Sapi di Mojokerto Sakit Massal
Apa Penyebab Ratusan Sapi Limousin dan Sejenisnya di Mojokerto Mendadak Sakit Massal?
Gejala ternak sapi yang terkena penyakit PMK yakni mulut dan hidung mengeluarkan liur berbusa dan terdapat luka di bagian kaki.
TRIBUNMATARAMAN.COM I MOJOKERTO - Peternak sapi di Mojokerto kini dilanda kecemasan.
Pasalnya, sapi jenis unggul yang dimiliki mendadak sakit massal tanpa sebab.
Hingga akhirnya peternak merugi karena terpaksa menjual sapu dengan harga murah.
Rupanya di Mojokerto dijangkiti wabah penyakit hewan menular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi mulai menyebar di wilayah Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Kondisinya kian parah ada ratusan hewan ternak sapi milik peternak di Dawarblandong yang mendadak sakit massal akibat tertular penyakit PMK.
Apalagi, wilayah Dawarblandong merupakan salah satu kawasan dengan tingkat populasi ternak sapi paling besar sesudah kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Sesuai data di lapangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, menyebutkan populasi paling banyak hewan ternak sapi ada di wilayah Dawarblandong.
Jumlahnya mencapai sekitar 7.205 ekor sapi jenis Limousin, Simmental dan sapi PO (Peranakan Ongole) tersebar di 18 desa terancam tertular penyakit PMK tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, drh Agoes Hardjito bersama petugas kesehatan mendatangi kandang sapi milik warga yang terkena penyakit PMK di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Senin (9/5/2022).
Dia memberikan pelayanan pengobatan gratis untuk ternak sapi milik warga yang tertular penyakit PMK sekaligus sosialisasi terkait penanganan penyakit tersebut.
"Jadi melihat gejala klinis ternak sapi milik warga di sini menunjukkan penyakit mulut dan kuku apalagi di sekitar wilayah Dawarblandong ini masuk daerah wabah," ucap Agoes saat ditemui lokasi, Senin (9/5).
Dari pengamatan di lapangan banyak ternak sapi milik warga di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong terkena penyakit PMK.
Bahkan, ada hewan ternak sapi yang kondisinya parah hingga tidak bisa berdiri.
Adapun temuan kasus PMK yang tersebar di wilayah Dawarblandong di antaranya Desa Brayublandong, Desa Pucuk, Desa Suru, Desa Bangeran, Desa Cinandang, Desa Gunungsari, Desa Sumber Wuluh, Desa Cendoro dan lainnya.
Sedangkan, data sementara jumlah hewan ternak sapi yang terpapar penyakit PMK di wilayah Dawarblandong kurang lebih sekitar 106 ekor termasuk sekitar kurang lebih 40 ekor sapi di Desa Suru.
Dari jumlah tersebut satu ekor sapi milik peternak di Dawarblandong dikabarkan mati.
Menurut Agoes Pemerintah Daerah telah berupaya pengendalian wabah dengan cara mengobati ternak sapi yang terpapar penyakit PMK.
Selain itu, sosialisasi secara masif sekaligus penyemprotan desinfektan dan membatasi lalu lintas jual beli ternak dengan menutup enam pasar hewan di Kabupaten Mojokerto.
"Upaya kita hewan ternak sapi yang sakit kita obati sampai sembuh dan memberikan pengobatan gratis tidak dipungut biaya agar tidak menjadi beban peternak," jelasnya.
Agoes menerangkan supaya masyarakat jangan panik dan menjual ternak sapi dalam kondisi sakit. Pasalnya, selain merugi harga jual bakal anjlok lantaran kondisi sapi sakit dan dapat menular ke hewan jika dibawa ke daerah lain.
Penyakit PMK pada ternak sapi ini bisa disembuhkan sekitar 10-14 hari diobati menggunakan Analgesik antipiritik (obat anti demam) antihistamin, vitamin dan antibiotik.
Sedangkan, angka kematian penyakit PMK pada ternak sapi rendah sekitar 1-5persen namun dengan tingkat sakit dan penularan yang tinggi.
"Kita juga berikan obat semprot untuk membersihkan kandang sapi untuk warga atau peternak di Dawarblandong," ungkapnya.
Dia menyebut penyebaran penyakit menular PMK pada hewan ternak sapi ini begitu cepat menyebar di wilayah Kabupaten Mojokerto.
"Karena ini virus sehingga penyebaran sangat cepat paling banyak (Penyakit PMK) di kawasan Pacet dan Dawarblandong karena populasi ternak sapi di daerah tersebut sangat banyak," bebernya.
Ketua kelompok tani Desa Suru, Rumadi (63) mengatakan wabah penyakit PMK pada ternak sapi di desanya sudah terjadi sekitar dua pekan lalu.
Gejala ternak sapi yang terkena penyakit PMK yakni mulut dan hidung mengeluarkan liur berbusa dan terdapat luka di bagian kaki.
Warga berupaya mengobati ternak sapi yang terkena penyakit PMK dengan berbagai obat namun tidak kunjung sembuh.

"Dampaknya ternak sapi jadi tidak doyan makan di sini Desa Suru kurang lebih ada 50 kandang dan sekitar lebih dari 100 ekor mengalami gejala seperti itu (Penyakit PMK)," terangnya.
Dia menjelaskan peternak terancam merugi puluhan juta apabila ternak milik mereka sakit hingga berisiko mati. Ternak sapi menjadi kurus lantaran tidak mau makan akibat terkena penyakit PMK.
Bahkan ada warga yang panik terpaksa menjual sapi dalam kondisi sakit dengan harga miring yaitu jika harga normal Rp 25 juta yang hanya laku Rp16 juta.
"Ya warga panik menjual sapi dengan harga murah jelas merugi sekitar R 7 juta per ekor," ucap Rumadi.
Rumadi juga terpaksa menjual sapi milik sebelum hewan ternak-nya terjangkit penyakit PMK.
"Saya jual sapi karena takut sapi-nya sakit tadi kondisinya sehat dijual Rp 29,5 juta" pungkasnya.
Warga hanya bisa pasrah dan berharap wabah penyakit PMK segera berakhir dan kondisi ternak sapi kembali pulih.
"Harapan kami ada bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto untuk mengobati sapi yang sakit agar warga bisa tenang tidak kepikiran karena takut ternak-nya mati," imbuh Rumadi. (Mohammad Romadoni).