Berita Gresik
Akhirnya Polisi Menahan Nur Hudi Anggota DPRD Gresik, Tersangka Penistaan Agama Pria Nikahi Domba
Anggota DPRD Gresik, Nur Hudi Didin Arianto akhirnya ditahan di rutan Polres Gresik.
TRIBUNMATARAMAN.com | GRESIK - Anggota DPRD Gresik, Nur Hudi Didin Arianto akhirnya ditahan di rutan Polres Gresik.
Terkait hal ini Badan Kehormatan (BK) DPRD Gresik segera gelar rapat.
Wakil Ketua DPRD Gresik Mujid Riduan selaku Koordinator BK DPRD Gresik mengaku baru mengetahui jika Nur Hudi Didin Arianto ditahan hari ini.
"Kami baru tahu, kami menunggu surat tembusan dari Polres Gresik. Sembari menunggu, kami akan menggelar rapat dengan pimpinan hari Rabu (20/7/2022) besok," kata Mujid, Senin (18/7/2022).
Sebanyak tiga orang telah dimintai keterangan BK DPRD Gresik.
Diantaranya pemilik sound saat pernikahan manusia dengan domba di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng. Kemudian tokoh agama yang memberikan ceramah hingga membaca doa pada saat pernikahan tersebut.
Pernikahan manusia dengan domba betina di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng digelar Minggu (5/6/2022) lalu.
Empat orang ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama oleh Satreskrim Polres Gresik.
Terbaru, Nur Hudi Didin Arianto akhirnya memenuhi panggilan Satreskrim Polres Gresik. Politisi Partai NasDem itu langsung ditahan di Mapolres Gresik.
Nur Hudi merupakan satu dari empat tersangka penistaan agama pernikahan manusia dengan domba pada 5 Juni 2021. Pria yang menjabat Sekretaris Komisi IV DPRD Gresik itu akhirnya menyusul tiga tersangka lain.
Politisi asal Kecamatan Benjeng langsung ditahan di rumah tahanan Mapolres Gresik sekitar pukul 16.00. Usai menjalani pemeriksaan kurang lebih enam jam lamanya di Unit Pidum Satreskrim Polres Gresik.
"Empat tersangka sudah ditahan," singkat Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Wahyu Rizki Saputro.
Nur Hudi sebagai pemilik tempat pernikahan manusia dengan seekor domba betina di pesanggrahan miliknya. Pesanggrahan Keramat Ki Ageng berlokasi di Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.
Ketiga tersangka lain yang ditahan adalah Sutrisna alias Krisna bertindak sebagai penghulu. Kemudian Syaiful Arif sebagai penganti pria. Sutrisna, Syaiful Arif dan Nur Hudi dijerat dengan pasal 156A KUHP tentang penodaan agama.
Sedangkan Arif Syaifullah sebagai pemilik konten Sanggar Cipta Alam dijerat Pasal 44A UU ITE Ayat 2 dan pasal 156A KUHP tentang penodaan agama.
Ketua DPD NasDem Kabupaten Gresik Saiful Anwar mengatakan, tidak ada intervensi dalam kasus yang menyeret anggotanya.
"Kami menyerahkan kepada pihak Polres Gresik untuk menangani sesuai prosedur yang berlaku," imbuhnya
