Rumah Dinas Wali Kota Blitar Dirampok

Pengacara Samanhudi Sebut Murahan Pihak yang Lempar Isu Balas Dendam Kasus Perampokan di Blitar

Diketahui Pengacara mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Joko Trisno, membeberkan sumpah yang diutarakan kliennya termasuk bantahan dendam dengan Santoso

Editor: faridmukarrom
Kompas.com
Diketahui Pengacara mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Joko Trisno, membeberkan sumpah yang diutarakan kliennya termasuk bantahan dendam dengan Santoso 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Pengacara Samanhudi sebut murahan isu motif dendam dengan Santoso.

Diketahui Pengacara mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar, Joko Trisno, membeberkan sumpah yang diutarakan kliennya.

Joko juga menyebut bahwa motif dendam yang bergulir hanyalah isu murahan.

Ia juga menjelaskan maksud kata-kata Samanhudi yang viral setelah kasus ini mencuat.

Baca juga: Pengacara Samanhudi Tegas Menyebut Kliennya Tak Punya Dendam Pada Wali Kota Blitar Santoso

Menurut Joko, Samanhudi awalnya sama sekali tak tahu-menahu mengenai perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur tersebut.

Pasalnya, Samanhudi sedang berada di Surabaya untuk mengantar anaknya yang akan bersekolah ke luar negeri.

"Beliau tanggal 12 (Desember 2022) itu ada di Juanda, Surabaya mengantarkan anaknya yang akan berangkat sekolah ke luar negeri," terang Joko dikutip kanal youtube Harian Surya, Selasa (31/1/2023).

Sebagai pengacara, Joko pun sempat bertanya kepada Samanhudi yang langsung dibantah.

Mantan Wali Kota itu bahkan bersumpah tidak ikut-ikutan dalam kejahatan tersebut.

"Saya juga sempat menanyakan apakah beliau terlibat, 'Oh enggak, sumpah. Aku gak melok-melok (Aku gak ikut-ikut), Jek'," ucap Joko.

Sementara itu, isu dendam mencuat lantaran Samanhudi sekeluarnya dari penjara akibat kasus suap, pernah mengaku memiliki dendam politik.

Rupanya, dendam tersebut bukan terhadap Santoso secara pribadi, namun kepada sejumlah anggota partai yang diangkatnya.

"Itu dendam politik, karena beliau kan sudah punya kader banyak, yang jadi anggota dewan namun pada saat anaknya mencalonkan pengurus DPC itu dicoret oleh DPP," tutur Joko.

"Saya minta ke penyidik untuk tidak dimasukkan dalam BAP. Tetapi kita menjelaskan bahwa dendam itu dendam politik, Beliau kan awalnya dari merah, mau beralih ke warna lain."

Joko menegaskan bahwa hubungan Santoso dan Samanhudi selama ini baik-baik saja.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved