Wisata Kediri
Menikmati Sensasi Durian Lokal Khas Desa Krenceng Kediri, Lokasinya di Area Wisata Ragil Kuning
"Jadi selain rasa manis, biasanya durian kita juga ada sedikit rasa pahit yang khas. Rasa seperti itu yang kadang dicari banyak orang," ungkapnya.
Penulis: Farid Mukarom | Editor: Anas Miftakhudin
Menurut Sumari, jika sudah waktu musim panen antara bulan Desember hingga Februari.
Banyak pengunjung yang datang ke Desa Krenceng dan Ragil Kuning untuk menikmati durian lokal.
"Banyak juga tengkulak ambilnya dari Krenceng. Kalau harga segitu memang murah, bahkan kalau benar - benar panen, biasanya paling mahal cuma Rp 35 ribu," ungkapnya.
Sumari menyampaikan, durian lokal Krenceng sudah diakui oleh banyak pihak. Bahkan pembelinya tak hanya area Kabupaten Kediri.

"Kadang ada orang dari Banten, Surabaya, Bandung, Jogja cari durian ke sini," tuturnya.
Selain itu lanjut Sumari, yang menjadi ciri khas dari durian Krenceng adalah adalah rasa pahit yang cukup kuat.
"Jadi selain rasa manis, biasanya durian kita juga ada sedikit rasa pahit yang khas. Rasa seperti itu yang kadang dicari banyak orang," ungkapnya.
Sumber Air Wisata Ragil Kuning
Sementara itu Sumari menjelaskan terkait sejarah sumber air Ragil Kuning. Dimana sumber air ini sudah ada sejak era kolonial Belanda dan digunakan untuk memasok air ke Rumah Sakit Perusahaan Perkebunan bernama Handelsvereeniging Amsterdam (HVA).
"Aset peninggalan sejarah itu masih terjaga. Anda masih bisa melihatnya langsung. Beberapa alatnya, misalnya, pipa bawah tanah yang membentang sepanjangan sekitar 5 kilometer dari lokasi sumber menuju rumah sakit HVA Pare," ungkap Sumari.
Oleh sebab itu melihat pancuran air yang masih ada di sumber krenceng, Sumari mempunyai ide untuk membangun kolam renang buatan dan pemancingan. Dimana air yang didapatkan ini berasal dari sumber krenceng.

"Di sini kemurnian air sangat terjaga dan tanpa bahan kimia. Kalau mau minum langsung gak apa, pasti rasanya segar," jelasnya.