwira pada Bulan November 2021 silam.
"Kalau pengakuan dari istri saya sejak tahun 2021 bulan November sudah berhubungan mereka. Saya tidak menyangka karena istri saya salatnya rajin, puasa senin kamis rajin, dia baik. Tapi enggak menyangka seperti itu kejadiannya," ungkapnya.
Sang istri juga mengaku telah berkali-kali berhubungan seks dengan ipda ADSY di hotel atau di rumah kosong milik ipda ADSY di kawasan Kedayon, kabupaten Sidoarjo.
"Kalau sudah melakukan hubungan layaknya suami istri, saat mengaku pertama pada tanggal 19 Juni itu, mengaku sekali. Begitu pagi harinya, dia mengaku lagi, dan saya video lagi, saya tanya, dia mengaku 5 kali," terangnya.
Mendapati pengakuan tersebut, Ipda MA lantas menghubungi Ipda ADSY untuk meminta pertanggungjawaban karena telah merusak keharmonisan rumah tangganya. Ternyata, Ipda ADSY justru berkelit.
"Pihak terlapor mengucapkan; astaghfirullah saya gak ada apa-apa dengan istrinya komandan, saya sama istrinya komandan sudah saya anggap keluarga," kata Ipda MA menirukan ucapan Ipda ADSY saat dihubunginya.
Pada hari di mana sang istri mengakui perselingkuhan tersebut. Ipda MA memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan sang istri.
Kendati 'rungkat' karena merasa dikhianati, ia tetap ingin menyudahi perjalanan bahtera dengan sang istri, secara baik-baik.
Ia merasa sang istri lebih menyayangi sosok pria selingkuhannya itu, ketimbang dirinya yang menemani membangun biduk rumah tangga, dengan tetap mendukung profesi Polwan sang istri, hingga sukses menjadi perwira.
"Mulai saat itu, kami pisah rumah. Dia pakai rumah saya yang lama. Saya dan anak-anak pakai rumah kontrakan. Anak-anak memilih ikut sama saya semua," ungkapnya.
Ipda MA telah mengadukan kasus yang menimpa keluarganya itu ke Bidang Propam Polda Jatim, sejak dua bulan lalu.
Namun, proses penyelidikannya masih terus bergulir hingga saat ini. Kabarnya, sang istri akan dijadwalkan menjalani pemeriksaan awal pada pekan depan.
Sebagai, sanksinya. Kini sang istri telah di-nonjob-kan sementara sebagai staf anggota di Ditreskrimum Polda Jatim.
Anehnya, hingga sekarang sanksi serupa, menurut Ipda MA, belum dilakukan atasan terhadap sosok Ipda ADSY.
Kendati demikian, besar harapannya, pihak atasannya di markas untuk secara objektif memberikan sanksi maksimal terhadap pihak yang bersalah atas kasus tersebut.
Bahkan, jika sanksi itu, berbuah pemecatan terhadap kedua belah pihak, istrinya; Ipda DS dan si teradu Ipda ADSY. Ipda MA mengaku, akan lebih legawa.
"Saya minta Ipda A dipecat, karena sudah bikin sakit hati saya. Bikin hancur keluarga saya. Awal saya enggak seperti itu. Saya 2,5 bulan saya merawat anak. Jadi harus ditebus harus dipecat. Bila perlu dua duanya dipecat gak apa-apa. Saya siap. Setimpal. Saya sudah disakit," katanya sambil menangis.
"Anak pilihan anak terserah (setelah bercerai). Kalau minta mamanya boleh. Minta ikut saya boleh. Saya enggak mau menuntut. Yang penting anak harus jadi anak soleh solehah gak sampai terjadi seperti ini,"
Sementara itu, reporter TribunJatim Network berupaya menanyakan perkembangan penyelidikan pengaduan kasus tersebut ke pihak Bidang Propam Mapolda Jatim.
Namun, seorang anggota Bidang Propam Polda Jatim, yang ditemui depan pintu layanan Yanduan Bidang Propam Polda Jatim, menyampaikan, segala informasi mengenai perkembangan penyelidikan kasus yang diadukan kepada Bidang Propam Polda Jatim akan disampaikan oleh pihak Bidang Humas Polda Jatim.
Namun, belum ada jawaban yang signifikan dan memuaskan mengenai perkembangan penyelidikan kasus tersebut.
Termasuk, kepada Ipda ADSY. Ia belum merespon pesan singkat terkait klarifikasi atas kasus aduan masyarakat di Bidang Propam Polda Jatim yang menyeret namanya.
(luhur pambudi/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataraman/foto/bank/originals/polwan-polda-jatim-selingkuh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.