Ajudan Kadiv Propam Tewas Ditembak

Pihak Irjen Ferdy Sambo Ngamuk Brigadir J Dimakamkan Secara Kedinasan oleh Kepolisian

Pihak keluarga Ferdy Sambo mengamuk usai jenazah Brigadir J dimakamkan secara kedinasan usai melaksanakan autopsi ulang.

Editor: faridmukarrom
Istimewa
Penampakan Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J 

TRIBUNMATARAMAN.com - Pihak keluarga Ferdy Sambo mengamuk usai jenazah Brigadir J dimakamkan secara kedinasan usai melaksanakan autopsi ulang.

DIketahui Brigadir J dimakamkan kembali usai dilakukan autopsi ulang.

Pemakaman Brigadir J dilakukan secara kedinasan usai sebelumnya dimakamkan tanpa upacara kedinasan.

Hal in kemudian menimbulkan reaksi, oleh pihak Irjen Ferdy Sambo.

Kuasa hukum istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Chandrawati, Arman Hanis menyangkan adanya upacara kedinasan Brigadir J.

Menurutnya, Brigadir J meninggal dunia lantaran masih berstatus terlapor dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Chandrawati.

Selain itu, Hanis juga memberikan sorotan terkait adanya peraturan Kapolri (Perkap) tentang Tata Upacara Polri.

"Bahwa jelas dalam Perkap tersebut tegas disebutkan meninggal dunia karena perbuatan tercela tidak dimakamkan secara kedinasan, dalam hal ini terlapor (Brigadir J diduga melakukan tindak pidana kekerasan seksual sehingga menurut hemat kami termasuk dalam perbuatan tercela," katanya, Kamis (28/7/2022) seperti dikutip Tribunnews dari Kompas.com.

Adapun pasal yang menjadi acuan pernyataannya yakni pasal 15ayat 1 Perkap Nomor 16 tahun 2014 tentang Tata Upacara Polri.

Pada pasal itu berbunyi:

"Upacara pemakaman jenazah merupakan perwujudan penghormatan dan penghargaan terakhir dari bangsa dan negara terhadap Pegawai Negeri pada Polri yang gugur, tewas, atau meninggal dunia biasa, kecuali meninggal dunia karena perbuatan yang tercela."

Diwartakan sebelumnya, jenazah Brigadir J dimakamkan kembali secara kedinasan setelah menjalani autopsi ulang di RSUD Sungai Bahar.

 Pada saat proses pemakaman terlihat sejumlah polisi melakukan upacara kedinasan saat proses pemakaman kembali jenazah Brigadir J.

Kemudian pada pukul 15.43 WIB, mobil ambulans yang membawa peti mati jenazah Brigadir J datang ke area pemakaman dari RSUD Sungai Bahar yang berjarak dua kilometer.

Berbalut bendera merah putih, peti jenazah Brigadir J pun dikeluarkan dari mobil ambulans.

Selain itu, nampak pula karangan bunga dan foto Brigdari J dalam iring-iringan jenazah.

Kemudian. delapan laras panjang pun ditembakan oleh anggota polisi saat peti jenazah Brigadir J diturunkan ke liang lahat.

Rosti Simanjuntak Sebut Istri Ferdy Sambo

Rosti Simanjuntak hanya menangis histeris saksikan anaknya dilakukan autopsi kembali.

Diketahui Rosti Simanjuntak adalah ibunda dari Brigadir J atau Brigpol Yosua.

Brigadir J sendiri diketahui tewas diduga jadi korban pembunuhan berencana.

Hingga akhirnya pihak keluarga mengajukan autopsi ulang untuk Brigadir J, guna memastikan penyebab pasti kematiannya.

Lalu proses autopsi ulang kemudian dilaksanakan pada Rabu 27 Juli 2022.

Saat hendak melakukan autopsi ulang ibunda Brigadir J nampak histeris.

Rosti tampak lemah dan tak berdaya, dan tangisnya pecah setelah melakukan doa dan ibadah di makam Yosua, sebelum proses penggalian.

Sembari ditopang oleh sejumlah keluarga dari makam menuju ke  luar dari kawasan makam.

"Mana tanggung jawabmu ibu Putri," kata Rosti, sembari tak kuasa menahan tangisnya.

Dalam tangisannya, Rosti juga menyebut  Panglima TNI, hingga nama Putri, yang ia lepaskan dalam tangisannya.

"Tolong kami bapak panglima, tolong kami. Anak kami disiksa," kata Rosti Simanjuntak, setelah selesai menggelar ibadah sebelum penggalian makam.

Tangisan Rosti, juga diikuti oleh keluarga lainnya.

Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua Hutabarat meninggal dunia pada Jumat (8/7/2022) sore.


Keterangan polisi, Yosua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo.

Motif baku tembak, polisi mengatakan berawal dari aksi Brigadir Yosua Hutabarat yang masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo.

Di dalam kamar itu ada istri Ferdy. Yosua disebut polisi melakukan pelecehan dan penodongan senjata.

Kemudian ada teriakan istri Sambo, hingga akhirnya Bharada E turun memeriksa ke arah sumber teriakan.

Dia menegur Yosua yang baru keluar dari kamar, kemudian dibalas tembakan, dan akhirnya baku tembak.

Namun pihak keluarga banyak yang meragukan kronologi tersebut. Apalagi di tubuh Yosua juga ada bekas mirip luka sayatan dan luka lebam.

Selain itu juga merasa janggal dengan lamanya polisi menyampaikan pernyataan pers, yakni 3 hari setelah Yosua meninggal dunia.

Tak hanya itu, kejadian berikutnya juga membuat publik semakin merasa janggal, karena pencabutan decoder CCTV hingga lokasi kejadian yang ternyata tidak juga dipasang garis polisi hingga beberapa hari setelah kejadian.

Penembak Brigadir J Jalani Pemeriksaan 5 Jam

Bharada E yang mengaku menembak Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo menceritakan penembakan ke Komisi Nasional Hak Asasi dan Manusia (Komnas HAM).

Cerita yang dilakukan Bharada E yang juga ajudan Irjen Ferdy Sambo saat diperiksa Komnas HAM, Selasa (26/7/2022).

Dalam pemeriksaan ini, lima ajudan Irjen Ferdy Sambo juga diperiksa di ruang berbeda.

Kedatangan Bharada E paling belakangan dibanding lima ajudan lainnya.

Ia diperiksa selama lima jam dan baru meninggalkan kantor Komnas HAM sekitar pukul 18.24 WIB.

Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, menjelaskan Bharada E banyak mengungkap cerita termasuk soal menembak.

"Sepanjang yang kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal. Salah satunya adalah soal menembak," ujar Anam pada wartawan usai pemeriksaan, Selasa, dikutip dari Kompas.com.

Rupanya cerita Bharada E yang sudah ditunggu masyarakat untuk memgetahui latar belakang masalah, Anam enggan menjelaskan secara rinci.

Anam juga tidak membeber kesimpulan apapun kepada awak media terkait penembakan itu.

Sementara, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, mengungkapkan kematian Brigadir J telah menemukan titik terang usai pemeriksaan Bharada.

"Terkait peristiwanya, waktu kejadiannya, dan lokasi kejadiannya, itu sudah mulai kita temukan titik temunya," ungkap Ahmad dalam tayangan KompasTV yang dikutip Tribunnews.com.

Ahmad menyebut, selama pemeriksaan berlangsung Bharada E tenang.

Bahkan Bharada E bisa melakukan simulasi beberapa adegan kasus yang menjadi perhatian masyarakat itu dengan baik.

"Bharada E cukup tenang ketika memberikan keterangan. Penjelasannya runtut."

"Bahkan ada beberapa hal yang harus disimulasikan dan dia bisa melakukannya dengan baik," urainya.

Selama pemeriksaan berlangsung, Bharada E bangak mengikuti perkembangan kasus Brigadir J di media elektronik.

Bahkan, sebelum mendatangi Komnas HAM, Selasa (26/7/2022), ia sempat menonton YouTube.

“Saya tanya (ke Bharada E), kamu tahu nggak kalau kasus ini menjadi perhatian nasional, disiarkan media-media, dia tahu, kamu nonton tayangan di TV-nya? Dia nonton."

"Bahkan sebelum datang ke Komnas HAM, dia sempat nonton di YouTube, dia tahu ada banyak wartawan di Komnas HAM yang menunggu dia," terang Ahmad Taufan Damanik, dilansir Tribunnews.com.

"Seperti apa kejadiannya, dimulai dari kasusnya bagaimana, juga menjelaskan aspek-aspek lain secara runtut dan tenang," tuturnya, dilansir Tribunnews.com.

Namun, Ahmad menyebut kondisi psikologis Bharada E tak sepenuhnya stabil 100 persen.

Mengingat, ia terlibat dalam kasus besar yang berujung tewasnya seseorang.

"Tetapi tentu saja, kalau dikatakan dia 100 persen stabil ya enggak lah."

"Namanya juga orang yang terlibat dalam suatu kasus besar," pungkasnya.

Penampakan Bharada E saat datangi Kantor Komnas HAM
Penampakan Bharada E saat datangi Kantor Komnas HAM (Tribunnews)

Sebelumnya diberitakan, penyidikan sementara kasus terbunuhnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua di rumah dinas Kadiv Propam non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo berdasarkan CCTV yang diperoleh dari sejumlah titik mulai menunjukkan titik terang.

Rangkaian CCTV dari sejumlah titik termasuk di rumah utama Irjen Ferdy Sambo di Umah Saguling III.

Informasinya, rombongan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi pulang dari perjalanan Magelang sekitar pukul 15.30 WIB.

Sekitar 2 menit kemudian masih tampak Brigadir J di rumah utama.

Tak lama kemudian Putri Candrawathi dan Brigadir J melakukan tes PCR di rumah utama.

Sang istri Putri Candrawathi dan ajudan Brigadir J melakukan tes PCR di rumah.

Padahal di rumah pribadi ada fasilitas PCR, tapi kenapa Irjen Pol Ferdy Sambo mengaku tes PCR di luar?

Sekitar pukul 15.50 WIB, Brigadir J terlihat terakhir kali di CCTV di rumah pribadi.

Dalam rekaman itu terlihat Putri Chandrawati, Istri Ferdy Sambo, berada di rumah singgah Duren III hanya selama 11 menit, mulai pukul 17.10 sampai 17.21 WIB.

Sementara Ferdi Sambo menuju rumah singgah Duren III sekitar pukul 17.12 WIB.

Ia berangkat dari rumah pribadi. Selisih dengan Putri hanya sekira dua menit.

Ferdy dan istri berada di rumah singgah Duren III pada saat hampir bersamaan menumpang dua mobil berbeda yaitu Toyota Alpard dan Lexus.

Jarak antara rumah pribadi di Umah Saguling III dengan rumah dinas di Duren III yang dipakai rumah singgah sekitar 1 km.

CCTV yang kini terus dikaji oleh penyidik yakni dari beberapa tetangga Ferdy Sambo.

Namun yang menjadi sasaran utama penyidik adalah CCTV di rumah dinas dan tetangga sebelah rumah Ferdy serta pos sekuriti.

Namun CCTV itu diketahui rusak setelah diamankan petugas.

Hingga pukul 17.50 WIB, wajah Brigadir J tak terlihat lagi dari rekaman CCTV.

Kemana 1 jam lebih Brigadir J tak kelihatan di CCTV, itu yang masih menjadi pertanyaan besar.

Namun pukul 17.50 WIB, Provos terlihat di lokasi Duren III. Tidak jelas mengapa Provos muncul di lokasi itu.

Sekitar pukul 17.11 WIB terlihat ada mobil Patwal mundur ke TKP atau rumah dinas.

Diasumsikan dalam waktu itu Brigadir J ditemukan tewas dengan posisi tertelungkup dengan kondisi luka tembak dan luka lain.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi, beberapa barang bukti yang diamankan penyidik seperti CCTV dan ponsel sudah ada di Puslabfor dan masih didalami secara
scientific investigation.

"Kalau sudah keluar pasti kita umumkan ke publik. Tim yang dibentuk Pak Kapolri masih bekerja ekstra di lapangan," terangnya.

Di sisi lain juga tersebar kabar, jika barang bukti ponsel milik Brigadir J yang disita diduga bukan milik almarhum.

Ponsel Brigadir Yosua mereknya adalah S****** tapi yang disita merek lain.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved