Berita Tebaru Kabupaten Kediri

Warga Lereng Gunung Kelud Manfaatkan Serat Daun Nanas Untuk Usaha Kerajinan

Selain memanfaatkan buahnya, warga lereng gunung Kelud, Kabuapten Kediri, juga memanfaatkan serat daun nanas untuk usaha kerajinan tangan

Penulis: Didik Mashudi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/didik mashudi
Yoyok, perajin serat nanas memperlihatkan kerajinan yang dibuat dari olahan serat daun nanas. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Selain membuat olahan makanan dan minuman dari bahan buah nanas, Masyarakat kawasan lereng Gunung Kelud, Kabupaten Kediri juga telah memanfaatkan serat daun nanas untuk bahan kerajinan tangan yang menarik.

Beberapa produk kerajinan yang dibuat dari bahan serat daun nanas seperti, hiasan tirai, tempat lampu hias, tempat kaca, hiasan cemeti (pecut) dan serta aksesoris hiasan dinding. 

Kawasan lereng Gunung Kelud saat ini memang menjadi sentra pertanian penghasil buah nanas terkemuka di Jawa Timur. Malahan hasil panen buah nanas dari Kabupaten Kediri banyak dikirim ke sejumlah kota di Indonesia.

Data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, luas lahan budidaya buah nanas telah  mencapai 2.578 hektar. Tanaman ini banyak dibudidayakan dan hidup subur di kawasan lereng Gunung Kelud.

Empat varietas buah nanas yang banyak ditanam di antaranya queen, simplex, pasir kelud dan semut Kayen.

Yoyok, dari unit kerajinan serat nanas Kelompok Tani Mukti Desa Bedali, Kecamatan Ngancar menjelaskan, sudah ada petani yang telah membuat kerajinan dari bahan serat daun nanas. 

Beberapa jenis kerajinan yang dibuat seperti yang berkaitan dengan home dokoration seperti souvernir pecut, tempat lampu, tempat kaca serta tirai.

Untuk mengolah daun nanas menjadi serat sebenarnya tidak terlalu sulit. Hanya saja butuh ketelitian dan ketelatenan untuk proses pembuatan serat nanas.

"Sudah ada bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kediri yang membantu alat untuk mengolah daun nanas menjadi serat," jelasnya.

Sejauh ini untuk membuat aneka jenis kerajinan home dokoration masih dilakukan secara otodidak dengan meniru model kerajinan lainnya. "Keahlian kami masih otodidak," ungkapnya.

Para perajin mengharapkan ada bantuan dan perhatian dari pemerintah terutama untuk pemasaran hasil kerajinan. 

Harga jual kerajinan dari bahan serat nanas bervariasi mulai dari souvernir terkecil seharga Rp 50.000 sampai dengan tirai yang seharga Rp 500.000.

Sedangkan berkaitan dengan bantuan permodalan juga masih belum ada. Diharapkan ada akses bantuan modal dari pemerintah kepada perajin serat daun nanas. 

Selain membuat bahan kerajinan, budidaya nanas juga diupayakan pada hilirisasi dan industrialisasi nanas. Sehingga nanas tidak dijual berupa buah tapi juga produk turunan olahan nanas. Sehingga memberi nilai tambah bagi warga masyarakat.

Hasil olahan nanas yang sudah  muncul seperti pie nanas, dodol, jenang natadepinas, bolunanas, sari nanas dan madumongso nanas.

(didik mashudi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

--

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved