Pendaki Hilang di Gunung Arjuno
BREAKING NEWS: Seorang Pendaki dari Jakarta Dilaporkan Hilang di Gunung Arjuno
Seorang pendaki gunung bernama Melati Gunawan warga Jakarta Utara dilaporkan hilang kontak di wilayah Gunung Arjuno via Desa Wonorejo, Lawang Malang
TRIBUNMATARAMAN.com | MALANG - Seorang pendaki gunung bernama Melati Gunawan warga Jakarta Utara dilaporkan hilang kontak di wilayah Gunung Arjuno via Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang sejak Minggu (3/7/2022).
Kabar tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan.
Sadono mengatakan jika korban merupakan peserta event Mantra Summit 2022.
Informasi awal menyebutkan peserta harusnya sudah sampai dan melapor di Pos Gombes setelah dari puncak Gunung Arjuno.
Tetapi sampai pukul 19.00 WIB peserta belum melapor ke Pos Gombes.
Kata Sadono, kegiatan pencarian dilakukan oleh Basarnas.
"Kami tidak terlibat operasi di sana. Pencarian dilakukan oleh Basarnas. Posko ops SAR berada di Pos Pendakian Gunung Arjuno Via Lawang," beber Sado.
Hingga sampai saat ini pihak SAR masih melakukan pencarian kepada korban.
Kumpulan Mitos Soal Gunung Arjuno
Sementara itu diketahui Gunung Arjuno yang memiliki ketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut.
Gunung ini secara administratif terletak di wilayah Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Gunung Arjuno terkenal sebagai tempat pemujaan sejak Kerajaan Singosari hingga Kerajaan Majapahit.
Saat ini banyak petilasan yang tersisa peninggalan dari dua kerajaan tersebut.
Gunung Arjuno juga terkenal dengan keindahannya dan menjadi salah satu tujuan pendakian yang banyak diminati.
Selain pesona keindahan alamnya, Gunung Arjuno juga menyimpan mitos-mitos yang konon menyeramkan.
Dirangkum dari berbagai sumber, ada mitos-mitos yang ada di Gunung Arjuno yang perlu kamu ketahui sebelum mendaki ke sana.
1. Tidak Boleh Mendaki dengan Rombongan Berjumlah Ganjil
Gunung Arjuno menjadi salah satu gunung yang memiliki pantangan-pantangan untuk mendakinya.
Salah satu pantangan yang tidak boleh dilanggar adalah mendaki gunung ini dengan rombongan berjumlah ganjil.
Rombongan pendaki yang hendak naik ke puncak Gunung Arjuno lebih baik berjumlah genap.
Hal tersebut telah banyak dipercaya tidak diketahui secara pasti kenapa pantangan ini dibuat.
Namun ada rumor yang menyebutkan bahwa jika mendaki gunung dengan jumlah ganjil, maka ada makhluk lain yang menggenapkan jumlah para pendaki ini.
2. Alas Lali Jiwo
Di Gunung Arjuno juga terdapat sebuah jalur yang dinamai dengan "alas lali jiwo".
Hutan ini dipenuhi oleh pohon cemara yang tumbuh tidak rimbun.
Mitos yang berkembang saat melewati jalur ini para pendaki tidak boleh menyimpan niat buruk di dalam hatinya.
Jika pendaki memiliki niat buruk atau berpikiran sombong, bisa tersesat di jalur ini dan tidak mendapatkan gangguan dari penunggu.
3. Pasar Setan
Ada lagi mitos yang berkembang di Gunung Arjuno ini.
Konon kabarnya ada sebuah pasar yang tiba-tiba bisa muncul di malam hari dan hilang keesokan harinya.
Para pendaki sering merasa mendengar suara-suara seperti keramaian di pasar.
Wilayah yang dianggap sebagai lokasi pasar setan ini berada di jalur sabana luas di Gunung Arjuno.
4. Banyak Petilasan
Di Gunung Arjuno hingga kini masih menyimpan banyak peninggalan kerajaan Majapahit dan Singosari.
Gunung Arjuno menjadi tempat yang penting dalam perjalana sejarah kedua kerajaan ini.
Di gunung ini banyak peninggalan seperti petilasan Eyang Antaboga, Eyang Abiyasa, Eyang Sekutrem, Eyang Sakri, Eyang Semar, Eyang Sri Makutharama dan petilasan Sepilar.
Beberapa petilasan tersebut merupakan situs sejarah yang harus dijaga.
5. Suara Gamelan Ngunduh Mantu
Mitos lain yang juga berkembang adalah suara gamelan yang sering terdengar.
Warga sekitar kerap menghimbau para pendaki untuk berhenti sejenak jika mendengar alunan gamelan seperti saat ngunduh mantu atau prosesi pernikahan Jawa.
Mitos-mitos yang berkembang tersebut tentu saja memiliki banyak makna.
Hal terpenting yang harus dipatuhi saat mendaki gunung adalah tidak merusak alam dan menjaga kesopanan serta situs-situs bersejarah yang ada.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribun Style