Berita Tulunaggung
Flushing Waduk Wlingi, Gogo Mania Tulungagung Berebut Ikan Bekel Yang Dikenal Lezat
Ratusan orang di Tulungagung memanfaatkan momentum flushing waduk Wlingi untuk menangkap ikan-ikan mabuk yang terbawa aliran air.
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Ratusan orang berlomba-lomba mencari ikan mabuk di Sungai Brantas Kabupaten Tulungagung, Selasa (22/3/2022).
Proses flushing atau penggelontoran di Waduk Wlingi dan Lodoyo di Kabupaten Blitar membuat banyak ikan mabuk yang terbawa aliran air.
Flushing dilakukan dengan membuka pintu air di dalam waduk, dengan tujuan membuang sedimen yang terbentuk.
Flushing oleh warga disebut pladu, menjadi saat yang paling ditunggu para gogo mania.
Gogo mania adalah sebutan para pencari ikan yang menggunakan alat tangkap sederhana.
Sebutan gogo mania membedakan dengan pemancing atau mancing mania, serta penembak ikan.
Dengan menggunakan berbagai alat tangkap mereka berebut ikan.
Seorang warga Desa Tapan, Kecamatan Kedungwaru bernama Imam (42), mengaku sudah mulai turun ke sungai sebelum subuh.
"Saya mulai dari Rejotangan karena sana kan lebih dulu dilewati air. Setelah agak siang pindah ke sini," ucap Imam saat ditemui di aliran Sungai Brantas Desa Tapan, kecamatan Kedungwaru.
Jenis ikan yang paling diburu adalah bekel.
Ikan ini bentuknya mirip ikan patin, namun mempunyai sirip panjang.
Sirip ini juga dikenal tajam dan mengandung racun.
Selain bekel, ada pula ikan bader, mujair putihan dan garingan.
Imam yang keluar dari aliran Sungai Brantas pukul 10.30 WIB mendapatkan setengah karung ikan, didominasi bekel.
"Beratnya lebih dari 10 kilo. Nanti mau diolah sendiri," ucapnya sambil karung berisi ikan hasil tangkapannya.
Salah satu warga yang berhasil menangkap ikan bekel ukuran besar adalah Siboen (57).
Warga Desa Tapan ini berhasil menangkap ikan dengan berat lebih dari 3 kilogram.
Besarnya lebih besar dari ukuran betis kakinya.
"Ya memang harus hati-hati karena siripnya sangat beracun. Tapi ikannya paling enak," ucapnya.
Hebatnya Siboen menangkap ikan ini dengan tangan kosong.
Agar tidak terkena sengatnya, Siboen harus berlaku lembut dan memegang ikan tepat pada insangnya.
Namun jika terlanjur kena sirip beracunnya, pertolongan pertamanya dengan mengencingi luka yang kena racun.
"Racunnya bisa hilang dengan air kencing. Itu pertolongan yang bisa dilakukan jika jauh dari rumah," ucap Siboen.
Karena terkenal enak, warga memilih mengolah sendiri bekel yang ditangkap.
Padahal ada pelaku usaha kuliner iwak kali (ikan sungai) yang mau membelinya.
Ikan ini paling lezat jika dijadikan olahan botok. (David Yohanes)