Wacana Arema FC Bubar
Sinyal Arema FC Mundur dari Liga 1, Daftar Fakta Singo Edan Dibubarkan
Berikut ini adalah rangkuman fakta peristiwa sebelum adnaya wacana Arema FC bubar dari Kompetisi Liga 1 musim ini.
TRIBUNMATARAMAN.COM - Rangkuman masalah Arema FC hingga akhirnya diwacanakan bubar di Liga 1.
Diketahui Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 Aremania berbuntut panjang.
Arema FC selaku tim kontestan Liga 1 dianggap bertanggung jawab atas kematian 135 nyawa pendukungnya.
Pasca Tragedi Kanjuruhan rentetan permasalahan terjadi di dunia sepakbola Indonesia.
Pertama mulai dari diberhentikan kompetisi Liga 3 dan 2 hingga Arema FC tak dapat tempat home base.
Berikut rangkuman tribunmataraman.com deretan masalah yang dihadapi Arema FC:
1. Kompetisi Liga 3 dan 2 Dihentikan
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi membeberkan hasil rapat Exco PSSI yang berlangsung hari ini, Kamis (12/1/2023) di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta.
Salah satu hasil rapat tersebut yakni PSSI memutu memutuskan untuk menghentikan kelanjutan Kompetisi Liga 2 musim 2022/2023.
Yunus Nusi menyampaikan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan berbagai faktor.
1. Adanya permintaan dari sebagian besar klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini terjadi karena tidak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator serta pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023.
2. Rekomendasi dari tim transformasi sepak bola Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan terkait sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat.
3. Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan.
Dalam rapat Exco tersebut juga memutuskan dan memerintahkan kepada PT.LIB untuk memfasilitasi pembentukan operator baru guna pelaksanaan Liga 2.
2. Arema FC Tak Dapat Tempat Home Base
Diketahui pasca Tragedi Kanjuruhan, Arema FC mendapat hukuman dari PSSI.
Salah satu hukuman dari PSSI adalah tim asal Malang Jawa Timur tak diperkenankan menggunakan home base Stadion Kanjuruhan hingga akhir musim Liga 1 2022/2023.
Oleh sebab itu, Arema FC sudah mengajukan beberapa tempat untuk jadikan home base.
Namun masalahnya, hingga sampai saat ini dari tempat yang sudah diajukan Arema FC, sampai saat ini belum ada pihak yang mempersilahkan tempatnya dijadikan home base.
Singo Edan sempat mengajukan stadion Sultan Agung Bantul, Yogyakarta sebagai homebase untuk putaran kedua.
Akan tetapi, Arema FC mendapat penolakan di daerah tersebut.
Selanjutnya, Arema FC mengajukan markas PSIS Semarang, Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah untuk dijadikan homebase.
Namun keinginan Arema FC tersebut ditolak mentah-mentah oleh suporter PSIS Semarang, Panser Biru dan Snex.
Kini, Arema FC harus kembali berkelana sampai menemukan stadion yang layak dan diizinkan untuk menjadi homebase.
3. Arema FC Dapat Serangan Bus Oleh Oknum Suporter
Diketahui 2 pemain Arema FC mengalami luka akibat serangan oknum suporter.
Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas menyampaikan, bahwa kejadian tersebut terjadi saat rombongan tim Arema FC hendak menuju ke tempat penginapan.
Namun, setelah keluar dari Stadion tiba-tiba bus yang ditumpangi pemain dan jajaran ofisial tim Arema FC itu mendapatkan serangan dari suporter tuan rumah.
"Awalnya kami disuruh nunggu sampai suporter pulang. Ternyata semua gak ada yang pulang nunggu sampai kami keluar. Setelah kami keluar langsung diserbu," ucapnya.
Akibat peristiwa tersebut , tiga pemain Arema FC mengalami luka-luka setalah terkena pecahan kaca.
Mereka ialah Dendi Santoso, Adilson Maringa dan Achmad Figo.
"Pemain yang luka ada Dendi, Maringa dan Figo. Itu kena pecahan kaca sama batu batako besar," ujarnya.
Wiebie juga menyampaikan, pada saat itu rombongan bus Arema FC dikawal oleh kepolisian dari Polres Boyolali dan Denpom Solo.
Manajemen Arema FC juga berencana akan melayangkan protes terkait apa yang dialami oleh Arema FC tersebut.
"Ini nanti sedang kami susun. Kami akan layangkan protes," tandasnya.
4. Kantor Arema FC Diserang Arek Malang
Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan Kota Malang rusak parah setelah unjuk rasa yang dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan Arek Malang pada Minggu (29/1/2023).
Unjuk rasa ini merupakan aksi lanjutan, setelah pada dua pekan sebelumnya, massa aksi juga melakukan aksi serupa di depan kantor Arema FC.
Dari pantauan Surya di lapangan, ratusan massa aksi dengan menggunakan pakaian serba hitam mendatangi kantor Arema FC.
Setibanya di sana, mereka sempat bersitegang dengan beberapa penjaga kantor Arema FC hingga terjadi kericuhan.
Suasananya pun chaos, hingga terjadi pelemparan batu ke store Arema FC. Hal itu membuat kaca store Arema FC pecah, dan beberapa massa kemudian kembali menyegel store Arema FC.
Kericuhan itu berlangsung sekitar 20 menit. Beberapa penjaga kantor Arema FC mengalami luka-luka dalam kericuhan tersebut.
Setelah kericuhan mereda, massa aksi melakukan orasi di atas sebuah mobil mikrolet yang terparkir di depan store Arema FC.
Setelah orasi selesai. Massa kemudian balik kanan dan meninggalkan kantor Arema FC.
Petugas kepolisian yang datang tidak mampu membendung kericuhan dalam peristiwa itu.
Hingga berita ini diturunkan, kantor Arema FC mendapatkan penjagaan dari petugas kepolisian dan petugas satpol PP Kota Malang.
5. Arek Malang Tuntut Arema FC Mundur
Sementara itu Massa aksi yang mengatasnamakan dirinya Arek Malang telah melakukan unjuk rasa di depan kantor Arema FC pada Minggu (29/1/2023).
Unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut merupakan bentuk protes dari massa aksi yang menganggap bahwa suporter selama ini hanya dijadikan sebagai konsumen.
Berdasarkan sikap yang ditulis massa aksi ini, mereka menganggap, bahwa supporter hanya sebagai konsumen yang bisa seenaknya dieksploitasi tanpa terjamin aspek keselamatannya.
Untuk itu, unjuk rasa yang dilakukan ini ialah bertujuan untuk mengingatkan Arema FC untuk turut bertanggungjawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Massa aksi pun sempat menyampaikan tiga tuntutan.
Pertama menuntut AREMA FC (PT AABBI) selaku klub yang Amoral untuk mundur dari kompetisi.
Kedua menolak segala aktifitas PT AABBI (AREMA FC) sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam tragedi Kanjuruhan di Malang Raya.
Ketiga mendesak PT. ABBI (Arema FC) sebagai subjek hukum (korporasi) untuk Ikut berpartisipasi aktif dalam upaya #USUTTUNTAS Tragedi Kanjuruhan serta kooperatif dalam proses hukum yang berjalan.
Selain itu, massa aksi juga menganggap Arema FC tidak memiliki iktikad baik untuk merespon tuntutan mereka dalam 14X24 jam.
Sebab, massa aksi yang mengatasnamakan Arek Malang ini sebelumnya telah melakukan aksi dua pekan sebelumnya.
Mereka sempat menyegel store Arema FC dan melakukan doa bersama sembari membacakan tiga tuntutan tersebut.
"Sebelum berahirnya deadline tuntutan massa aksi juga berusaha mengingatkan AREMA FC kembali dengan mengirimkan surat terbuka melalui email maupun secara langsung,"
"Namun hingga hari ini belum ada iktikad baik dari korporasi PT. AABBI (AREMA FC) untuk merespon tuntutan dari massa aksi Arek Malang," tulis Arek Malang Bersikap.
Terakhir, massa aksi juga menyampaikan tiga sikap dari Arek Malang tanpa maksud mewakili siapapun.
Pertama menentang keras Industry Modern Football sebagai system tak manusiawi yang nyata-nyata menempatkan supporter menjadi bagian terpisah dari klub dan menganggap supporter hanyalah customer alat pendulang laba.
Kedua, mulai detik ini PT. AABBI (AREMA FC) sebagai korporasi Nir-empati merupakan suatu entitas yang terpisah dari gerakan #UsutTuntas Tragedi Kanjuruhan dan tidak lagi layak menyandang akronim Arek Malang.
Ketiga Arek Malang akan tetap konsisten mengawal perjuangan #UsutTuntas Tragedi Kanjuruhan sampai titik darah penghabisan.
"Sikap dari massa aksi Arek Malang sebagai bentuk akumulasi kekecewaan, titik didih, dan luapan amarah. Sikap ini juga sebagai penanda bahwa berakhirnya hubungan emosional antara Arek Malang dengan PT. AABBI dan bentuk nyata bahwa penghianat akan berjalan sendiri," tulisnya
6. Arema FC Buka Wacana Bakal Bubar
Arema FC dikabarkan bukan opsi mundur dari Kompetisi Liga 1.
Diketahui setelah peristiwa Tragedi Kanjuruhan, Arema FC menjadi klub yang banyak ditimpa masalah.
Mulai dari terusir dari kandangnya sendiri, ditolak di mana-mana, hingga kondisi tim yang kini mengalami trend negatif.
Terbaru, kantor Arema FC menjadi sasaran amukan massa yang mengatasnamakan Arek Malang saat melakukan unjuk rasa pada Minggu kemarin (29/1/2023).
Akibatnya, store Arema FC yang lokasinya berada di sebelahnya mengalami kerusakan yang cukup parah.
Melihat hal tersebut, manajemen Arema FC akan pertimbangkan menempuh keputusan bubar jika situasi memang dianggap tidak kondusif.
Demikian ditegaskan Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI) Tatang Dwi Arfianto menyikapi kondisi di Malang saat ini.
Tatang mengatakan, bahwa Arema FC telah melakukan berbagai macam upaya pasca tragedi Kanjuruhan.
Mulai membuka crisis center untuk membantu penanganan korban. Memberikan layanan trauma healing.
Menghadapi proses dan gugatan hukum baik pudana dan perdata.
Serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi.
"Jika memang upaya dan itikad Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat tidak kondusif, kami manajemen akan mempertimbangkan agar klub Arema FC untuk dibubarkan," ucapnya, Senin (30/1/2023).
Tatang mengatakan, bahwa Arema FC sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan pasca Tragedi Kanjuruhan.
Arema FC juga terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal.
Maka dari itu, jajaran direksi dan manajemen Arema FC sudah berkumpul untuk membicarakan langkah berikutnya seperti apa terkait situasi yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini.
Termasuk untuk mempertimbangkan Arema FC bubar.
"Jika sebelumnya kami memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepakbola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,” tandasnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa yang dialami Arema FC atas insiden ini tetap tidak sebanding dengan rasa duka yang dialami Aremania saat peristiwa Kanjuruhan.
7. Pelatih Arema FC Tolak Berkomentar
Sementara itu Pelatih Arema FC Javier Roca menolak berkomentar terkait wacana Arema FC dibubarkan.
Saat dihubungi tribunmataraman.com, Javier Roca menolak ikut campur polemik pembubaran Arema FC.
"Untuk semua teman-teman wartawan tidak ada komentar apa-apa selain prescon match. Terimakasih" ujarnya secara singkat kepada Tribunmataraman.com Senin (30/1/2023).
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.