Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Siapa Wanita dan 2 Pria di Malam Jelang Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Di TKP saya melihat ada 5 orang. 3 perempuan , 2 laki-laki. Itu gak lama sih, sebentar. Melintas sekitar 55 sampai 60 km per jam lah
TRIBUNMATARAMAN.COM - Kematian ibu dan anak di Subang, Ny Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu yang berlangsung 18 Agustus 2021 sudah memasuki hari ke-100.
Namun penyidik gabungan dan Polres Subang, Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri belum membongkar tabir kematian ibu dan anak, walau sudah mengantongi beberapa alat bukti.
Lamanya waktu bergulir, penyidik kian banyak informasi yang dikumpulkan dari saksi atau masyarakat.
Bahkan masyarakat turut membantu untuk menguak dan mencari informasi atas kejadian yang menghebohkan itu.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Misteri Mbak Suci, terdapat video kesaksian dari tiga orang yang baru saja diperiksa di Polda Jawa Barat, Kamis (25/11/2021).
Ketiga saksi tersebut semuanya laki-laki dan mengaku turut diperiksa soal kasus Subang.
Saksi pertama yang wajahnya di-blur dan namanya tak diberitahu, mengaku ia ditanya penyidik soal apa yang dilihatnya saat melintas rumah Tuti pada malam pembunuhan.
Pria ini mengaku melintas di TKP menjelang tengah malam.
"Yah paling ditanya pas saya melintas di depan TKP, sekitar pukul 23.40 WIB," katanya.
Ia mengaku melintas saat perjalanan pulang ke daerah Kasomalang.
"Pulang dari rumah saudara mau ke Kasomalang," katanya.

Ketika melintas di TKP, ia mengaku melihat lima orang di TKP kasus pembunuhan.
"Di TKP saya melihat ada 5 orang. 3 perempuan , 2 laki-laki. Itu gak lama sih, sebentar. Melintas sekitar 55 sampai 60 km per jam lah," katanya.
Tak hanya melihat lima orang, ia juga mengaku melihat mobil Alphard.
"Posisi Alphard di luar menghadap ke garasi, posisi mobilnya mati. Iya (banyak orang)," katanya.
Meski begitu hingga kini belum diketahui siapa sosok 3 wanita dan 2 laki-laki tersebut.
Saksi lainnya pun mengungkapkan hal serupa.
Ia mengaku melihat sebuah kendaraan di TKP saat tengah malam.
"Saya melihat ada kendaraan di sekitar TKP pas pulang dari rumah teman, pukul 12 lebih," katanya.
Diketahui bersama, jasad Tuti dan Amalia Mustika Ratu ditemukan dalam bagasi mobil Alphard.
Sewaktu jasad ditemukan, posisi mobil ada di garasi menghadap ke arah jalan.
Sementara itu saksi yang lain mengaku melihat seseorang saat pagi hari, Rabu (18/8/2021).
"Saya cuman lihat seseorang di situ pagi, terus pulang masih ada orang itu," katanya.
Pria ini mengaku melihat seseorang di TKP pembunuhan ibu dan anak sekitar pukul 07.00 WIB.
"Di tempat kejadian, sekitar jam 6 - jam 7 lah," katanya.
Yosef dalam acara Aiman Kompas TV mengaku pertama kali sampai di rumah Tuti pukul 07.15 WIB.
Saat itu Yosef mengaku pulang ke rumah Tuti untuk mengambil stik golf.
Meski demikian, belum jelas seseorang yang dilihat saksi kedua itu Yosef atau bukan.
Sementara itu, pengakuan Mang S lihat mobil Alphard kepada Kades Jalan Cagak, İndra Zainal.
Mang S mengaku sempat melihat mobil Alphard hitam itu hendak keluar dari TKP rumah korban.
Kejadian itu terjadi pada hari Rabu (18/8/2021), pagi dimana jasad Tuti dan Amelia ditemukan.
Saat itu, diduga pembunuh Tuti dan Amalia itu akan kabur sambil membawa jenazah.
Namun aksinya gagal gara-gara terhalang oleh sopir angkot.

Kejadian bermula, ketika Mang S sedang naik angkot sekira pukul 06.30 WIB.
Lewat depan rumah almarhumah Tuti dan Amalia, Mang S terkejut lantaran sopir angkot tiba-tiba menghentikan lajunya.
Ternyata saat itu, sang sopir angkot kaget karena ada mobil Alphard dari rumah Tuti mendadak mundur ke jalan raya.
"Pada waktu itu saya kan lagi di belakang (di dalam angkot bagian penumpang). Tiba-tiba mobil angkot yang ditumpangi. Saya itu berhenti mendadak. Saya cuma nengok aja ke depan.
Pas nengok ke depan, ternyata ada mobil Alphard parkir," ungkap Mang S dikutip TribunnewsBogor.com dari kanal Youtube Indra Zainal channel edisi tayang Selasa (26/10/2021).
Kaget, sopir angkot itu spontan memarahi pengemudi mobil Alphard dari rumah Tuti tersebut.
"Terus sopirnya sambil bilang (ke pengemudi Alphard) 'Kamu bisa bawa mobil enggak?'. Saya dengar segitu, Saya mainin HP lagi," ujar Mang S.
Lebih lanjut, Mang S pun menjelaskan detail posisi mobil Alphard tersebut.
Diungkap Mang S, mobil Alphard tempat jasad Tuti dan Amalia itu sempat mundur ke jalan raya.
"Jadi posisinya mobilnya sudah di pinggir jalan?" tanya Indra Zainal.
"Mobilnya lagi mundur, jadi kehalang, angkot mau lewat," kata Mang S.
"Jadi mobil Alphard itu mau ke atas, ke TKP?" tanya Indra Zainal.
"Enggak. Dari rumah mundur ke belakang ke bawah," imbuh Mang S.
Setelah dimarahi sopir angkot, pengemudi Alphard itu kembali masuk garasi rumah korban.
"Cuma gini (sopir angkot sempat memaki pengemudi Alphard Tuti) 'bisa enggak bawa mobil'. Udah gitu aja. Terus langsung bawa mobil lagi ke atas (rumah Tuti)," ungkap Mang S.
Saksi Mang S, mengaku tak melihat jelas sosok pengemudi Alphard tersebut.
Hal itu lantaran ia fokus mainkan HP dan tak fokus ke depan ke arah mobil Alphard.
"Saya enggak fokus ke depan, Saya langsung main HP lagi," ujar Mang S.

Seperti diketahui, ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan tak bernyawa di bagasi mobil Alphard yang terparkir di rumahnya di Dusun Ciseuti, Subang, 18 Agustus 2021.
Ketika ditemukan, kedua jasad ditumpuk dalam kondisi tidak mengenakan baju.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi A Chaniago sebelumnya mengatakan, sejak 15 November 2021 kasus Subang ditangani Polda Jabar.
Sudah ada sekitar 55 saksi, menurut Erdi, yang semuanya sudah dimintai keterangan pihak kepolisian.
Erdi mengatakan para calon tersangka sudah mengerucut, meski demikian penetapan tersangka belum dilakukan karena berhati-hati.
"Nanti kita akan pelajari lagi oleh Polda Jabar. Apabila sudah mengerucut dan sesuai dengan yang disampaikan atau yang diperiksa oleh Polres Subang, ya mungkin itu akan difokuskan lagi, jadi kita menunggu saja," ucap Erdi.
Sejumlah saksi diperiksa di Polda Jabar Sejauh ini, lanjutnya, Polda Jabar sudah memeriksa beberapa orang saksi terkait pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Sudah ada dua atau tiga yang dimintai keterangan di Polda, jadi kita menunggu," ucap Erdi.
Tuti Diduga Sudah Menjadi Target
Sebelumnya diberitakan, kematian ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, Ny Tuti Suhartini (55) dan Amelia Mustika Ratu (23) diduga kuat sudah direncanakan dengan motif penculikan tapi berakhir pembunuhan.
Dikutip dari tayangan Youtube Denny Darko dengan durasi 11:35 dengan dokter ahli forensik Mabes Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanto ada yang menarik dalam sesi ini.
Pada menit 11:42 atau menjelang akhir, dr Sumy Hastry sempat mengungkapkan.
"Dari dua jenazah sebenarnya hanya satu, tapi kenapa yang satu ikut meninggal dunia. Padahal bukan To-nya kan. Ya mungkin waktu itu dia melihat, dilindungilah apa adanya jangan dipindahin jenazahnya jangan diangkat, tapi... (pembicaraan terputus).
Dari pembicaraan ahli forensik itu, muncul sinyalemen jika orang yang pertama kali dibunuh oleh pelaku adalah Ny Tuti Suhartini.
Karena Amelia Mustika Ratu mengetahui sehingga melakukan perlawanan akhirnya memicu pembunuhan berikutnya.
Diduga kuat, korban yang sengaja dihilangkan oleh kawanan pelaku adalah korban Tuti.
Indikasi itu muncul, karena Tuti sudah menjadi TO oleh pelaku yang jumlahnya lebih dari tiga orang.

Bahkan pembunuhan itu sudah direncanakan dengan matang oleh eksekutot.
Namun perkara apa yang mendasari kasus ini, penyidik masih berusaha untuk mengungkapnya.
Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti terlibat dalam penyelidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, ternyata sempat didatangi korban pembunuhan di Subang dalam mimpinya.
Di mimpi itu, korban pembunuhan di Subang meminta tolong dr Hastry untuk menyelesaikan kasus ini.
Hal itu diungkapkan dr Hastry dalam wawancara yang diunggah di channel youtube Denny Darko, Rabu (24/11/2021).
Seperti diketahui, Dr Hastry mulai mengautopsi jasad korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu pada tanggal 2 OKtober 2021.
Padahal kasus pembunuhan itu sudah terjadi pada tanggal 18 Agustus 2021.
Dari rentang waktu itu, dokter asli Semarang, Jawa Tengah ini banyak mendapat pesan dati netizen di media sosialnya untuk membantu penyidik mengungkap kasus pembunuhan di Subang.
Selain dari penyidik, ternyata dr Hastry juga didatangi korban di mimpinya.
"TIba-tiba, korban datang dan minta tolong.
Saya memutuskan untuk ke Subang.
Saya didatangi lewat mimpi," ungkap dr Hastry.
Karena mendapat petunjuk dimintai tolong korban dan diminta masyarakat, akhirnya dr Hastry pun ke Subang dan mengautopsi ulang jenazah Tuti dan Amel.
Dari hasil pemeriksaannya, dr Hastry memastikan saat ini penyidik sudah menemukan dua alat bukti yang akan dijadikan untuk penetapan tersangka.
Apakah tersangkanya termasuk dari saksi yang kerap dimintai keterangan polisi, dr Hastry mengatakan bukan kewenangan dia mengungkapkan ke publik.
Dia hanya menjelaskan dalam kasus apapun kalau dalam pemeriksaan ternyata saksi itu terbukti, statusnya bisa dinaikkan menjadi tersangka.
Dr Hastry juga memastikan jika dalam kasus ini polisi tidak membutuhkan pengakuan tersangka.
Menurutnya, jika alat bukti sudah terkumpul dan sesuai undang-undang, sudah bisa dipakai untuk menjerat tersangka.
"Minimal dua alat bukti sudah bisa dilanjutkan dan disidang," tegasnya.
Lalu, bagaimana meyakinkan hakim kalau tersangka terus mengelak?
Menurutnya nanti ahli akan memberikan kesaksian sesuai keilmuannya masing-masing.
"Kalau saya keadaan jenazahnya karena forensik patologi. Dari DNA ada ahli DNA. Lalu, dari detektor kebohongan. Ahli IT, bisa didatangkan juga ke pengadilan.
Pengakuan tidak diperlukan, memenuhi dua alat bukti sudah lengkap," tegasnya.
Pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat dipastikan memahami ilmu forensik, namun dalam pelaksanaannya terburu-buru sehingga masih meninggalkan jejak.
Hal ini diketahui dari kondisi jenazah korban korban yang dimandikan dan lokasi kejadian yang banyak genangan air untuk membersihkan sidik jari.
dr Sumy mengakui bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat faham dunia forensik.
Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena saat ini sangat mudah mengakses pengetahuan tentang forensik.
Meski memahami forensik, namun kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sempurna.
Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jati di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar dan di mobil.
Bahkan di setir mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.
"Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat.
Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga," ujar dr Hastry dikutip dari channel youtube Denny Darko yang tayang, Selasa (23/11/2021).
Diakui dr Hastry, sidik jari memang bisa dibersihkan dengan sabun. Karena itu jenazah kedua korban sengaja dimandikan.
Di jenazah korban ini, Hastry mengaku memang tidak menemukan satu pun sidik jari.
Selain karena dimandikan, seusai dibunuh jenazah langsung diautopsi tanpa dilakukan swab lengkap.
"Otomatis sidik jari yang ada di situ hilang," akunya.
Meski begitu, petunjuk yang didapat dinilai sudah sangat kuat untuk menjadi alat bukti yang bisa menjerat tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.
Apalagi, bukti yang didapat dr Hastry ini juga akan dikolaborasikan dengan sejumlah alat bukti lain seperti file detektor kebohongan, psikologi forensik hingga ilmu grafologi.
"Kepolisian didukung oleh tim forensik menyeluruh ilmunya," tegasnya.
Saat ditanya, apakah yang ditemukan sangat kuat, tidak bisa terkontaminasi atau diframing? dr Hastry dengan tegas menyebut alat bukti yang ditemukan itu adalah sesuatu yang mutlak.(Surya.co.id/
TribunnewsBogor.com)