Berita Terbaru Kabupaten Blitar

Kesal Jalan Rusak Tak Diperbaiki Warga Sukodadi Blitar Buat Poster Sindiran Buka Wisata 'Water Park'

Warga Desa Sukodadi Blitar protes jalan rusak tak kunjung diperbaiki, mereka buat poster Wisata Water Park Mandi Lumpur

Editor: faridmukarrom
Imam Taufik
Kesal Jalan Rusak Tak Diperbaiki Warga Sukodadi Blitar Buat Poster Sindiran Buka Wisata 'Water Park' 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Kesal jalan rusak tak kunjung diperbaiki warga Desa Sidodadi Kecamatan Sidodadi, Kabupaten Blitar buat poster wahana Wisata Water Park Wonodadi.

Diketahui poster itu akan ditemui jika anda melewati Desa/Kecamatan Sidodadi, Senin (6/3/2023) siang.

Mereka melakukan protes atas kerusakan jalan desanya bukan dengan menanam pohon pisang atau memportalnya namun membikin poster sindiran yang cukup kreatif.

Isi tulisannya, telah dibuka wisata water park Wonodadi, dengan fasilitas antara lain, mandi lumpur, jeglongan kejut, outbond jungkir balik debgan free betadin (obat luka).

"Kami sengaja nggak melakukan aksi turun jalan atau menanam pohon di tengah jalan. Itu kami anggap biasa karena sudah umum dilakukan setiap warga memprotes kerusakan jalan desanya. Namun, dengan sindiran tulisan seperti itu, kami berharap telinganya para pejabat jadi lebih tipis karena pesan kami sudah sangat jelas," ujar Ilm, pria berusia 29 tahun, yang selama ini cukup getol memperjuangkan perbaikan jalan desanya itu.

Menurutnya, warga itu sebenarnya sudah kehilangan cara buat menyampaikan aspirasinya atas kerusakan jalan desanya sepanjang sekitar 4,5 km atau sampai desa tetangganya, Desa Jati. Selama bertahun-tahun, warga sudah melakukan protes berkali-kali namun tidak ada respons dari Pemkab Blitar.

Namun demikian, warga dengan terpaksa bersabar karena hanya bisa menunggu janji yang tiada pasti. Padahal, kerusakan jalan desanya, yang sudah parah itu karena memang sudah lama tak ada perbaikan, juga diperparah dengan truk yang mengangkut pasir.

"Dulu, tak separah sekarang ketika belum jadi jalur truk pasir. Namun, begitu para sopir truk pengangkut pasir yang mengambil pasir dari Kali Lahar (Kecamatan Nglegok), untuk dibawa ke Tulungagung itu lewat desa kami, kerusakan jalan desa kami sudah tak bisa dipilih karena di mana-mana berlubang," paparnya.

Saking banyaknya lubang sehingga setiap kali habis hujan seperti sekarang ini, lanjutnya, terlihat seprti kolam. Sebab, air hujan itu menggenang di kubangan itu dan jadi kolam lumpur yang membahyakan jika dilewati sepeda motor karena banyak yang jatuh terjerembab. Tak kecuali, oleh anak-anak di desa itu, setiap hujan turun itu dijadikan wahana bermain yang mengasyikan meski bermandi lumpur. 

"Kalau tak hujan, jalan itu juga sulit dilewati karena sulit dipilih akibat di mana-mana banyak lubang. Namun, kalau musim hujan begini juga lebih sulit lagi kalau nggak terbiasa lewat di situ. Sebab, lubang jalannya rata-rata cukup dalam, akibat dilewati truk pasir yang terus-menerus sehingga kian memperluas mengeluasnya sisa-sisa aspal," ungkapnya.

Tanggapan Pemkab Blitar

Menanggapi protes warga dengan menyindir seperti itu, M Hamdan, Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pemkab Blitar dengan datar mengatakan, itu sudah dipriorotaskan perbaikannya namun dirinya lupa berapa anggarannya.

"Kami nggak hafal berapa anggarannya namun itu sudah masuk usulan perbaikan tahun ini," ujarnya

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com/ Imam Taufiq)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved