Regional
Suami Izinkan Istrinya Jadi Wanita Penghibur, Utang ke Rentenir Menumpuk Hingga Puluhan Juta
Mana ada suami orang lain yang tega melihat istrinya dengan laki-laki lain. Tapi suamiku mengizinkan aku menjual diri demi membayar utangnya.
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM - Istri adalah segala-galanya bagi suami. Namun suami yang satu ini sebut saja namanya Joko justru mengizinkan istrinya menjadi wanita penghibur.
Tindakan Joko menceburkan istrinya sebut saja Ani (26) ke dunia lembah hitam karena sudah pusing memikirkan utang yang menumpuk.
Total utang pada rentenir itu sudah mencapai Rp 42 juta. Itu belum termasuk bunga yang terus berkembang.
Karena selama ini, Joko dan Ani kesulitan keuangan untuk membayar utangnya.
Tak pelak, uang yang dikreditkan oleh rentenir bunganya terus mengalir bak air di sungai.
Ani yang berusia 26 tahun sudah memiliki empat orang anak.
Pertama Ani menikah dengan pria lain dikaruniai seorang anak.
Pernikahan kedua, Ani menikah dengan Joko tahun 2017 dan dikaruniai tiga orang anak.
Dalam kegalauan, Ani yang harus menghidupi empat anak plus suami serta mencicil utang ke rentenir, tiap malam harus mangkal di warung remang-remang.
Ia menjajakan diri di warung sekitaran Pangandaran, Jawa Barat.
Uang yang diperoleh selama menemani pria hidung belang, sebenarnya tak seberapa.
Cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan menyisakan untuk membayar utang.
Memang sejak kecil Ani mengakui hidupnya kurang bahagia karena tak ditunggui orang tuanya.
Di masa anak-anak Ani sudah ditinggal ayahnya menghadap Sang Khalik.
Sementara, ibunya menikah lagi dengan pria lain.
Apalagi hubungan dengan ayah tirinya kurang baik.
Kehidupan keluarga Ani nyaris berantakan setelah ibunya pergi mengadu nasib ke Taiwan menjadi TKW.
Ani menikah muda dengan suami pertama dan dikaruniai satu anak.
Ia kemudian menikah lagi dengan suami kedua pada 2017 dan dikarunia tiga anak sehingga anaknya menjadi empat.

Merantau ke NTT
Ani dan Joko pernah merantau ke Nusa Tenggara Timur (NTT) dan bekerja menjadi tukang servis sofa.
Selama di Kupang, usaha yang digeluti bersama suaminys terbilang lancar dan hasil usahanya bisa menghidupi kebutuhan keluarganya selama 13 tahun.
"Alhamdulillah waktu saya di Kupang usaha suami lancar. Tapi setelah wilayah Kupang NTT dilanda bencana tsunami, usaha saya hancur terhantam tsunami," kata Ani, seperti dikutip Tribun Jabar, Rabu (15/6/2022).
Karena sudah tidak memiliki apa-apa pagi di Kupang, dengan sisa uang yang ada Ani dan suaminya memutuskan pulang ke tempat orang tua Ani di daerah Jawa Tengah.
Suami Ani sendiri orang Jawa Timur.
Selama tinggal di kampung halaman di Jawa Tengah, suaminya menganggur. Karena Joko tidak memiliki keahlian lain selain menjadi tukang servis sofa.
"Suami saya tidak bekerja (menganggur) selama setahun karena tidak punya kenalan di sini dan suami saya tidak punya keahlian lain selain servis sofa," katanya.
Dari keahlian yang dimiliki, pasutri ini memutuskan pinjam uang untuk modal usaha servis sofa.
Ani akhirnya meminjam sejumlah uang kepada beberapa orang rentenir dengan total nominal Rp 42 juta.
"Saya meminjam uang untuk modal usaha pada enam orang, ke rentenir dengan jumlah puluhan juta rupiah untuk buka usaha servis sofa dan sisanya untuk saya jualan sayur keliling," katanya mengenang.
Namun, usaha yang digeluti pasutri ini tak berjalan mulus.
Usaha suaminya sepi pelanggan. Usaha yang ditekuni Ani menjual sayur keliling ke kampung-kampung juga tidak laku hingga banyak sayuran sering busuk.
Sementara itu, setiap hari para penagih utang terus berdatangan, Ani pun bingung.
Apalagi usahanya tidak berjalan alias bangkrut.
Semakin hari, jumlah penagih utang tidak
sedikit.
Para penagih utang atau rentenir datang sembari memaki-maki Ani dengan bahasa kotor karena tidak bisa membayar utang.
"Saya dimaki-maki sama rentenir dengan kata-kata kasar dan sering diancam," keluhnya.
Suami Buka Tangan
Dalam impitan seperti itu, Ani kebingungan.
Karena suaminya tidak mau bertanggung jawab atau buka tangan atas utangnya itu.
Semua tagihan diserahkan pada Ani.
Di tengah kebingungan karena utangnya kian menumpuk dan jenuh atas nasibnya yang terus ditagih utang, ia memberanikan diri menjadi wanita penghibur di warung remang-remang di wilayah Pangandaran.
Ia minta izin suaminya dan suaminya pun mengizinkan Ani untuk menjadi wanita penghibur dengan catatan utangnya bisa lunas.
"Silakan kamu cari duit buat lunasin utang. Mau jadi PSK juga ya enggak apa-apa, yang penting utangnya lunas dan setelah utang lunas, kamu boleh kembali lagi," terang ibu empat anak menirukan ucapan suaminya.
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya, Ani merasa sakit hati.
Karena suaminya setega itu mengizinkan istrinya menjadi wanita penghibur.
"Mana ada suami orang lain yang tega melihat istrinya dengan laki-laki lain. Tapi suamiku mengizinkan aku menjual diri demi membayar utangnya," kata Ani sambil meneteskan air mata.
Menurut Ani, uang yang dipinjam itu dipakai suami untuk buka usaha servis sofa dan jualan sayur keliling.
"Bukannya suami mengusahakan istri, justru suami bilang kepada rentenir, masalah utang itu tanggung jawab istri. Jadi, kalau tidak bisa bayar utang, terserah mau dipenjarakan atau apa juga saya tidak peduli," sesal Ani sambil mengelap lelehan air mata. (Kompas.com)