KLB PSSI

Daftar 11 Pengurus PSSI Lama Diduga Tak Patuh Rekomendasi TGIPF Maju Lagi di KLB 2023

Diketahui ada 11 pengurus PSSI yang diangap tak patuhi rekomendasi TGIPF (Tim Gabungan Indepen Pencari Fakta) Tragedi Kanjuruhan

Editor: faridmukarrom
tribun bali
Diketahui ada 11 pengurus PSSI yang diangap tak patuhi rekomendasi TGIPF (Tim Gabungan Indepen Pencari Fakta) Tragedi Kanjuruhan 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Daftar 11 Pengurus PSSI yang bakal maju di Kongres Luar Biasa tahun ini.

Diketahui ada 11 pengurus PSSI yang diangap tak patuhi rekomendasi TGIPF (Tim Gabungan Indepen Pencari Fakta) Tragedi Kanjuruhan yang resmi mengajukan diri sebagai pengurus baru.

Diketahui dari 15 nama pengurus inti PSSI periode 2019-2023, 11 diantaranya memutuskan mencalonkan kembali pada KLB 2023.

Rinciannya adalah satu orang yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum, yaitu Iwan Budianto.

Pada KLB 2023, Iwan Budianto mencalonkan diri sebagai Wakil Ketua Umum.

Tentu posisi Wakil Ketua Umum bukanlah posisi yang asing bagi Iwan Budianto.

Pasalnya, posisi tersebut pernah diemban pemilik saham mayoritas Arema FC tersebut sejak mundurnya Edy Rahmayadi dari kursi Ketua Umum PSSI pada 20 Januari 2019.

Sementara nama-nama Komite Eksekutif saat ini yang kembali mencalonkan diri adalah Dirk Soplanit, Endri Erawan, Hasnuryadi Sulaiman, Juni Rahman, Pieter Tanuri, Sonhaji, Ahmad Riyadh, Hasani Abdul Gani, Yunus Nusi, dan Vivin Cahyani.

Ada lima nama Exco saat ini yang mencalonkan diri pada dua posisi sekaligus.

Kelimanya adalah Hasnuryadi Sulaiman, Juni Rahman, Ahmad Riyadh, Hasani Abdulgani, dan Yunus Nusi.

Sementara lima nama lainnya hanya mencalonkan diri sebagai bakal anggota Komite Eksekutif PSSI.

Lima nama tersebut antara lain, Vivin Cahyani, Sonhadji, Pieter Tanuri, Endri Erawan, dan Dirk Soplanit.

Dari daftar nama pengurus ini, tercatat ada tiga nama yang punya saham di klub Liga 1.

Ketiganya adalah Iwan Budianto (Arema FC), Pieter Tanuri (Bali United), dan Hasnuryadi Sulaiman (Barito Putera).

Endri Erawan sendiri sempat menjabat sebagai CEO klub Mitra Kukar sebelum jadi Exco PSSI. Yunus Nusi sebelum jadi Exco PSSI juga pernah berkarir sebagai Direktur Bisnis Persisam Samarinda periode 2009-2014.

Susunan Lengkap Pengurus PSSI 2019-2023 Yang Kembali Mencalonkan Diri Pada KLB 2023.

Ketua Umum: Mochamad Iriawan/Iwan Bule

Wakil Ketua Umum:

- Cucu Soemantri
- Iwan Budianto (Wakil Ketua Umum)

Anggota Exco:
- Yoyok Sukawi
- Dirk Soplanit (Exco)
- Endri Erawan (Exco)
- Haruna Soemitro
- Hasnuryadi Sulaiman (Exco dan Wakil Ketua Umum)
- Juni Rahman (Wakil Ketua umum, Exco)
- Pieter Tanuri (Exco)
- Sonhadji (Exco)
- Ahmad Riyadh (Wakil ketua umum dan Exco)
- Hasani Abdul Gani (Wakil Ketua Umum dan Exco)
- Yunus Nusi (Wakil Ketua Umum dan Exco)
- Vivin Cahyani (Exco)

Poin Kesimpulan TGIPF

Poin kesimpulan TGIPF Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah merampungkan tugasnya dalam melakukan investigas terkait Tragedi Kanjuruhan.

Sejumlah kesimpulan serta temuan itupun diumumkan langsung oleh Ketua TGIPF, Mahfud MD, pada Jumat (14/10/2022).

Pihak TGIPF pun telah membuat sejumlah catatan dan poin-poin kesimpulan serta rekomendasi.

Satu yang paling digarisbawahi adalah bahwa TGIPF menyebut tembakan gas air mata menjadi pemicu kematian massal para suporter dan penonton di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).

Kesimpulan tersebut didapatkan dari rekonstruksi ulang dari tayangan CCTV yang dimiliki aparat.

Menurut Mahfud MD, proses kematian dari gas air mata yang terlihat sangat mengerikan.

Ada yang terinjak-injak hingga mati kehabisan napas.

Berikut sejumlah poin kesimpulan dan rekomendasi dari TGIPF Tragedi Kanjuruhan :

1. Gas Air Mata Jadi Penyebab Utama

 Berdasarkan hasil penyelidikan TGIPF selama 10 hari kerja dalam menguak Tragedi Kanjuruhan, gas air mata disebut jadi penyebab utama kematian massal yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 1 Oktober 2022.

"Kami dari TGIPF kasus Tragedi Kanjuruhan pertandingan sepak bola Arema lawan Persebaya," ujar Mahfud MD saat konferensi pers hasil kerja TIGPF pada Jumat (14/10/2022).

"Fakta yang kami temukan adalah, korban yang jatuh itu proses jatuhnya lebih mengerikan dari yang beredar di media sosial ataupun televisi."

"Karena kita merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat, itu lebih mengerikan dari mati semprot mati semprot."

"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, satu keluar bisa masuk lagi untuk nolong lagi lalu mati."

"Ada yang terinjak-injak mati, ada yang susah bernafas lalu mati, itu terlihat di CCTV," lanjutnya.

Kemudian, Mahfud MD menyebutkan dampak lanjutan yang jauh lebih mengerikan dari tembakan gas air mata aparat keamanan.

Secara tersirat, Mahfud MD menyatakan bahwa tembakan gas air mata membuat para penonton panik.

Hal tersebut yang membuat banyak yang berdesak-desakan di tangga yang menyebabkan banyak yang meninggal dunia, cacat dan sedang kritis.

"Kemudian yang mati dan cacat serta kritis, dipastikan itu terjadi desak-desakan karena adanya gas air mata yang disemprotkan. Itu penyebabnya," ujar Mahfud MD.

"Adapun peringkat keterbahayaan racun pada gas itu sekarang sedang diperiksa oleh BRIN."

"Tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN dari mengoreng kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," lanjut Mahfud MD.

2. Kegagalan PSSI

TGIPF juga menilai PSSI harus bertanggung jawab atas banyaknya korban seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI."

"Namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang."

"Dimana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang," tulis isi surat kesimpulan dan rekomendasi dari TGIPF.

Mahfud MD menyatakan bahwa PSSI gagal memastikan terembannya prinsip dasar dalam penegakan hukum pada kasus Tragedi Kanjuruhan, yaitu keselamatan rakyat.

"Bertanggung jawab itu pertama berdasarkan pada aturan-aturan resmi. Yang kedua berdasarkan moral," ujar Mahfud MD.

"Tanggung jawab berdasarkan aturan itu tanggung jawab hukum. Tapi hukum sebagai norma seringkali tidak jelas, seringkali bisa dimanipulasi."

"Maka naik ke asas. Tanggung jawab asas hukum itu apa? Salus populi suprema lex. Keselamatan rakyat itu adalah hukum yang lebih tinggi daripada hukum yang ada. Ini sudah terjadi keselamatan rakyat terinjak-injak. Lalu ada tanggung jawab moral di atas itu," ujarnya.

3. Minta Diadakan KLB PSSI

Pada poin berikutnya, TGIPF juga meminta kepada pemangku kepentingan PSSI untuk melakukan Kongres Luar Biasa (KLB).

KLB digelar untuk menghasilkan kepemimpinan baru dalam kepengurusan PSSI ke depan.

"Untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan persepakbolaan nasional, pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melakukan percepatan Kongres atau menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan PSSI yang berintegritas, profesional, bertanggungjawab, dan bebas dari konflik kepentingan," papar Mahfud MD.

Sebelumnya, tekanan untuk mundur sudah dirasakan oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan dari para netizen di media sosial.

Mochamad Iriawan dinilai gagal sebagai ketua umum PSSI karena kejadian duka yang terjadi di Malang, Jawa Timur.

4. Tak Izinkan Liga Bergulir

TGIPF juga menyarankan agar kompetisi sepak bola profesional di Indonesia tidak digulirkan terlebih dahulu sampai ada kepengurusan PSSI terbaru.

"Pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan liga sepakbola profesional di bawah PSSI yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sampai dengan terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepakbola di tanah air."

"Adapun pertandingan sepakbola di luar Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tetap berlangsung dengan memperhatikan ketertiban umum dan berkoordinasi dengan aparat keamanan," tulis TGIPF.

Seperti diketahui Tragedi Kanjuruhan membuat jalannya kompetisi sepak bola profesional di Indonesia harus berhenti sejenak.

Awalnya kompetisi baik itu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 berhenti selama dua pekan.

Namun kabarnya bisa melebihi itu dan ada rencana kompetisi dilanjutkan pada akhir November 2022.

Dapatkan berita menarik lainnya di Google News, Klik Tribun Mataraman

(Farid/ tribunmataraman.com)

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved