Liga 2

Bupati Sidoarjo Kecewa Berat PSSI Putuskan Liga 2 Tak Dilanjutkan: Mumet

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengaku kecewa berat dengan keputusan PSSI soal Liga 2 dibatalkan

Editor: faridmukarrom
Taufik
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengaku kecewa berat dengan keputusan PSSI soal Liga 2 dibatalkan 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Kemarahan Bupati Sidoarjo tak bisa dihindarkan usai dengar Liga 2 tak dilanjutkan.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengaku kecewa berat dengan keputusan PSSI soal Liga 2 dibatalkan.

Kemarahan Bupati Sidoarjo ini cukup beralasan karena sejatinya Deltras adalah kontestan Liga 2 yang merangkak ingin naik ke Liga 1.

“Saya, dan kita semua, terkejut plus sangat kecewa mendengar informasi bahwa PSSI memutuskan untuk menghentikan Liga 2 musim ini, setelah sebelumnya memutuskan tidak menggelar Liga 3 Zona Jawa Timur,” kata Gus Muhdlor, Jumat (13/1/2023). 

Menurutnya, keputusan ini merupakan pukulan telak bagi dunia sepak bola Indonesia, khususnya insan sepak bola Kabupaten Sidoarjo.

Sidoarjo memiliki dua klub sepak bola yang bertanding di dua level kompetisi yang berbeda, yakni Deltras di Liga 2 dan Persida di Liga 3. 

“Mereka tak hanya mengusung kebanggaan dan harapan masyarakat Sidoarjo, Pride of The City, tapi juga hadir sebagai bagian dari pembinaan sepak bola di daerah ini,” lanjutnya.

 

Selama ini, kata Muhdlor, Deltras dan Persida menjadi wadah bagi pemain-pemain sepak bola lokal Sidoarjo untuk berkarir. Sejumlah pemain level nasional adalah kelahiran Sidoarjo, dan bibit-bibit pemain sepak bola baru yang bertalenta selalu bermunculan dari kampung-kampung dan desa-desa. 

“Penghentian kompetisi mematikan harapan mereka yang sudah bergabung di Deltras dan Persida untuk menunjukkan prestasi sebagai individu dan tim. Tanpa kompetisi, mereka kehilangan sumber pemasukan untuk perekonomian rumah tangga,” ujar Muhdlor. 

“Pelaku UMKM yang selama ini bergantung pada pertandingan sepak bola juga dirugikan. Manajemen klub yang sudah mengeluarkan finansial untuk membentuk tim dan melakukan persiapan juga rugi besar,” tambahnya. 

Dia menggarisbawahi bahwa semua pihak setuju, insan sepak bola Indonesia harus berbenah, mulai dari pengurus, pemain, dan suporter. Jangan ada lagi Tragedi Kanjuruhan yang berdampak pada sepak bola nasional keseluruhan. Namun lebih dari itu, pembenahan paling serius harus dilakukan di tubuh PSSI

“Ibarat ikan, untuk menilai kualitasnya harus dilihat pada bagian kepala. PSSI adalah ‘kepala’ dari tubuh sepak bola Indonesia, yang harus dijaga kualitasnya,” ujar alumnus Universitas Airlangga tersebut.

 

Pengurus PSSI, tegas Muhdlor, harus profesional dalam bekerja mengelola organisasi dan memanajemen kompetisi. Kompetisi adalah mesin yang harus terus berputar dengan baik untuk memasok pemain-pemain berkualitas bagi tim nasional. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved