Berita Tulungagung
Tim Geologi UPN Yogyakarta Sebut Cuaca Ekstrem Pemicu Utama Tanah Gerak di Tulungagung
Tim Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta menyebut cuaca ekstrem jadi pemicu terjadinya bencana tanah gerak di Kabupaten Tulungagung
Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
Bencana tanah gerak yang terjadi bukan dipicu oleh kondisi lahan yang minim vegetasi.
Masih menurut Prasetyadi, di kawasan bencana ini sebelumnya tidak terjadi rayapan atau pergerakan tanah yang sangat pelan.
Hal ini bisa dilihat dari kondisi pepohonan yang ada di kawasan lereng.
Pohon-pohon ini masih berdiri tegak, tidak ada yang miring.
Berbeda dengan pepohonan di kawasan yang mengalami rayapan, maka tumbuhnya akan miring.
Sebab selama masa pertumbuhan tanah tempatnya tumbuh terus bergerak meski sangat lambat.
"Pohon yang tegak itu menunjukkan tanahnya tidak gerak, atau akarnya menancap di bebatuan sehingga tidak ada rayapan," ungkapnya.
Prasetyadi menegaskan, lokasi tanah di permukiman warga sangat tidak aman.
Pihaknya masih harus menunggu sampai musim hujan ekstrem ini berakhir sebelum menarik kesimpulan.
Karena itu warga tidak disarankan untuk tinggal di rumah-rumah yang terdampak.
Lebih jauh, Tim Geologi dari UPN Veteran Yogyakarta akan melakukan survei menyeluruh di tahun 2023.
Survei ini akan memetakan daerah rawan bencana di seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung.
Hasil akhirnya akan didapat zonasi bencana dalam peta wilayah.
"Ini bagain kerja sama UPN Veteran Yogyakarta dengan Pemkab Tulungagung. Sudah dianggarkan di tahun 2023," pungkasnya.
Sebelumnya ada 8 titik tanah gerak yang menjadi obyek survei tim dari UPN Veteran Yogyakarta ini.