Berita Tulungagung
RSDC UIN Tulungagung Ditutup, Tagana Membongkar Tenda dan Shelter Tombo Kangen
Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Tulungagung membongkar shelter tombo kangen di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) UIN Tulungagung
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Tulungagung membongkar shelter tombo kangen di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) UIN Tulungagung.
Shelter tombo kangen adalah inovasi Tagana Tulungagung untuk bisa mempertemukan pasien Covid-19 dan keluarganya dengan cara yang aman.
Selain ruangan tembus pandang ini, Tagana juga membongkar semua tenda yang dipakai di RSDC UIN Tulungagung.
Hari ini adalah hari terakhir Tagana membantu pelayanan pasien Covid-19 di RSDC UIN Tulungagung.
Sejak 20 September kemarin, RSDC yang menempati gedung Rusunawa dan Mahad UIN Tulungagung ini sudah kosong dari pasien Covid-19.
"Terakhir ada tujuh pasien yang keluar, tanggal 20 September kemarin pukul 10.34 WIB. Setelah itu RSDC UIN tidak lagi menerima pasien," ungkap Imam Syafi'i, Koordinator Tim Dukungan Psikososial Tagana Tulungagung.
Tagana Tulungagung menjadi ujung tombak pelayanan pasien Covid-19 di RSDC UIN Tulungagung.
Mereka berjaga selama 24 jam melayani kebutuhan pasien.
Para relawan di bawah Dinas Sosial ini telah bekerja sejak April 2020.
"Jadi total kami sudah berjaga di RSDC UIN Tulungagung selama 17 bulan. Untuk sementara kami ditarik ke Dinas Sosial," sambung Imam.
Sebanyak 32 anggota Tagana Tulungagung sementara waktu bersiaga di Posko Dinsos.
Mereka akan digeser ke RSDC Rusunawa Jepun, yang kini menjadi ujung tombak lokasi isolasi pasien Covid-19 di Tulungagung.
Masih menurut Imam, nantinya 50 persen kekuatan akan ditugaskan di RSDC Rusunawa Jepun secara bergilir.
"Sampai sekarang belum ada pasien di RSDC Jepun dan semoga tidak ada pasien. Tapi kami disiagakan, mengantisipasi jika nanti ada pasien yang masuk," ungkap Imam.
Sementara Masjid Baru UIN Satu Tulungagung juga sudah berbenah.