Berita Nganjuk
Cerita Galih Setyo Jatmiko Owner Twins Makeupartis Nganjuk Melawan Stigma Pria Tak Boleh Jadi Perias
Tidak mudah bagi Galih Setyo Jatmiko merintis jalan sukses menjadi Make Up Artist. Dia harus melawan stigma bahwa laki-laki tak boleh jadi perias
TRIBUNMATARAMAN.com | NGANJUK – Merintis karir sebagai makeup artist tak mudah bagi Owner Twins Makeupartis, Galih Setyo Jatmiko.
Pria 34 tahun ini mengaku sempat ditentang oleh keluarganya saat pertama kali mencoba terjun dalam dunia makeup.
Galih mengatakan, masih banyak masyarakat terutama di desa yang menganggap aneh laki-laki yang bekerja sebagai perias.
Padahal menurutnya, laki-laki atau perempuan tidak memengaruhi kualitas makeup yang dihasilkan.
“Di kalangan masyarakat ketika awal saya terjun jadi MuA dianggap aneh kalau laki-laki jadi perias. Bahkan saat itu keluarga besar saya menentang saya menjadi perias,” ungkap Galih, Jumat (17/9/2021).
Ia mengaku, sering membeli peralatan untuk makeup secara sembunyi-sembunyi di awalnya memulai karir. Hal itu dilakukannya supaya orangtua atapun anggota keluarganya yang lain tidak tahu.
“Kalau ketahuan dimarahi habis-habisan dulu. Orangtua dan keluarga besar benar-benar menentang. Jadi mau gak mau belinya diam-diam,” ujar Galih.
Galih yang mulai terjun dalam bidang makeup di tahun 2014 tersebut mengaku sempat kesulitan jika ingin mendalami dunia makeup karena kendala keluarga besar yang tak setuju.
Bukannya menyerah, Galih justru semakin giat belajar memperdalam ilmu riasnya. Menurutnya, selama ia memiliki niat baik untuk membantu para calon pengantin mewujudkan wedding dream mereka, menjadi perias bukanlah sebuah kesalahan.
“Malah sekarang banyak MuA yang terkenal justru kebanyakan laki-laki. Karena menurut saya, banyak MuA laki-laki yang berani berkreasi dan membuat makeup yang berkarakter sesuai branding mereka,” jelasnya.
Melihat perkembangan bisnis Twins Makeupartis yang semakin maju, lambat laun keluarga Galih mulai mendukung karirnya.
Buka pertama kali saat pandemi, ternyata tak hanya permasalahan dukungan keluarga yang jadi hambatan. Pandemi yang membatasi ruang geraknya juga membuat sebagian kliennya takut.
“Akhir tahun 2020 kemarin sempat didiagnosa positif Covid-19. Saat itu perlakuan pasien Cobid-19 jauh berbeda dengan sekarang. Dulu masyarakat masih takut-takutnya dengan Covid. Sekarang kalau positif tinggal isoman 14 hari cukup,” jelas Galih.
“Saat itu, meski sudah dinyatakan sembuh banyak klien calon pengantin yang masih khawatir. Ini jadi ujian besar buat saya sampai awal tahun 2021 ini,” tambahnya.
Galih bahkan mengaku ia sempat down saat berada di masa sulit tersebut. Twins Makeupartis yang baru berjalan satu tahun harus menemui banyak kendala.